بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
NASEHAT #3 HUBABAH UMMU SALIM
Allah ﷻ berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَاقُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَقُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. AN NUR : 30)
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, untuk menundukkan pandangan mereka, dan Bagaimana keadaan kita dengan perkara menundukkan pandangan ini ?
Sayyidah Fathimah putri dari manusia terbaik di muka bumi ini, beliau menundukkan pandangannya, beliau mengungguli pencapaiannya, dan pencapaian beliau yang tertinggi yaitu rasa malu.
Sayyidah Fathimah jika Sayyidina Ali menghadap kepadanya, maka beliau bertanya mengenai tambahan ilmu, dan setiap hari beliau bertambah ilmu dari suaminya. Beliau merasa ingin terus bertanya dan mendengar apa yang Sayyidina Ali dengar dari Rasulullah ﷺ dan begitulah seterusnya.
Sayyidah Fathimah bertanya, “Apa yang hari ini beliau sampaikan wahai Ali ?”, “Wahai Fathimah hari ini Rasulullah ﷺ memberikan pertanyaan, namun tidak ada satupun dari kami yang dapat menjawabnya.
Rasulullah bertanya kepada kami, “Siapa itu wanita yang terbaik ?” Maka Sayyidah Fathimah berkata, “Bolehkah kau izinkan aku datang kepada Rasulullah dan menjawab pertanyaan tersebut?”
Sayyidina Ali pun mengizinkan Sayyidah Fathimah mendatangi Nabi ﷺ yang kebetulan rumahnya berada di samping pintu kamar Sayyidah Fathimah.
Akhirnya Sayyidah Fathimah pun mendatangi Rasulullah. Pada saat itu, beliau datang di waktu awal Isya, yang pada masa itu tidak umum seseorang berkunjung ke rumah orang lain pada jam tersebut. Maka, Rasulullah sedikit khawatir, takut kalau puterinya terdapat masalah dengan suaminya, dari bentuk begitu cintanya Rasul kepada puterinya.
Sayyidah Fathimah berkata, “Aku datang kesini karena aku bertanya kepada Ali apa pelajaran yang ia dapat hari ini dari mu Wahai Rasul ﷺ, dan Ali berkata bahwa engkau menanyakan masalah yang tidak satupun orang yang mampu menjawabnya, engkau bertanya tentang siapa wanita terbaik.”
Rasulullah ﷺ pun menjawab, “Betul aku bertanya tentang pertanyaan itu.” dan kala itu Rasulullah sedang duduk di tempat duduknya.
Sayyidah Fathimah pun menjawab, “Sebaik-baiknya wanita adalah ia yang tidak melihat laki-laki dan tidak dilihat laki-laki.”
Lalu apa yang dijawab oleh Rasulullah saat itu ? Saat Nabi mendengar jawaban putri tercintanya, seketika itu juga berdiri Rasulullah ﷺ yang sedang duduk itu dan mencium kening Fathimah. “Sungguh Demi Allah Wahai Fathimah engkau benar-benar puteri Muhammad yang sesungguhnya, maka aku jadikan ibu dan ayahku sebagai tebusannya.”
Dan ulama mengatakan ini adalah Fatwa Fathimiyah yang ditandatangani dan disetujui langsung oleh manusia terbaik di muka bumi ini (Rasulullah). Ini bukan ditandatangani dengan pulpen, namun Rasulullah menyetujui langsung dengan mencium kening Fathimah dengan mulutnya.
Lalu…. Bagaimana nasib kita dalam mengamalkan fatwa ini? Dimana kita akan mengamalkan fatwa ini? Dimana kita meletakkan fatwa ini? Kenapa kita tidak menjalankan fatwa ini? Mengapa kita menganggap remeh fatwa ini? Mengapa pula kita melalaikan fatwa ini?
Semoga Allah mengembalikan kita kepada-Nya, memandang kita dengan pandangan-Nya, dan menanamkan dalam diri kita rasa takut, rasa malu dan juga rasa ingin menjaga diri.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ