shalat sunnah rawatib
Ulama mengatakan, shalat sunnah rawatib adalah salah satu alternatif untuk kita menggapai kesempurnaan sholat, sebagai penambal shlatkita yang cacat.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Tanggal      : Senin, 12 September 2022
Kitab          : Al Aham
Karya         : Al Habib Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al Kaff
Guru           : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat       : Majelis Ta’lim Al Humairo, Condet

Artikel Istiqomah lebih utama dari karomah

Review pembahasan sebelumnya

Sebelumnya kita telah membahas tentang sholat-sholat sunnah. Sholat sunnah dhuha dan sholat sunnah witir berdasarkan kadar kedudukan ketinggian sunnahnya.

1. Sholat Sunnah Witir

Sebisa mungkin setiap dari kita terutama umat Rasulullah mengamalkan sholat sunnah witir. Tidak ada dari kita yang melalui satu malam kecuali malam itu sudah kita tutup dengan sholat witir, baik sebelum tidur atau sesudah tidur, yang pasti waktunya sebelum masuk adzan sholat shubuh. Sholat witir harus diusahakan sebisa mungkin karena khawatir dengan apa yang sudah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. yaitu,

“Siapa yang tidak witir, maka berarti dia bukan dari golongan ku”

Sholat sunnah witir adalah sholat sunnah yang paling sedikit rakaatnya yaitu satu rakaat. Jika ada dari kita yang tidak mengerjakan, itu berarti malas atau bagaimana? Karena orang yang mengerjakan satu rakaat adalah orang yang malas atau yang mempunyai udzur darurat. Tapi biasanya orang mengerjakan tiga rakaat dan jika ingin sampai ke derajat yang lebih tinggi yaitu mengerjakan 11 rakaat.

2. Sholat Sunnah Dhuha

Rasulullah SAW. meminta kita untuk menekuni sholat sunnah Dhuha. Manfaat sholat dhuha yaitu mendapat pahala sedekah sampai yang menentukan kita mendapat rezeki dari Allah.

Jika ada orang yang mengerjakan sholat dhuha dengan yakin dan tekun, InsyaAllah rezekinya juga akan didapat sesuai dengan kadar keyakinannya. Tapi jika dia melakukannya dengan asal atau tidak dimanfaatkan waktu tersebut seolah-olah sedang menyedekahkan anggota tubuhnya dari hal yang diwajibkan dalam satu hari itu kepada Allah, maka dia sholat seperti itu saja (sia-sia).

Sementara banyak dari Ulama memulai harinya dengan sholat dhuha bersamaan dengan niat sholat istkhoroh karena ingin tiap kali memulai harinya semua perbuatan yang dia lakukan adalah pilihan Allah yang terbaik untuknya. Maka apa yang didapatnya di setiap kejadian apapun itu pada hari tersebut, tidak akan menjadi penyesalan baginya untuk hari selanjutnya. Karena dia telah ikhlas dan ridho. Bahkan dia mensugestikan dirinya dari awal bahwa pada hari tersebut, apapun yang terjadi adalah hari terbaik yang sudah Allah tetapkan untuk saya dan seterusnya.

Ulama mengajarkan setiap pagi mengawali hari dengan perbuatan seperti itu agar kita dari pagi sudah mensugestikan diri bahwa “Hari ini pasti hari terbaik untuk kita karena hari yang terbaik adalah hari dimana Allah tentukan untuk saya”

Pembahasan Selanjutnya

SHOLAT SUNNAH RAWATIB

Sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang sering kita dengar dengan sebutan qobliyah dan ba’diyah.

Sholat sunnah rawatib terbagi menjadi dua.

1. Sholat Sunnah Muakkadah

Sholat sunnah muakkadah adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan karena sangat mendekati wajib. Sangat ditekankan untuk kita amalkan karena itu adalah sholat sunnah yang selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah meninggalkan sholat tersebut, baik saat di Madinah, di rumah, ataupun saat pergi musafir. Beliau mengerjakannya seperti tidak meninggalkan sholat wajib.

Jumlah bilangannya ada 10 rakaat.
  • Dua rakaat sebelum sholat shubuh (sholat sunnah fajar)

Sholat tersebut adalah sholat sunnah rawatib yang paling utama daripada sholat sunnah rawatib lainnya.

Hadits Nabi Muhammad SAW. tentang keutamaan sholat sunnah fajar,

“Dua rakaat sebelum fajar lebih baik daripada dunia seisinya”

Kata ulama, yang dimaksud lebih baik tersebut adalah lebih baik daripada kamu memiliki harta dunia seisinya. Jadi hakikatnya kita lebih kaya dari orang yang mempunyai dunia seisinya. Jika meninggalkan sholat tersebut, maka betapa ruginya. Maka itu perlu kita usahakan.

  • Dua rakaat sebelum sholat dzuhur
  • Dua rakaat setelah sholat dzuhur
  • Dua rakaat setelah sholat maghrib
  • Dua rakaat setelah sholat isya

Jumlahnya ada 10 rakaat yang Nabi Muhammad SAW tekankan kepada kita untuk melakukannya.

2. Sholat Sunnah Ghairu Muakkadah

Sholat sunnah Ghairu Muakkadah penekanannya tidak seperti sholat sunnah muakkadah. Rasulullah SAW mengerjakan sholat tersebut, tapi terkadang masih ditinggalkan. Jumlah bilangannya ada 12 rakaat.

  • Dua rakaat sebelum sholat dzuhur
  • Dua rakaat setelah sholat dzuhur

Jika digabung dengan sholat sunnah muakkad menjadi empat rakaat sebelum sholat dzuhur dan empat rakaat setelah sholat dzuhur.

Ada riwayat Nabi Muhammad SAW. dalam pengamalan tersebut,

“Barangsiapa yang mengerjakan empat rakaat sebelum sholat dzuhur, maka Allah haramkan jasadnya dari api nerakanya Allah”

Jadi bukan sekedar ajakan sunnah saja, tapi tentu dibaliknya ada pahala besar dari Allah untuk yang mengerjakannya.

  • Empat rakaat sebelum sholat ashar

“Allah merahmati orang yang mengerjakan sholat 4 rakaat sebelum ashar”

Untuk setelah sholat ashar, tidak ada sholat ba’diyah karena haram. Sholat diwaktu haram.

  • Dua rakaat sebelum sholat maghrib
  • Dua rakaat sebelum sholat isya

Jika dijumlahkan antara sholat sunnah muakkadah dan sholat sunnah ghairu muakkaddah ada 22 rakaat. Ditambah oleh ulama yaitu dari syarahnya Abi Syuja dalam kitab fiqih,

“sholat sunnah muakkadah dilanjutkan kembali dengan satu rakaat sholat witir”

Sholat sunnah muakkadah yang berjumlah 10 rakaat sangat dianjurkan. Sedangkan sholat sunnah ghairu muakkadah yang berjumlah 12 rakaat boleh dilakukan sesuai dengan kadar kemampuan yang kita bisa lakukan. Tentu semakin banyak yang kita lakukan, akan semakin baik.

Imam Ghazali mengatakan, “Sholat sunnah rawatib sebagai penambal untuk kerusakan atau kekurangan dari sholat wajib”

Ini adalah alasan kenapa para Ulama menjadikan sholat jamaah menjadi salah satu alternatif lainnya untuk kita bisa sempurna dalam sholat. Jika sholat sendiri, Allah tidak akan terima kecuali yang disadari kapan kita mengingat Allah disaat sholat.

Jika kita mengingatNya disaat sujud, maka saat sujud saja yang diterima. Jika kita mengingatNya hanya disaat takbiratul ihram, maka saat takbiratul ihram saja yang diterima, dan seterusnya. Selebihnya jika tidak diterima, berarti sholat kita cacat, kosong, dan kurang.

Adapun orang yang mengerjakan sholat secara berjamaah, Allah akan melihat imamnya terlebih dahulu. Bagaimana khusyuknya imam, kapan imam ingat Allah. Misalnya pada saat Allah melihat imam, Allah melihat imam mengingat Allah disaat takbir dan disaat membaca surat Al Fatihah, maka Allah akan gabungkan ingatan imam dengan ingatan makmum. Kemudian Allah melihat makmum mengingat Allah disaat kapan, ada yang disaat sujud, rukuk, i’tidal, membaca surat Al Fatihah, dan sebagainya. Maka Allah menerima sholatnya sesuai dengan kadar gabungan ingatan mereka.

Jika sholatnya hanya berdua? Maka Allah akan menerima sholatnya sesuai dengan kadar berjamaahnya. Artinya sholatnya diterima oleh Allah karena dilakukan secara berjamaah.

Ulama mengatakan, ini adalah salah satu alternatif untuk kita menggapai kesempurnaan sholat. Oleh sebab itu mengapa Ulama sangat menekankan untuk sebisa mungkin kita selalu mengerjakan sholat wajib secara berjamaah.

Jika anak sudah fasih bacaannya, istinja nya sudah benar, maka walaupun dia baru menginjak usia delapan tahun dan belum baligh, dia sudah boleh menjadi imam.

Namun jika perempuan yang menjadi imam bagi laki-laki, (misal Ibu mengajarkan anak jadi imam shalat berjamaah), maka shalatnya itu tidak menjadi (pahala) berjamaah sehingga niat sholatnya (terhitung shalat sendiri). Hal ini dikarenakan, tidak ada jamaah jika perempuan menjadi imam kemudian dibelakangnya adalah laki-laki.

Keutaaman secara Umum dari Sholat Sunnah Rawatib

Kisah Sahabat yang Ingin Bersama Rasullullah di Surga

Nabi Muhammad SAW pernah berkata kepada seorang sahabat yang mana sahabat ini pernah meminta ingin bersama Rasulullah SAW di surga dan bertanya bagaimana tentang caranya. Kemudian Rasulullah SAW. menjawab pertanyaan dari sahabat tersebut,

“Maka bantulah untuk dirimu sendiri agar kamu bisa bersama saya di surga nanti dengan memperbanyak sujud. Bantu itu agar kamu bisa mencapainya sehingga kamu layak bersanding dengan saya nanti”

Sehingga jika mengerjakan sholat-sholat sunnah Rawatib tersebut terdapat banyak sujudnya. Ini perlu itikad yang kuat untuk mengamalkannya.

Kenapa kita harus melakukannya? Karena kata Rasulullah SAW.,

“Jika seseorang ingin bersanding dengan ku, maka selain modal cinta dan modal sholawat, modal selanjutnya adalah memperbanyak sujud kepada Allah”

Dari perkataan Rasulullah SAW tersebut, kita dianjurkan untuk memperbanyak sholat sunnah. Hal ini yang membuat para wali rela untuk bermalam-malam menghabiskan waktunya untuk mengerjakan sholat ratusan rakaat bahkan sampai sholat ribuan rakaat.

Seperti Imam Ali Zainal Abidin, beliau mengerjakan sholat sunnah sebanyak seribu rakaat yang selalu dikerjakan hingga beliau wafat.

Ini menjadi alasan para wali Allah yang mengerjakan sholat berjam-jam di tengah malamnya agar mereka mendapatkan kemuliaan tersebut yaitu dapat bersanding dengan Rasulullah SAW didalam surga.

Kita tidak diminta selalu mengerjakan tahajud hingga ratusan rakaat, tetapi dengan rawatib ini kita tanamkan keinginan yang kuat untuk dapat mengamalkan apa yang diamalkan oleh Rasulullah SAW.

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Kita mengerjakan sholat sunnah witir, dhuha, rawatib, apa keutamaannya?

  • Dapat menambal yang kurang atau yang kosong dari sholat wajib. Keberuntungan untuk kita bahwa sholat sunnah dapat menambal kekurangan dari sholat wajib kita yang kurang atau kosong.
  • Dapat meraih cintanya Allah. Orang yang mengerjakan sholat sunnah akan mendapat cintanya Allah. Hadits Nabi Muhammad SAW.,

Sholatnya orang yang memakai siwak dengan yang tidak memakai siwak, tentu lebih dicinta orang yang memakai siwak. Karena ada nilai tambahnya yaitu ada sunnah yang dikerjakan. Ada orang yang sholatnya sendiri dan ada orang yang sholatnya berjamaah, pasti orang yang berjamaah lebih dicintai daripada yang sholat sendiri. Ada orang makan dengan berdiri dan ada orang yang makan dengan duduk, yang lebih dicintai Allah adalah orang yang makan dengan duduk. Walaupun perbuatan tersebut tidak haram, tapi disitulah ada cintanya Allah.

Allah melihat hambanya terus menerus mendekat kepadanya dengan perkara sunnah sehingga Allah mencintainya. Dengan kita mengerjakan sholat sunnah rawatib, itu dapat mengantarkan kita kepada cintanya Allah.

Sesuai dengan firman Allah SWT.

“Wahai Muhammad, sampaikan kepada umat mu siapa dari mereka yang cinta kepada Allah maka kunci daripada cinta tersebut adalah mengikuti apa yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW.”

Tidak ada ittiba’, maka tidak ada cintanya Allah.

Ulama mengatakan, “Semua jalan menuju Allah buntu kecuali orang yang berjalan dijejak kaki (bekas jalan) nya Nabi Muhammad SAW.”

Semua yang ikut jalannya Nabi Muhammad SAW pasti akan sampai. Kita akan meraih cintanya Allah selama kita masih tetap mengerjakan sholat sunnah.

Kenapa harus sungguh-sungguh dalam mengerjakannya?

Contoh pencari dunia sudah punya rumah dan punya lain-lainnya tapi kenapa masih mencari terus?

Allah tidak akan pernah memaksakan kita tentang sesuatu diluar kemampuan kita.

Seperti dunia yang cinta dengan pengejarnya, semakin dikejar semakin dapat, semakin dapat semakin diberi rasa penasarannya. Seperti itulah pengejar dunia.

Pengejar akhirat juga seperti itu. Semakin dia berusaha mengejar kebaikan, maka disana ada rahasia cintanya Allah. Semakin berusaha, maka semakin dilihat lebih oleh Allah. Misalnya ada orang bangun tahajud ngantuk berat dan fisiknya lelah, tapi dia mau melawan rasa tersebut, maka disana ada pandangan lebih dari Allah.

Sayyidina Umar kala itu terkena panah disaat waktunya sholat, tapi hal tersebut tidak membuat beliau berpaling dari sholatnya. Beliau tetap sholat karena urusan dengan Allah tidak bisa ditinggalkan walaupun dia sedang merasakan sakit yang luar biasa. Kita juga mungkin disaat misal meriang, jika sudah berkaitan dengan perkara wajib maka harus tetap dikerjakan. Perkara yang biasa kita amalkan maka kerjakan sebisa mungkin karena Allah melihatnya berbeda. Ada orang yang badannya sakit dengan yang sehat, pahalanya beda. Pandangan Allah itu berbeda. Semakin kita berusaha, semakin besar.

Hal tersebut dilihat bukan hanya tentang kewajiban, bahkan tentang sunnah.

Waktu Mengerjakan Sholat Sunnah Rawatib

1. Sholat Sunnah Qobliyah

Waktu sholat sunnah qobliyah sama seperti waktu sholat fardhu. Artinya, masuknya waktu fardhu berarti masuknya juga waktu qobliyah. Jika sudah adzan berarti sudah masuk waktu qobliyah, tapi jika belum adzan berarti belum masuk qobliyah.

Misalnya, “Perasaan tadi sudah dzuhur”

Tidak bisa hanya sekedar perasaan karena harus yakin waktunya fardhu sudah masuk berarti  waktu qobliyah juga masuk. Jika waktunya belum masuk, maka tidak ada qobliyah, tidak terhitung menjadi qobliyah.

2. Sholat Sunnah Ba’diyah

Waktu sholat sunnah ba’diyah adalah dengan kita mengerjakan fardhu. Jika kita sudah selesai mengerjakan sholat wajib, maka masuk waktu sholat ba’diyah.

Sampai kapan sholat sunnah ba’diyah ? sampai waktu sholat wajib telah habis.

Contoh : ketika sudah masuk waktu ashar, maka sudah tidak ada lagi waktu ba’diyah dzuhur.

Jika kita lupa belum mengerjakan sholat sunnah qobliyah, diperbolehkan mengerjakannya setelah mengerjakan sholat wajib. Misalnya sudah sholat dzuhur tapi lupa belum sholat sunnah qobliyahnya, maka boleh mengerjakannya (setelah shalat wajib) seperti kita melakukan qodho sholat ( Niatnya tetap ada’an, bukan qodho’an ).

Tapi jika lupa sholat sunnah ba’diyah, maka tidak boleh dikerjakan sebelum sholat wajib. .

Lebih utama mengerjakan sholat sunnah dirumah, berlaku untuk perempuan maupun laki-laki. Contohnya, Rasulullah SAW. mengerjakan sholat sunnah qobliyah subuh dirumah baru jalan ke masjid. Dan sholat sunnah ba’diyah dirumah setelah pulang dari sholat.

Dianjurkan shalat sunnah di rumah, kecuali pada sholat sunnah ihrom, sholat sunnah thawaf, sholat sunnah dhuha, sholat sunnah qobliyah maghrib, atau sholat yang dinazarkan.

Maksudnya, sholat sunnah boleh dikerjakan dimasjid ketika kita sudah selesai mengerjakan sholat berjama’ah dimasjid. Boleh juga dilakukan ketika kita saat dirumah mungkin akan bermalas-malasan, maka lebih baik menyelesaikan sholat sunnah tersebut dimasjid. Dan dianjurkan sholat sunah lainnya didalam masjid untuk menghidupkan (memakmurkan) masjid.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ