Ahad, 30 Januari 2022
MT Sahabat Cinta
QasidahBurdah Al Madih – Fasl 2
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Fasl 2 – Peringatan Tentang Bahayanya Hawa Nafsu
Bait-13
فَإِنّ أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا اتّعَظَتْ ۞ مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ
Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya. Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.
Sesungguhnya, setiap orang yang dilahirkan pasti dalam dirinya punya hawa nafsu.
Sebuah nafsu menjadi menentang, jika kita dalam kebodohan.
Semakin bodoh seseorang, maka jiwanya semakin menentang. Menentang apa ? menentang nasehat kebaikan.
Ada orang diingatkan tentang agamanya, maka sekalipun dinasehatkan dalam agama dia akan menolak mentah-mentah. Peringatan akan datang berupa uban dikepala. Karena ketidak berdayaan didalam tubuh, fisik semakin melemah, Itu adalah peringatan yang besar.
Tubuh kita yang tadinya kuat. Mulai melemah, kakinya mulai tak mampu melangkah, itu bisa jadi sebuah peringatan. Peringatan sejatinya adalah nasehat, bahwa ajal semakin dekat.
Bagi hatinya yang dipenuhi hawa nafsu, tidak menjadikan dirinya sadar bahwa dirinya mendapat teguran. Uban akan dianggap fitrah. Manusia kalau sudah tua,banyak pikiran akan ubanan. Bahkan ada yang menganggap faktor keturunan.
Padahal peringatan itu bertujuan agar kau ingat kepada yang menciptakan dirimu, hingga dia yang akan mengambil dirimu kembali kepada Nya.
Bait- 14
Imam Bushiri mengatakan
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ الَجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ مُحْتَشِمِ
Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai. Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.
Walau tubuhnya melemah, tapi peringatan tidak digubris. Orang soleh menasehati dirinya sendiri sebelum menasehati orang lain.
Berapa banyak orang yang tidak menggunakan hijab meskipun adanya uban. Bukannya dengn adanya uban berubah akhlaknya, tapi dia mengabaikan. Ibaratnya tamu datang, dia acuh dengan tamunya, tidak diberi air minum, atau cemilan.
Bait- 15
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـي مَــا أُوَقّـــــــــِرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ
Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormat tamu. Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku.
Apa maksudnya yang disembunyikan ubannya? yaitu dengan menyemirnya.
Bukannya mengubah tingkah laku diri, tapi (menyemirnya) karena tidak mau dianggap kalau dirinya sudah tua. Dia menganggap, saya masih muda. Siapakah gerangan yang bisa mengendalikan nafsuku ?
Seorang Ulama sudah melewati dorongan hawa nafsu untuk dirinya sendiri. Sejatinya, nasehat ini tertuju untuk kita yang sedang belajar.
Orang yang pandai, dia merahasiakan apa? merahasiakan ubannya dengan menyemir. Orang merahasiakan ketuaan dengan segala cara.
Semir rambut adalah rahasia manusia dari tua.
Mengapa rambut tidak boleh disemir warna hitam? karena menyamai dengan warna hitam aslinya. Ttapi diperbolehkan menyemir dengan warna selainnya. Karena (dengan warna lain) itu tetap memberikan identitas bahwa mereka sudah tua.
Bait- 16
مَنْ لِي بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ غَوَايَتِهَا ۞ كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الَخَيْلِ بِاللُّجُمِ
Siapakah gerangan? Sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan. Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan
Sebagaimana kuda liar bisa dikendalikan, yaitu dengan tali kekang. Nafsu sejatinya bisa kita arahkan. Dorongan nafsu untuk terus melupakan Allah, untuk terus bermaksiat karena keliarannya. Tapi kalau kamu menemukan tali kekangnya, cara agar ia (hawa nafsu) tidak liar, kamu bisa membuatnya jinak, maka masalahnya selesai.
Rasul SAW bersabda, beliau berkata kepada para sahabat sepulang dari peperangan, “Kami pulang dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar“. Sahabat sedang terluka-luka bertanya, “Apakah setelah ini ada perang yang akan kita hadiri“
Dijawab Rasulullah, “Bukan, sejatinya jihad yang tadi itu jihad yang kecil, jihad yang besar terletak pada dirimu sendiri yaitu jihad melawan hawa nafsumu“.
Apakah Hawa Nafsu bisa dilawan ? bisa.
Bait- 17
فَلاَ تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إِنّ الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ
Jangan kau berharap, dapat mematahkan nafsu dengan maksiat. Karena makanan justru bisa perkuat bagi si rakus makanan lezat.
Maka jangan kau tundukkan, kau ikuti nafsu maksiat itu. Kunci utama membuat hawa nafsu terkendali adalah jangan turuti. Artinya punya tekad kuat untuk mengubah diri, menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Artinya jika ada perbuatan kejahilan dimasa lalu, maka ada tekad yang kuat dari diri pribadi. Tidak bisa dinasehati oleh orang lain.
Seperti orang pecandu Narkoba, teman-teman disekitarnya kasihan melihat dia kecanduan. Apakah pecandu bisa dilarang? tidak. Dia harus datang dari diri sendiri, mindset nya harus diubah. Hawa nafsu itu bahaya. Karena mampu membuat kita jadi orang yang terlupakan dari kewajiban. Bahayanya lagi Allah melupakan kita. Kalau sudah diabaikan Allah, maka berarti kita akan kelak diabaikan Allah disana (diakhirat).
Seringkali hawa nafsu itu sumbernya berasal dari makanan. Makanan itu bisa jadi penguat untuk taat, tapi jika salah bisa jadi penguat untuk hawa nafsu.
Maka dalam kelas adab, pembahasan makan diatur sedemikian rupa. Jika makan tidak diikutsertakan dengan adab, maka akan menjadi manusia yang terkungkung dengan hawa nafsunya. Kala nafsu memerintahkan maksiat, maka dia akan bermaksiat. Dia bisa diatur oleh hawa nafsu.
Jika memakan makanan halal (dengan rasa kenyang) bisa jadi membuat kuat hawa nafsu, maka apalagi memakan makanan haram akan menjadi hawa nafsu semakin kuat.
karena semakin perut kita kenyang, maka hawa nafsu semakin kuat.
Makanan yang kita makan, kalau sampai kita kekenyangan, maka sama saja kita memberi energi untuk hawa nafsu. Maka Nabi mengajarkan, “Jangan kau makan kecuali lapar, dan berhenti sebelum kenyang“
Jika makan saat lapar, maka kita makan untuk kebutuhan fisik. Tapi kalau sudah kenyang berarti melampaui batas yang dianjurkan, kamu memberikan energi pada hawa nafsu, bahkan bisa mendatangkan penyakit pada badan.
Tahan lapar tidak hanya membuat sehat secara fisik, tapi juga secara ruhani. Nabi seringkali banyak merasa lapar daripada merasa kenyang.
Sayyidina Abu Bakar berkata, “Sejak saya masuk islam, saya belum merasa kenyang seumur hidup saya“.
Bahkan kita mendengar Nabi tidak menyentuh makanan selama satu minggu, hanya ada air dan kurma saja. Itu yang dicontohkan Nabi. Beliau menganjurkan puasa senin-kamis. Karena ada yang beliau ingin ajarkan kepada kita yang lebih besar lagi.
Jika terbiasa perutnya kosong, walau makannya jarang, fisiknya kuat. Kalau yang jarang makan, mungkin seminggu dia akan lemas, tapi hawa nafsunya akan lemah. Karena apa? lapar.
Orang yang kekenyangan membuat cara berpikir kita akan terhambat.
Seorang Malik bin Dinar begitu siap menahan dirinya dari dorongan hawa nafsu. Ini pelajaran untuk kita, paling tidak mulai mengurangi kadar makanannya.
Bait- 18
وَالنّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞ حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap suka menyusu. Namun bila kau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri.
Jika bayi dibiarkan menyuusu, maka dia akan tetap menyusu. Jika ia dikasih (susu) kapan saja, dia tetap mau walaupun dia dalam keadaaan tidur. Siapa yang mau memberhentikan anaknya yang menyusu? ibunya sendiri. Bahkan kalau tidak disapih, bisa jadi dia akan menyusu sampai 4 tahun. Bahkan dari susu botol, diajarkan untuk pindah ke susu gelas. Dan seterusnya seperti itu.
Kenapa Nabi menyuruh kita untuk banyak mengunyah saat makan ? Karena ketika kita mengunyah, otak kita merespon. Orang yang banyak mengunyah, akan cepet merasa kenyang. Kunyahan yang kamu telan akan melancarkan pencernaan. Semakin halus kunyahannya, maka pencernaanmu akan semakin baik.
Maka belajar untuk kita melawan dari dorongan hawa nafsu.
Kenapa islam sempurna ? karena Allah memberi kewajiban kita berpuasa pada bulan Ramadhan. Karena dalam keadaan puasa, jiwanya sedang dibimbing agar bisa mengekang nafsunya. Allah kunci semua syaithan pada saat Ramadhan. Dan murni yang bergerak adalah hawa nafsu kita. Dan Allah memberikan metode pengekangan hawa nafsu melalui puasa Ramadhan.
Kalau kita buka puasa, makan (besar) dijeda dengan melakukan shalat terlebih dahulu.
Kenapa kita mampu puasa disiang hari tapi berat ibadah dimalam hari ? karena makan terlalu banyak saat berbuka.
Padahal kesuksesan puasa itu bukan hanya disiang hari, tapi juga konsisten ibadah dimalam hari. Dzaman dulu, shalat tarawih 23 rakaat semua. Tapi muncullah generasi “ngantuk” merasa berat hingga shalat 11 rakaat. Itupun masih banyak yang ditinggalkan. Kenapa ditinggalkan? karena hawa nafsumu yang kau berikan saat berbuka.
Kenapa Nabi menyuruh kit amemakan kurma terlebih dahulu (saat berbuka), tahan (makan besar) ?
Kalau kamu gigit kurma sedikit, paling tidak kamu sudah memberikan sinyal pada otak, maka keinginan makan es buah yang sudah dibuka tidak tersentuh. Kenapa? karena kamu sudah memberi porsi pada yang utama (kurma). Mengutamakan yang sunnah dulu. Lalu kalau minum, buat minuman air madu terlebih dahulu, itu lebih baik karena ada unsur sunnah Nabi SAW dan jauh dari penyakit. Ketika lidah sudah merasakan manis (kurma), maka keinginan nafsu untuk makan yang lain sudah berubah.
Inilah yang diajarkan Ulama untuk mengekang hawa nafsunya.
Jika sering lapar, maka nafsumu akan terdidik. Pancaran sinar hatimu, seiring berjalannya waktu akan memancarkan sinarnya, bahkan menjadi penuntun jalanmu untuk menujuNya.
Sumber hawa nafsu berasal dari perut yang kenyang. Semakin kita mengenyangkan perut, maka cahaya hatimu akan semakin meredup bahkan gelap.
Bagaimana cara kita mengendalikan hawa nafsu ? next kajian
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ