istiqomah lebih utama dari karomah
Ciri-ciri orang yang istiqomah adalah mereka akan melewati segala macam rintangan, halangan apapun yang mencegahnya dalam melakukan perbuatan baik

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Allah turunkan kepada kita banyak Rahmat, dari Rahmat hissi sampai Rahmat maknawi, dari Rahmat yang tidak terlihat sampai Rahmat yang terlihat. Adapun Rahmat yang tidak terlihat bentuknya adalah ketenangan seperti saat kita berkumpul dimajelis ilmu sehingga setiap orang yang hadir hatinya menjadi tenang. Biasanya, jika orang yang datang ke majelis ilmu hatinya tenang maka tandanya berarti dia kecipratan Rahmatnya Allah. Tapi hari ini kita juga ditunjukkan oleh Allah Rahmat yang terlihat yaitu dengan turunnya hujan.

Pada saat hujan turun maka itulah waktu mustajab untuk berdoa.

Ciri-ciri orang yang ingin tekun dan istiqomah adalah mereka akan melewati segala macam rintangan atau halangan apapun yang mencegahnya dalam melakukan perbuatan baik. Dia akan terus berusaha untuk menerobos rintangan tersebut lantaran dia ingin menjadi orang yang istiqomah.

Istiqomah lebih utama daripada keramat.

Keramat yang paling unggul adalah keramatnya orang yang istiqomah. Keramatnya orang yang tekun dalam mengerjakan suatu kebaikan tidak menunggu menjadi wali terlebih dahulu. Orang yang bisa tekun dan istiqomah itu luar biasa karena sifatnya manusia adalan mudah bosan.

Allah melalui sabda Rasulullah SAW. “Allah itu tidak akan pernah bosan dengan kita sampai kita bosan”

Allah selalu membuka pintunya kapan saja, Allah selalu siap menjadi pendengar setia untuk kita, Allah selalu siap membuka pintu Rahmatnya untuk kita. Tetapi kembali kepada kita semua, kita ini mudah bosan. Terkadang jika sudah mengerjakan suatu ibadah yang berkelanjutan, maka timbul didalam diri rasa jenuh. Jika rasa jenuh terasa, setan akan masuk ke dalam diri untuk menggoda dan merayu kita agar meninggalkan kebaikan tersebut. Dan biasanya pada fase ini setan berhasil. Fase ini setan unggul. Bahkan saking unggulnya, seseorang jika sudah bertemu rasa jenuh maka mentalnya sangat jauh. Hal ini membuat dirinya disaat ingin kembali kepada ketaatan yang serupa, butuh waktu yang cukup lama untuk menjadi orang yang tekun kembali.

Nabi Muhammad SAW memberikan jalan keluar. Kita diminta ibadah, tapi ingat, yang paling utama adalah ke istiqomahan dari ibadah yang kita lakukan. Maka Nabi Muhammad SAW memberikan kita gambar gembira dalam sabdanya,

“Amalan yang paling Allah cintai adalah yang berkelanjutan walaupun sedikit”

Kita tidak diminta banyak. Kita diminta mengerjakan yang sedikit tetapi tekun, rutin, atau konsisten. Untuk yang sedikit ini, usahakan sebisa mungkin semaksimal mungkin dengan segenap daya upaya yang kita punya, jangan putus apalagi meninggalkan yang sedikit ini. Maka pilih yang sedikit dari ibadah kita atau dari amal perbuatan kita apapun itu dirumah, baik membaca Al-Quran, mengerjakan sholat sunnah, membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, membaca dzikir kepada Allah, atau mengamalkan wirid yang kita baca. Ingat, bukan banyak yang menjadikan kita berhasil.

Ibarat tanaman disiram dengan banyak air, maka tanaman tidak akan tumbuh jika berlebihan airnya. Orang-orang yang berzikir itu mau ada buahnya.

Buah yang paling dicari dari dzikir adalah hati yang tenang.

Orang yang berdzikir tapi hatinya tidak tenang mungkin  karena ada yang salah dalam menjaga dzikirnya, dalam melestarikan amal perbuatannya.

Cara agar membuat amalan menjadi konsisten dan menjadi bagus adalah dengan menekuninya walaupun porsinya sedikit.

Apa khasiatnya berdzikir? Manfaat apa yang dirasa dari berdzikir? Kita dapat merasakan manfaatnya jika kita bisa menjadi orang yang istiqomah didalam mengamalkannya. Yang terpenting adalah konsisten untuk selalu mengamalkannya.

Jangan ibadah kepada Allah menunggu waktu luangnya kita, tapi luangkan waktu untuk ibadah kepada Allah.

Dalam berdzikir, jangan pernah menjadikan dzikir hanya disaat luang. Dalam menuntut ilmu, jangan jadikan menuntut ilmu hanya disaat luang, tapi memang harus menyempatkan waktu untuk menuntut ilmu (tidak menunggu luang).

Kita harus menyempatkan waktu untuk berdzikir saat kapanpun. Intinya dalam satu hari, harus ada waktu yang diberikan untuk dzikir kepada Allah. Perumpamaannya orang pecinta majelis, “Dalam satu hari saya harus menyisihkan waktu untuk hadir dimajelis taklim. Dalam satu hari saya harus upayakan waktu saya untuk mendengarkan nasihat kebaikan”. Hal tersebut dilakukan jika ingin menjadi orang yang selalu berjalan dalam ketekunan ibadah.

Baru dari sana lah kita bisa merasakan apa yang disebut dengan “buah dari apa yang kita lakukan”. Oleh karena itu beruntung orang yang dapat merasakan kenikmatan dalam beribadah, merasakan manisnya iman, rasanya iman.

Ada Ulama yang membaca Al Quran berasa seperti sedang memakan madu. Ada juga ulama yang jika dzikir bisa tidak makan, tapi dia makan dari dzikirnya. Dia merasa kenyang dari dzikirnya.

Berarti ada sesuatu yang dirasa. Seperti halnya orang yang hadir di majelis ilmu, rasanya tenang. Luar biasa ketenangan yang Allah berikan untuk orang-orang yang duduk dimajelis ilmu.

Condet, 12 September 2022