3 intisari nikmat
Dunia ini ibarat orang haus yang meminum air laut. Semakin diminum, semakin kehausan. Apalah artinya punya segalanya tapi tidak memiliki 3 intisari nikmat.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Seorang Ulama Wahb bin Munabbih mengatakan bahwa, intisari dari segala nikmat terkandung dari 3 hal

  1. Nikmat Islam
  2. Nikmat Afiyah
  3. Nikmat غَنِي (Cukup)

Artinya, kita dalam hidup dilimpahi banyak nikmat. Tapi dari sekian banyak nikmat yang kamu harap, yang kamu inginkan, jika tiga nikmat itu tidak ada, maka nikmat tersebut tidak akan jadi apa-apa. Karena intisari nikmat ada pada tiga hal tersebut.

Pertama, Nikmat islam. Karena jika islam tidak dihatimu maka nikmat itu bukan apa-apa.

Jika kamu tidak punya apa-apa, tapi kamu masih punya nikmat islam, maka kamu punya segalanya.

Tapi jika kamu punya segalanya, dan tidak punya nikmat islam, maka kamu tidak punya apa-apa.

Jika kamu ingin mempertahankan sesuatu, jangan mempertahankan sesuatu melebihi kamu mempertahankan islam.

Sahabat Nabi begitu terlihat mudah mengorbankan nyawa? karena mereka tau, nyawa kalau tidak punya islam, tidak ada artinya. Sesungguhnya dengan nikmat islam itu, maka semuanya kita jadi punya. Kapan ? barangkali di dunia kita tidak sempat merasakan, tapi di akhirat, kita bisa merasakan. Karena di surga tidak ada larangan. Apa yang dilarang didunia, maka disurga diizinkan oleh Allah.

Kedua, Nikmat Afiyah, nikmatnya sehat. Badan sehat, kuat, bisa bergerak, mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, mulut bisa merasa, hidung bisa bernafas, jantung bisa berdetak, paru-paru, ginjal dengan fungsinya, bisa buang hajat, bisa mengeluarkan air seni. Itu semua adalah nikmat.

Hidup tanpa sehat, maka itu tidak ada artinya. Jika kamu punya segalanya, tapi kamu sakit, maka itu tidak ada artinya.

Uang bisa membuat rumah sakit, tapi tidak bisa memberi sehat.

Orang yang punya uang hidup aman sentosa, itu hanya beberapa persen. Sejatinya, nikmat itu adalah yang diberi afiyat, kesehatan. Orang yang bisa menikmati indahnya hidup, jika diiringi dengan sehat. Kalau tidak diiringi sehat, maka tidak ada artinya.

Ibaratnya, kamu tidak dapat apa-apa, kehilangan apapun, tapi Allah masih menyisakan sehat di badan. Seandainya kamu kehilangan sesuatu tapi kamu masih dikasih sehat, maka sesungguhnya kesehatanmu tidak bisa digantikan dengan apapun.

Kamu harus ingat, ada orang yang menjual ginjalnya. berapa harga 1 ginjal? katakanlah 1 Milyar, kalau 2 ginjal berarti dibadan kamu menyimpan senilai 2 Milyar. Itu baru ginjal! Kalau kamu tidak pandai menjaga nikmat, maka ibaratnya kamu diberi aset 2 Milyar, tapi kamu buang, kamu sia-siakan begitu saja. Jadi, sejatinya tidak ada orang miskin, karena didalam tubuhnya saja dia sudah kaya.

Orang yang buta, apakah bisa dengan mudahnya membayar untuk bisa melihat? tidak. Dengan kasus-kasus tertentu barangkali matanya bisa diobati, atau dicangkok diganti dengan mata orang lain. Itupun dari sekian banyak hanya beberapa yang bisa (sembuh).

Dari sekian banyak nikmat yang kamu rasa, rumah masih ngontrak, tagihan masih uber-uberan, jangan kamu bersedih atau berkecil hati. Itu hanya proses hidup.

Yang ketiga, Nikmatul Ghina. Ghina itu merasa cukup, sedangkan Ghani itu kaya. Jika kamu minta kaya, maka definisi kaya itu berbeda-beda.

Orang yang punya motor, jika melihat yang punya mobil akan berkata, “Dia mah enak“.

Orang yang punya mobil, ketika melihat ada orang lain yang memiliki mobil lebih bagus, maka dia akan berkata, “Dia mah enak“.

Maka definisi kaya sesungguhnya bukan kaya-nya, tapi merasa cukup. Karena orang yang diberi nikmat banyak oleh Allah, tapi hatinya tidak pernah merasa cukup. Dia terus melihat orang lain. Orang lain lebih, maka dia ingin lebih lagi.

Maka dikatakan, dunia ini ibarat orang haus minumnya air laut. Semakin diminum, semakin kehausan. Ini ibarat untuk orang yang mengejar dunia.

Segala kenikmatan tidak akan terasa indah jika didalam hati tidak punya rasa cukup

Hidup didunia ini tidak terasa nikmat jika dihati tidak ada rasa syukur. Orang yang merasa cukup maka yang muncul adalah syukur. Kalau orang sudah bersyukur maka nikmat datangnya lebih.

Tapi kalau ada orang yang merasa dirinya “Kurang“, maka banyak hilang syukurnya. Jika hilang syukur, maka bagaimana kita mau mendapat yang lebih ? Maka bagaimana mau datang nikmat yang lain ?

Maka tiap dari kita tanamkan rasa syukur, bukan bilangan yang kepanjangan. tapi apa? berapapun nominal yang engkau buat.

Rasa cukup itu nikmat.

Saat orang tidak merasa cukup, maka terus menerus merasa kurang. Berapapun kepunyaan yang dia miliki. Dia akan menganggap dirinya tidak punya apa-apa.

Seperti halnya anak kecil yang menangis minta permen. Diberikan permen, tapi dia tetap menangis lagi karena ingin memegang permen. Begitulah halnya kita orang dewasa ketika menginginkan sesuatu. Ketika permen hanya dipegang saja, apa rasanya ? kapan nyobain (permen) nya ?

Maka jika itu dibalik, yang seperti itu adalah orang dewasa, kita akan punya pandangan apa pada orang dewasa tersebut ? rakus.

Seperti orang hidup punya kepemilikan banyak tapi tidak bisa dinikmati, maka mubazir !

Maka setiap orang dalam hidup harus ingat tiga intisari ini. Selagi kamu punya islam, sehat, dan merasa cukup, maka kamu punya segala nikmat.

Tapi kalau tiga hal ini tidak punya, walaupun kelihatannya kamu punya. Maka kamu akan melihat nikmat ini dengan padangan buta, seolah Allah tidak memberi nikmat. Maka syukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagaimana dalam ayatnya,

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا

Kalau kamu ingin menghitung nikmat saya, maka kamu tidak akan pernah mampu menghitungnya” (QS. An.Nahl : 18).

Dari saking banyaknya nikmat Allah yang diberi kepada kita semua, tapi kita tidak bisa bersyukur, maka ketahuilah bahwa kita ini patutnya malu pada Allah SWT yang begitu banyak melimpahkan nikmat kepada kita, namun kita yang terus merasa harus, tamak dan ingin sampai kita lupa bersyukur kepadaNya.

Tiap kali kita shalat dhuha jangan fokus meminta rezeki aja, tetapi dahulukan ungkapkan rasa syukur.

Ya Allah terima kasih, Engkau telah memberikanku nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam sehingga dipagi hari ini aku masih dapat menyembahmu, dapat bersujud kepadamu.”

Terima kasih Engkau telah memberikan anak-anak..
Terima kasih Engkau telah memberikan rezeki yang berlimpah
,, “

Yang pertama ungkapkan adalah rasa syukur, baru kemudian meminta (hajat) pada Allah.

Rasakah dulu, hari ini kamu dapat nikmat yang luar biasa dari Allah. Nanti rasakan bedanya. Makanya punya keinginan banyak jangan tinggalkan dhuha. Jika dhuha syariatnya delapan, maka kerjakan minimal dua.

Jangan ada hari yang berlalu kecuali kita shalat dhuha mengikuti sunnah Nabi Muhammad.

Mudah-mudahan Allah anugerahkan kepada kita hati yang lapang, hati yang luas. InsyaAllah kita dijadikan golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alamin..

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ