Tanggal : Selasa, 20 Desember 2022
Kitab : Mukasyafatul Qulub
Karya : Imam Ghazali
Guru : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat : Majelis Ta’lim Banat Ummul Batul
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
PENDAHULUAN
Dikatakan oleh salah seorang ulama,
“Nanti di hari-hari akhir zaman, tidak ada orang yang selamat kecuali mereka orang-orang yang berdoa di saat kepepet (terdesak)”
Doanya orang-orang yang sedang kepepet (terdesak). Sungguh-sungguh memohon kepada Allah butuh pertolongan. Maknanya adalah berdoa dengan doa yang sungguh-sungguh.
Saat kita berdoa dengan doa yang sungguh-sungguh dan penuh keyakinan, maka merekalah golongan kelompok orang-orang yang selamat di akhir zaman.
Kita bersyukur atas nikmat Allah karena dikumpulkan di dalam majelis hadroh ini yang mana isinya adalah semua kandungan doa, dari awal hingga akhir kita tidak henti-hentinya berdoa. Meminta kepada Allah dengan perantaranya para auliya dan sholihin, perantaranya orang-orang yang memiliki doa-doa yang indah. Karena terkadang kita merasakan bingung mau mengucap apa bahkan tidak semua dari kita pandai merangkai kata.
Kita bersyukur kepada Allah adanya doa-doa selain doa-doanya Nabi, doa Nabi yang Allah abadikan di Al Qur’an, yang Allah ajarkan kepada kita melalui hadits yang shohih dan hadits-hadits lainnya dari doa-doa Nabi.
Kita diajarkan doa itu tidak pernah terbatas, tidak hanya kita harus berdoa seperti yang Nabi berdoa karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda-beda. Dan Allah terkadang memberikan ujian terhadap seseorang itu berbeda-beda, bagaimana doanya bisa sama? Harusnya doanya beda juga.
Doa itu tidak terbatas, bukan berarti menghalangi kita untuk berdoa dengan doanya para salaf, doanya orang sholeh, dan doanya ulama. Kita yang rugi jika doa-doa mereka tidak bisa kita pakai dengan dasar dalil katanya “Nabi tidak pernah mengajarkan doa seperti itu”.
Ada orang sholeh mengajarkan kita sebelum makan baca doa begini, katanya itu kan bukan doanya Nabi. Ada orang mau belajar pakai cara belajar ajaran doanya orang sholeh, katanya itu kan bukan doanya Nabi. Doa aja sangat repot. Doa itu tidak terbatas, semua orang boleh berdoa.
Terkadang kita punya doa terbatas karena tidak banyaknya pengetahuan yang kita punya, pengetahuan tentang keagungan Allah
Terlebih lagi kita sendiri terkadang tidak tahu tentang apa yang kita butuh dalam hidup ini. Oleh karena itu dengan wasilahnya orang-orang sholeh, kita berdoa dengan doanya mereka.
Doa Habib Abdullah Al Haddad
يا عالم السر منا لا تهتك الستر عنا وعافنا واعف عنا وكن لنا حيث كنا
Kita terkadang bicara baik dengan orang saja susah, bertutur bahasa dengan tutur kata yang manis saja masih susah. Begitu juga dengan Allah. Padahal bertutur kata manis didepan Allah sangat dianjurkan.
Kita sulit berbudi bahasa dengan tutur kata yang baik. Padahal berbahasa dengan bahasa yang baik itu oleh ulama diajarkan.
“Jika kamu tidak punya sesuatu yang bisa kamu bagi untuk orang lain, maka sedekahlah kamu dengan tutur kata yang baik. Tapi jika itupun tidak bisa, maka tersenyumlah”
Tidak punya harta, hadiah, atau apapun itu (tidak kelebihan harta) untuk memberikan hadiah untuk orang, walaupun sejatinya Nabi menyuruh berbagi hadiah kepada orang.
Nabi Muhammad berkata
“Berbagilah hadiah, maka akan saling sayang satu sama lain diantara kalian”
Memberikan sesuatu yang baik dan manfaat, maka pahalanya akan mengalir untuk kita. Hal itu indah dan nikmat.
Jika kamu tidak bisa memberikan sesuatu ke orang, maka sedekahlah kamu dengan tutur kata yang baik, manis, dan lembut. Hal itu bisa dianggap sedekah karena terkadang manusia tidak butuh apa-apa kecuali butuh omongan yang indah, lembut, baik, dan bijak daripada omongan yang kasar.
Semua yang diucap itu ditulis. Ada ucapan yang mengandung unsur pahala, ada ucapan yang akan mendatangkan kita kepada laknatnya Allah. Maka ketika berbicara, bicaralah yang baik-baik dan yang enak didengar saja.
Jika bicara tidak bisa, maka senyumlah dengan senyum yang tulus. Berikan orang kesan bahwa kamu itu meninggalkan kesan yang baik.
“Berkumpulah dengan orang-orang, tapi dengan perangai yang baik”
Kamu bicara selalu tutur katanya baik, dilihat selalu enak senyumnya, dan jika duduk bersama teman-teman selalu meninggalkan akhlak yang baik.
Kita tidak ada keharusan untuk menjadi orang, kecuali menjadi orang baik
Jadi kesimpulannya adalah
Jika tidak mampu sedekah dengan bilangan harta, paling tidak sedekahlah dengan sesuatu yang jauh lebih ringan yaitu dengan kata-kata yang baik. Namun jika kamu pun sulit mengucapkannya, maka jadilah orang yang murah senyumnya (senyum tulus)
Nabi Muhammad Murah Senyum
Nabi Muhammad adalah orang yang paling murah senyumnya. Dimana tempat beliau bertemu dengan orang, pasti orang akan dapati wajah beliau enak dilihat karena tampak senyumnya. Walaupun Nabi punya karakter yang doanya khusyuk, tapi diluar daripada itu beliau selalu meninggalkan wajah yang enak dilihat.
Marahnya Sayyidina Umar hanya tentang yang Benar
Contoh orang yang garang wajahnya yaitu Sayyidina Umar bin Khatab. Orang hanya dari melihat wajahnya Sayyidina Umar sudah tahu jika dia sepertinya garang. Tapi setelah mengenal islam, dia tidak pernah meninggalkan kesan buruk ke orang. Segarang-garangnya , dia adalah adalah orang yang paling lembut muamalahnya ke orang.
Sekelas Sayyidina Umar yang membuat setan takut dengan dia jika jalan satu gang bersama. Setan itu tidak pernah takut dengan orang, tapi dia takut dengan Sayyidina Umar. Setan paling cepat maju untuk menggoda orang tapi tidak berani menggoda Sayyidina Umar. Hal ini yang bicara adalah Nabi,
“Sayyidina Umar tidak memilih suatu jalan kecuali setan memilih jalan lain yang tidak ada Sayyidina Umarnya”
Setan memilih jalan lain karena sangat takut dengan karakternya Sayyidina Umar bin Khattab. Tapi tidak ada kita mendengar riwayat “Tidaklah Umar jalan disuatu gang, orang memilih jalan di gang lain”. Kenapa Nabi sebutnya setan? Karena Sayyidina Umar marahnya hanya tentang yang benar, bukan ke semua orang dia garang, bukan ke manusia dia garang. Hatinya lembut walaupun dia memiliki karakter yang dikenal dengan tegas dan garang. Dia tidak bisa tidur karena memikirkan umat (rakyat) sehingga sampai malam kerjaannya sebelum tidur berkeliling kota Madinah memastikan rakyatnya tidur dalam keadaan perut kenyang.
Setiap kali kita bertemu dengan orang dan dimanapun tempatnya, baik dia teman kita atau pun orang pertama yang baru kita jumpai, maka pesan pentingnya adalah
- Jangan meninggalkan kecuali tutur kata yang baik
- Berikan dia senyumanmu yang tulus
- Tinggalkan kesan dari perangaimu yang indah
Jadikan ini adalah dirimu bukan hanya tanggung jawabmu. Jika kamu jadikan dirimu seperti itu, mau sama siapa saja kamu, kamu adalah orang yang paling baik kata-katanya, orang yang paling indah wajahnya (dilihat karena senyumannya), dan paling enak dilihat budi pekerti dan perangainya.
Didalam pembahasan ini,
Kematian seseorang akan terikat dengan kenangan dia semasa hidup.
Jika dia berbuat baik dikala hidup maka dia akan dikenang walaupun telah wafat sekalipun. Sepanjang sepeninggalannya walaupun sampai hari kiamat namanya akan tetap selalu dikenang, akan tetap terus ada karena dia memiliki sifat-sifat yang indah, mulia, dan luhur.
Tapi jika dia orang buruk perangainya, seperti Abu Jahal, Fira’un, Namrud, dan Qorun, namanya sampai sekarang masih disebut tapi kenangannya buruk. Jika ingat Qorun, serakah. Fir’aun, haus akan kekuasaan bahkan menganggap dirinya Tuhan. Abu Jahal, Abu Lahab, pasti kenangan yang teringat akan orang itu buruk. Dan kita jangan sampai membuat orang punya ingatan tentang kita buruk.
KAJIAN KITAB MUKASYAFATUL QULUB
Nabi dalam sebuah riwayat mengatakan
“Kematian seorang mukmin itu adalah hadiah yang paling berharga”
Bagi orang-orang yang beriman, kematian itu adalah hadiah karena dunia itu sejatinya penjara bagi orang beriman.
Orang yang betul-betul dihatinya memahami arti keimanan, dia akan paham saat dia keluar dari kesulitan, dia menganggap dirinya merdeka.
Misalnya saat kamu bisa keluar dari penjara, kamu anggap itu adalah suatu kebebasan, nikmat dari Allah. Allah jadikan dunia ini penjara bagi kita. Kapan kita merasa dunia ini penjara? Saat kita benar-benar punya iman.
Qosidah Habib Abdullah Al Haddad
ألا يا الله بنظرة من العين الرحيمة تداوي كل ما بي من أمراض سقيمة
Beliau mengatakan,
وذي دنيا دنيه حوادثها كثيره وعيشتها حقيره ومدتها قصيره
“Dunia itu hina, banyak macam perkara yang terjadi didalamnya. Dunia ini hina, kita pun punya waktu disini sebentar“
Habib Abdullah Al Haddad memberikan imajinasi dunia ini tidak enak. Walaupun dia bermukim didunia, tapi seolah dirinya tidak ada didunia.
“Dunia itu tidak enak, jangan tertipu olehnya. Dunia ini hina, kita pun punya waktu disini hanya sebentar, jangan kamu tertipu olehnya“
Habib Abdullah Haddad memberi peringatan,
“Ingat tentang dunia ini yang akan binasa, ingat tentang dunia ini yang banyak kesulitan didalamnya, ingat tentang dunia ini yang sebenarnya kaya saja tidak karena jika dibandingkan dengan kaya di akhirat tidak ada apa apanya”.
“Orang yang masuk surga terakhir, dia mendapatkan surga seluas 10x dunia”.
Jadi jika kamu menganggap dunia ini punya nilai, sangatlah salah.
Dari sini kita paham, diberikan gambaran bahwa dunia itu tidak enak maka janganlah tertipu, jangan kamu tertipu daya olehnya, jangan kamu termakan bujuk rayunya. Seolah Habib Abdullah Al Haddad memberikan gambaran ke kita seperti itu.
Kemudian
فطوبى ثم طوبي لمن منها تحقر وطلقها وفي طاعة الرحمن شمر
“Beruntung kemudian beruntung bagi orang yang terhadap dunia bisa berhati-hati. Dengan dunia dia tidak tertipu, bisa berjaga-jaga, tidak serakah, tidak buta, dan tidak lupa diri. Tapi lebih beruntung bagi orang yang bisa menceraikan dirinya dari dunia”
Bukan hanya waspada, tapi cerai. Dia hanya menyibukkan dirinya didunia ini dengan ibadah kepada Allah.
Kalau kita baca sedikit tentang dunia yang diuraikan oleh Imam Haddad, maka kita akan dapati jawaban bahwa tepat apa yang Nabi katakan
“Dunia ini penjara bagi orang mukmin”
Orang sholeh menjadikan kematian sebagai hadiah karena mereka keluar dari negeri yang penuh kebohongan ini, keluar dari tempat yang penuh kehinaan ini. Atas dasar mereka keluar, mereka menganggap dirinya merdeka.
Dunia Indah karena ada Nabi Muhammad
Sebagaimana dahulu sahabat merasakan dunia ini indah karena ada Nabi Muhammad.
Sahabat Nabi dahulu hidup dizaman Nabi, bagi mereka surga. Nikmat karena ada Nabi Muhammad. Dimana tempat mereka duduk, disitu mereka mau duduk bersama Nabi Muhammad. Mereka bukan membicarakan nikmat dunia tapi mereka merasa bahagia karena disitu ada Nabi Muhammad. Sahabat tidak ada yang betah dirumah, betahnya dimana Nabi ada. Tidak ada dari mereka yang betah beranjak dari Nabi, satupun tidak mau karena mereka merasakan kenikmatan hanya saat ada Nabi.
Setelah Nabi wafat, keadaan mereka berubah. Ada sahabat yang bahkan berdoa ke Allah minta matanya dibutakan “Dunia ini tidak ada yang indah, yang indah hanya Nabi”
Dia petani, dia sedang menanam gandumnya kemudian dapat berita dari anaknya yang mengabarkan bahwa Nabi meninggal. Dia langsung mengangkat tangan dan meminta matanya buta, akhirnya dikabulkan oleh Allah matanya buta.
Sayyidina Umar begitu dengar Nabi wafat, mengatakan “Jangan katakan Nabi wafat, Nabi itu hanya pergi kehadapan Allah seperti Musa dulu pergi. Dia akan kembali setelah urusannya selesai” kemudian disadarkan oleh Sayyidina Abu Bakar “Tidak begitu, Wahai Umar”
Sayyidina Abu Bakar begitu Nabi wafat, orang mencium dari mulutnya bau gosong. Bau gosong keluar dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar. Lalu disimpulkan oleh para sahabat yang lain bahwa hati Sayyidina Abu Bakar karena menahan rindu Nabi Muhammad. Ketika Nabi meninggal, tidak ada yang merasakan enak.
Sayyidina Bilal tidak sanggup di Madinah karena Nabi sudah tidak ada. Ia kemudian lari ke kota Suriah. Bilal memilih pensiun dini, tidak mau lagi adzan karena hanya mau menjadi muadzinnya Nabi Muhammad.
Mereka merasa tidak ada kenikmatan didunia ini setelah Nabi tidak ada. Kita belajar bahwa dunia ini tidak ada nikmatnya karena mereka.
Habib Ali Al Habsyi mengatakan
Saya tidak pernah tergiur dengan surga. Karena ternyata begitu saya belajar tentang sikapnya para sahabat, mereka yang punya harta dan apapun lainnya tidak merasakan nikmat jika didepannya tidak ada Nabi Muhammad. Maka saya Ali yang juga melihat siapa Nabi, tahu akan wujudnya Nabi, betapa indahnya bersama dengan Nabi, saya katakan
“Surga tidak ada apa-apanya jika disitu tidak ada Nabi Muhammad”
Saya tidak kangen surga karena indahnya. Tetapi saya ingin masuk surga karena kekasih hati saya nanti akan berada disana.
Ini makna hidup, ada sesuatu yang harus kamu pahami lebih dari tentang hanya mencari uang, makan, tidur, dan lainnya. Bukan sebatas itu kita hidup, bukan tentang memikirkan “Ayo hidup sehat, tua mati selesai”. Tapi kamu harus tahu betul maknanya agar kamu juga tidak dihadapkan situasi dimana kamu memikirkan kematian yang tidak berujung, memikirkan mati malah muncul was-was, membuat ibadah tidak bertambah, bahkan menjadi sakit. Taat tidak bertambah, puasa, dzikir, dan sholat sunnah tidak bertambah. Jika diajak bicara seperti orang sakit, diajak keluar silaturahmi tidak berani.
Kita tidak ingin melihat kematian itu dari sudut pandangnya orang-orang kafir yang takut dengan kematian. Mereka yang lari dari kematian, mereka yang sangat ketakutan dengan kematian seperti seolah-olah jika dia mati segalanya runtuh. Padahal Nabi memberikan pandangan
“Ingat kematian itu bukan tentang kamu punya kenikmatan habis gara-gara ingat dia, tapi mengingat kematian itu adalah disaat kamu ingat, yang muncul adalah semangat. Kalau pun saya mati sekarang saya bukan bertemu keadaan yang lebih buruk dari sekarang tapi saya justru bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sekarang”
Coba jika kita perhatikan ada orang meninggal, kemudian ada yang mengucapkan “InsyaAllah, Allah tempatkan dia tempat yang lebih baik”
Memang hakikatnya jika dia dijemput dengan kematian husnul khotimah, maka tempatnya lebih baik dari dunia. Diberikan nikmat, kuburnya menjadi raudhah min riyadhil jannah, dan tujuan kita didorong untuk mengingatnya agar kita mempunyai dorongan untuk beramal, sehingga kita bisa memupuk kematian yang baik dan pada akhirnya kita diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah.
Qosidah Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi
شوقي إلى دار الحبيب محمد شوق تمكن في الحشا وتكتما
Habib Ali mengatakan,
“Rindunya saya pada rumahnya kekasih”
Bukan surga. Tidak ada yang ingin surga jika sudah tahu nilainya Nabi Muhammad. Jika sudah tahu menjadi orang mukmin yang beriman sejatinya itu maunya apa? Ini bukan tentang mau hidup enak lagi. Tapi yang mereka kejar adalah ingin dekat dengan Nabi.
“Rindu ini melekat dihati selama-lamanya”
Hadiah bagi seorang yang beriman adalah kematian. Karena dunia itu penjara bagi orang beriman dan kita tahu isinya dunia itu lelah, sumpek, maka kita harus berusaha keras melawan hawa nafsu, perangnya dengan diri sendiri. Saat lagi datang malas sholat, kajian, wirid, dan baca Al Quran, kamu harus perangi hal-hal itu. Masa giliran kita senang-senang, ngumpul, dan jalan dengan teman tidak ada malasnya. Bahkan tidak sempat ngomong malas.
KEMATIAN SEBAGAI PENGHAPUS DOSA
Nabi Muhammad mengatakan
“Sesungguhnya kematian adalah penghapus dosa bagi setiap orang muslim”
Orang muslim yang dimaksud disitu adalah mereka yang termasuk kelompok orang-orang yang menjadi seorang muslim sesungguhnya. Dia tidak pernah mengganggu orang muslim lainnya dengan mulutnya dan dengan tangannya.
Nabi Muhammad berkata
“Orang muslim adalah orang yang bisa menjaga muslim lainnya dari mulutnya dan dari tangannya”
Artinya dia tidak pernah menyakiti orang dengan mulutnya dan tangannya.
Orang muslim yang sesungguhnya, dia bisa benar-benar menerapkan dalam dirinya akhlak dengan perbuatannya. Dia tidak pernah mengotori orang lain dengan kata-katanya dan menyakiti orang dengan perbuatannya. Dia benar-benar ingin menunjukkan akhlak yang baik, sikap yang baik. Maka dia tidak pernah mengotori dirinya kecuali dengan dosa-dosa kecil. Namanya manusia tidak mungkin tidak melakukan dosa karena dari kita tidak ada yang ma’sum (bebas dari dosa) kecuali Nabi Muhammad dan para anbiya. Adapun kita tidak ada jaminan tidak akan berdosa. Kita dosa ada, tapi dosanya hanya kecil. Karena dia selalu berusaha menjauhi dirinya dari dosa-dosa besar, dia tidak ingin melakukan dosa-dosa besar. Maka kematiannya itu membersihkan dia dari segala noda-noda yang pernah diperbuat selama didunia.
Kita melihat kematian bukan dari sisi yang menyeramkan, tapi kematian yang penuh dengan kenikmatan
DOSA TERAMPUNI KARENA MENYOLATI MAYIT
Dalam sebuah riwayat,
“Siapa orang yang menyolati jenazah orang yang dosanya diampuni, maka Allah akan beri juga ampunan untuk dosanya”
Orang yang menyolati jenazahnya orang ‘alim dan orang sholeh, maka dosanya dia juga akan diampuni.
Sebenarnya kematian itu menghapus dosa-dosanya semua orang muslim. Coba pahami doa sholat jenazah
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واغسله بالماء والثلج والبرد ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس
“Ya Allah ampuni dosanya, rahmatilah dia, berikan keafiyatan untuknya, muliakan dia, lapangkan lubang kuburannya, dan sucikan dia dari segala kotoran-kotoran dosa, seperti engkau membersihkan pakaian putih dari segala nodanya”
Jika kita paham tentang ini, kemarin ada corona tidak membuat kita takut mati. Kematian tidak sebegitu menyeramkannya tetapi justru dia dapat menjadi salah satu wasilah agar semua dosa kita diampuni Allah, tapi dengan catatan jadilah orang muslim yang tidak menyakiti muslim lainnya dengan mulut dan tangannya, orang muslim yang selalu berperilaku dengan akhlak yang baik kepada sesamanya, dan tidak melakukan perbuatan dosa besar kecuali hanya dosa-dosa kecil yang memang tidak bisa luput dari dirinya.
Artinya untuk menjemput kematian yang indah itu kamu harus melakukan sesuatu dalam hidupmu yaitu jadilah orang baik, jadilah orang muslim yang sesungguhnya, jadilah orang sholihah dari sisi anak, istri, teman, sahabat, kerabat, dan bagi saudara-saudaranya. Isi sisanya yakin dengan Allah. Allah tidak mungkin menyia-nyiakan usaha baik kita selama didunia. Yang ditakuti adalah usaha menjadi orang baik itu tidak ada, mau jadi orang baik tidak terpikirkan, bahkan asal mengatakan “Ah kita semua akan mati, nanti ujung-ujungnya insyaAllah kita semua orang beriman masuk surga”
Jika seperti itu artinya sangat sempit pemikirannya. Kamu kira jalanan akhirat sesingkat itu? Tidak, jalan akhirat tidak singkat karena satu hari diakhirat sama dengan 50.000 tahun.
Maka untuk menjemput yang indah harus ada perbuatan yang pantas untuk kita mendapatkan perlakukan yang indah.
PERKUMPULAN PENUH CANDA TAWA
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi Muhammad suatu ketika melewati suatu majelis (perkumpulan). Tapi perkumpulan itu dominan hanya untuk canda tawa, untuk senang-senang saja. Saat Nabi dapati mereka sedang berkumpul dengan keadaan yang semacam itu, maka Nabi tegur,
“Campurkan isi majelis kalian dengan sesuatu yang mengeruhkan kelezatan (kenikmatan) yaitu ingat kematian”
Nabi tidak melarang canda tawanya. Mau kumpul tertawa, senang, gembira, boleh. Tapi jika isinya hanya canda tawa, kamu rugi karena canda tawamu semuanya akan menjadi hisab yang sia-sia. Jika kamu kombinasikan majelis canda tawamu dengan kebaikan, maka berbeda. Ulama memberikan alternatif, majelisan (perkumpulan) tapi ada tausyiahnya, ada nasihatnya yang disampaikan. Itu akan menjadi seimbang karena kamu tidak hanya ngakak tapi ada rem nya, ada sesuatu yang tidak hanya bikin isinya ngakak. Dikombinasikan sehingga saat kamu bersenang-senang, kamu tidak terlalu melupakan Allah dan lalai daripada Allah.
Sekarang ini yang banyak seperti itu, senang senang, kumpul-kumpul, isinya ternyata memang tidak ada sesuatu yang mengingatkan kamu dengan Allah, maka kumpulnya menjadi sesuatu yang hanya mengeraskan hati. Kita tahu bahwa
“Tertawa bisa mengeraskan hati“
Orang yang hobinya berkumpul, jika diajak kebaikan hatinya menentang, tidak betah karena hatinya keras. Dia hanya mencari yang enak menurut dia, karena orang-orang seperti itu pikirannya sempit, belum terbuka dunia itu apa.
Kalau kita sekarang belajar. Kita diuraikan dunia itu apa melalui kacamatanya Imam Haddad, Habib Ali Al Habsyi, dan Imam Ghozali. Mereka memberikan sudut pandangnya ke kita tentang dunia, sampai pada akhirnya “Oh ya kita tidak boleh sampai mati-matian untuknya, tidak boleh kelebayan pada dunia”. Kita mulai paham, karena itu penting juga kita yang berkumpul isinya hanya tertawa harus dikombinasikan. Jika tidak ingin mendengar tausyiah, paling tidak baca burdah ramai-ramai.
“Sebelum memulai sesuatu, mulailah dulu dengan kebaikan“
Misal “Yuk sebelum kita kumpul untuk ketawa, kita baca yassin tahlil untuk keluarga kita yang sudah mendahului kita dulu”
Paling tidak mulai dengan kebaikan. Bukan hanya datang langsung ketawa saja. Dari awal hingga pulang kumpul, tidak ada catatan amal baiknya. Tapi ketika dikombinasikan dengan kebaikan, maka berubah pahalanya, beda yang kamu dapat. Tetap di hisab, tapi hisabnya kebaikan.
Nabi mengingatkan kita jangan sampai kita salah-salah dalam mengambil sikap dan langkah dalam kehidupan ini. Jadi bukan tentang mengingat kematian itu “Oh ingat kematian, serem banget”, tidak dari sudut pandang itu.
Ingin ingat kematian seperti Bilal bin Robbah ingat kematian.
Imam Haddad dalam salah satu nasihatnya,
“Kalau bukan karena bangun malam dan kumpul dengan orang-orang sholeh, saya tidak betah tinggal di dunia, saya sudah ingin mati saja”
Gara-gara didunia diberikan selingan oleh Allah kenikmatan ada qiyamul lail dan kumpul dengan orang-orang sholeh, saya masih sanggup bertahan disini. Tapi jika tidak ada itu, saya lebih baik mati aja.
Muda Mengejar Harta, Tua Menghabiskan Harta
Ada orang tua yang sudah cukup lanjut usia.
“Waktu aku muda, aku sibuk mengejar harta (sibuk mengurus dunia). Saat aku sudah tua, aku sibuk mengejar sehat. Lalu harta yang ku cari dahulu, aku bayar untuk sehat ku yang dulu ku jadikan sibuk mencarinya”
Waktu sehat sibuk mencari harta (mencari dunia), sehingga tidak memikirkan kesehatan. Kesehatannya tidak terjaga, waktu malamnya terganggu untuk begadang karena mati-matian dia cari harta. Begitu masa mudanya hilang dan berganti masa tuanya, sehatnya menuntut untuk di supply harta karena sakitnya itu sakit yang meminta kesehatan. Maka harta yang dicarinya sia-sia.
Kita masih diberikan oleh Allah sehat sampai hari ini maka kita jaga kesehatan agar kita semua bisa menjemput masa tua, InsyaAllah masa tua kita dalam sehat dan afiyat, dipenuhi dengan ibadah, dzikir kepada Allah, bangun malam, amal-amal kita, dan kebaikan-kebaikan yang sudah sering kita perbuat dari masa muda kita.
والله أعلم بالصواب