10 Terakhir Ramadhan
Kita telah memasuki penghujung daripada bulan suci Ramadhan. Dimana malam-malam yang sedang kita rasakan saat ini merupakan malam-malam yang begitu luar biasa. Anugerah, rahmat, limpahan dari Allah SWT kepada kita semua. Ini semua diberikan oleh Alah SWT kepada kita semua, Ummat Nabi Muhammad SAW. Yang itu semua adalah orang-orang yang ingin kembali, orang-orang yang ingin mencari, dan orang yang ingin tambah dekat lagi kepada Allah dan Rasulnya.
Dikatakan jika telah masuk 10 terakhir bulan Ramadhan, maka Nabi SAW sebagaimana dibahas didalam bait syairnya Al-Ahbib Muhammad bin Abdullah Al Haddar (Ayah Hubabah Nur).
“Dikatakan kalau sudah masuk 10 terakhir bulan Ramadhan, Nabi tidak sama sekali tidak memejamkan matanya. Artinya Nabi tidak tidur sama sekali. Apa yang beliau lakukan ? Nabi berniat melakukan i’tikaf dari 20 Ramadhan sampai hari lebaran.”
Itulah kenapa 10 terakhir bulan Ramadhan banyak yang mengejar i’tikaf. Ingin mengerjakan apa yang dilakukan oleh Nabi, dan itu juga yang dikerjakan para ulama dan para salafussoleh. Lebih giat lagi mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Nabi tidak ibadah sendiri, tapi membangunkan juga para ahli keluarganya untuk ibadah.
Terlebih pada saat ini (masa karantina) semuanya ada dirumah, bagi orang-orang yang berniat kencang ini ingin memakmurkan malam 10 terakhir dibulan Ramadhan ini, maka tidak akan putus keberkahan 10 terakhir dibulan Ramadhan ini.
Jika seorang Nabi saja yang sudah ibadahnya, tapi tetap menambah ibadahnya, maka sudah seharusnya kita yang banyak kurangnya juga melebihkan ibadah di 10 terakhir Ramadhan ini.
Jangan menyibukkan diri dari dunia atau hal-hal yang tidak berguna.
Asal Usul Malam Lailatul Qadar
Di 10 terakhir malam Ramadhan, ada waktu yang dinanti-nanti, yaitu malam Lailatul Qadar.
Bukankah malam Lailatul Qadar tanggal 17 Ramadhan ? kenapa jadi 10 terakhir Ramadhan ?
Pada awal Nabi SAW diberitakan oleh Allah tentang “Inna lailatul qadr..” bahwa Al Quran turun tepat di malam 17 Ramadhan. Pada saat itu, dalam sejarah turunnya (Al-Quran) tepat di malam 17 Ramadhan. Akan tetapi sesuai dengan kesepakatan Ulama, bahwa itu bukanlah malamnya paten, dimana lailatul qadar turun di 17 Ramadhan. Bukan !! Tetapi turunnya Quran bertepatan dengan malam Lailatul Qadar pada saat itu.
Malam Lebih Baik dari 1000 Bulan
Kata Allah SWT disebutkan , “Tahukan kamu Lailatul Qadar ?”
Yang kita ketahui malam Lailatul Qadar adalah malam lebih baik 1000 bulan.
Apanya yang lebih baik ? malamnya atau ibadah kita ?
Mengingat umur ummat Nabi yang hanya 60an tahun dibanding ummat terdahulu. Nabi memikirkan bagaimana ummatnya melakukan sedikit amalan tetapi besar ganjarannya, sehingga meskipun umurnya pendek namun bisa mengungguli ummat terdahulu.
Jika malam lailatul qadar datang, maka siapapun yang melakukan ibadah (baca quran, shalat, dzikir atau sedekahnya), maka pahalanya ibadahnya lebih baik dari 83 tahun (1000 bulan).
Maka dia akan dapat ampunan dosa tahun lalu dan dosa yang akan datang. Jika orang yang mendapat lailatul qadar, maka kehidupan yang akan datang akan lebih baik lagi (ibadahnya).
Itulah yang disebut dia akan diampuni dosa yang lalu dan dosa yang akan datang.
Ampunan yang akan datang maksdunya seperti apa ? Allah akan bimbing dan tuntun dia kepada perkara yang lebih baik.
Arti Lailatur Qadar
Qadar adalah kedudukan mulia. Lail adalah Malam.
Lailatul Qadar, satu malam yang mulia kedudukannya di mata Allah dan Rasulnya.
Malam Lailatul Qadar disebut juga dengan malam takdir. Di malam takdir itu Allah SWT menetapkan kepada kita semua satu tahun yang akan datang tentang takdir kehidupan kita, termasuk umur, rezeki, nasib baik yang akan mengenai kita.
Oleh karena itulah Ulama berlomba-lomba mengejar malam Lailatul Qadar agar tercatat menjadi orang-orang yang beruntung pada malam tersebut.