Majelis Ta’lim Al Harisun
Jum’at, 26 Juli 2019
Kitab Imam Syahrani
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بسم الله الر حمن الر حيم
Muqodimah, disaat memulai mengarang diawali dengan bismillah agar berkah. Lalu mengucapkan sholawat kepada nabi Muhammad, dan mengucapkan hamdalah.
Segala yang penting tentang agama, haruslah diawali dengan bismillah. Jika tidak, maka berkahnya akan terputus.
Bagaimana cara kita berteman (bersahabat) secara Islam ? Apakah selama ini pertemanan kita salah?
Maka dalam kitab ini akan dibahas bagaimana caranya agar pertemanan kita tidak saling berbenturan, bermusuhan.
Jangan hanya karena hal-hal kecil, berbeda pendapat tetapi membuat saling berbenturan, bermusuhan, tidak saling tegur sapa dan membentuk kubu masing-masing.
Inilah yang terjadi dimasa sekarang ini yang sedang mengalami krisis dalam pertemanan. Oleh karena itu perlunya membahas bagaimana membangun ukhuwah islamiyah. InsyaAllah dengan ukhuwah ini kita semakin dekat kepada Allah SWT.
Bab Pertama – Keutamaan berteman karena Allah.
Bagaimana keutamaan berteman karena Allah. Jangan sampai pertemanan yang kita jalin tidak dilandasi karena Allah. Begitupun pasangan hidup, jika orang menikah bukan karena Allah, maka akan kandas begitu saja.
Semoga kita yang sudah punya teman mengerti apakah kita yang merasa sudah baik sudah benar (cara berteman).
Dimanapun kita, jangan sampai kita berteman tidak dilandasi karena Allah. Jangan berteman hanya karena kaya, status dll, maka ditengah jalan akan kandas begitu saja. Semuanya harus didasari karena Allah.
Jangan pertemanan kecuali karena Allah. Kenapa berteman karena Allah ?
Ketahuilah bahwasanya pertemanan karena Allah itu adalah Islam yang paling kuat.
Jangan ada mulut yang kasar menghina seseorang.
Karena, tanda-tanda Islam yang paling kuat, diantaranya adalah berkasih sayang karena Allah. Pertemanan karena Allah adalah pintu kebaikan paling besar.
Berteman karena Allah adalah pintu kebaikan yang paling besar.
Teman karena Allah itu yang seperti apa ? teman yang mengajak atau mengingatkan kebaikan (datang ke jadwal pengajian).
Adapun teman yang hanya membela tetapi sebenarnya yang dibela salah, maka itu bukan berteman karena Allah.
Jika berteman karena Allah. Berpisah pun juga karena Allah (bukan karena bertengkar). Seperti Muaz bin Jabal yang harus berpisah dengan Nabi SAW karena ditugaskan ke negeri Yaman.
Semua Ulama mengajarkan kepada kita untuk berkasih sayang karena Allah.
Ada juga orang yang bilang, menyendiri itu lebih selamat dari pada bahaya bahaya yang ada.
Pilihan menyendiri ini untuk siapa? Apakah cocok untuk kita? Memilih untuk menyendiri ini, paling tepat untuk anak anak yang sedang menuntut ilmu agar fokus menuntut ilmu, bukan fokus berteman.
Ada hadis yang mengatakan, perbanyaklah pertemanan karena Allah, karena kita tidak tahu teman mana yang akan menyelamatkan kita nanti di akhirat.
Kapan lagi waktunya menyendiri? di saat sudah berusia tua, ketika sudah bosan bergaul dengan khalayak ramai, dan ingin fokus menuju Allah saja.
Keutamaan berteman karena Allah. Yaitu ada 7 golongan yang akan mendapat naungan, disaat tidak ada naungan selain naungan-Nya:
- Imam/pemimpin yang adil.
- Pemuda/pemudi yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.
- Orang yang hatinya bergantung pada masjid.
- Dua orang yang berkasih sayang dan berpisah karena Allah. Yang berteman, tidak ada sangkut paut dengan nasab, namun saling berkasih sayang karena Allah.
- Seorang yang jika diajak bermaksiat, maka dia (orang yang diajak bermaksiat) menjawab “Aku takut kepada Allah“.
- Orang yang sedekah sembunyi-sembunyi (orang sebelah kanan kirin tidak tahu).
- Orang yang berdzikir mengingat Allah, menyebut nama Allah, sendirian, dan dalam kesendirian-nya itu air matanya mengalir. Itu tangisan yang akan membuat dia mendapatkan naungan, karena dia menangis karena Allah.
والله أعلمُ بالـصـواب