Tanggal          : Kamis, 1 April 2023
Kitab               : At Tibyan EPS. 05
Karya              : Sayyid Muhammad Al Maliki
Guru               : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat           : MT Banat Ummul Batul

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ​

*Pembahasan Kitab Al Busyro*

Diantara khususiyah Sayyidah Khodijah r.a, beliau sosok seorang yang begitu percaya sama Nabi SAW dengan kepercayaan yang menyeluruh.

Dari sekian banyak orang, yang pertama kali mendengar ajakan Nabi untuk masuk ke dalam islam yang pertama kali percaya dan ikut kepada Nabi adalah Sayyidah Khodijah.

Sayyidah Khodijah r.a pernah ngerasain sholat bareng berjamaah sama Nabi. Kala itu belum ada perintah sholat, tapi Rasulullah sudah diajarkan praktek wudhu dan sholat, bahkan diajarkan sholat menghadap Masjidil Haram yang kala itu belum ada perintah sholat menghadap Masjidil Haram. Sebelum adanya perintah sholat, Rasulullah sudah sholat sehari 2 kali, di waktu malam dan di waktu siang.

Sayyidah Khodijah wafat saat itu belum ada perintah sholat, tapi Sayyidah Khodijah sudah merasakan sholat berjamaah sama Nabi SAW.

Sayyidah Khodijah mendapat kemuliaan dari Allah SWT dengan merasakan bisa sholat sama Nabi Muhamamd SAW walaupun saat itu ternyata islam belum benar-benar rampung hukumnya.

Kita sebagai perempuan (sebagai istri) perlu melibatkan suami dalam ibadah kita. Diantaranya, sholat berjamaah.

Kalau suami sholatnya di masjid, ya Alhamdulillah. Yang gawat kalau istri sholat, suami malah tidur.

Suami gak sholat, terus istri nangis? Buat apa? Jangan tetesin air mata karena suami yang gak sholat. Karena dia yang akan dihukum sama Allah, bukan kita. Jangan terlalu terpengaruh kalau suami kamu bukan orang yang rajin ibadah. Jangan terlalu menguras tenagamu untuk suami yang seperti itu. Karena dosanya ya dia sendiri yang pikul.

Kalau ada suami yang nangis liat istri gak sholat itu benar. Karena dosanya istri dipikul suami.

Gak ada dalam sejarah istri mikul dosa suami. Kecuali, dosanya istri yang nyuruh. Contoh, istri ingin suami punya penghasilan lebih sampai suaminya disuruh mengahalalkan segala cara.

Boleh berharap punya suami yang mengimami kita menuju surga, tapi coba jangan ketinggian dulu ekspektasinya. Coba cukup kamu jadi imam untuk dirimu sendiri deh. Karena jaman sekarang kayaknya minta dicariin imam agak ruwet ya. Maka solehahkan diri kita, jadiin diri kita ahli taat, ahli ibadah, yang ngejalanin hukum syariat, yang mendirikan apa yang Allah perintah, yang menjauhkan apa yang Allah larang. Maka saat itu kalau kita dapat yang levelnya kayak Qorun atau Fir’aun, maka dia akan ngikut ke kita.

Habib Ali Al Habsyi bilang, “Kalau di rumah ada satu orang perempuan solehah, maka bisa mensolehahkan/solehkan seisi rumah.”

Suami bisa menjadi soleh, anak bisa menjadi soleh solehah, bahkan art bisa menjadi soleh dan solehah. Tapi kuncinya, perempuan yang menjadi solehah.

Waktu itu pernah ada yang bertanya, “Kalau orang nikah dua kali, nanti di surga dia sama siapa?”

Ini bicara kalau suaminya meninggal, lalu istri menikah lagi.

Maka dijawab, “Dia akan di surga bersama orang yang paling banyak kegiatan ibadahnya bersama.”

Itu yang menentukan istri bersama siapa disana. Bukan awal atau akhir yang menentukan, tapi kadar banyaknya ibadah bersama itu yang menentukan.

Hubabah Nur sering menasehati, “Kalau kebetulan dapat suami yang Alhamdulillah baik, bisa diajak kerja sama dalam menjalankan suatu ibadah, menjalankan taat, maka sering-seringlah kamu berbuat taat bersama dengannya.”

Bisa ngajakin suami sholat berjamaah, ajakin. Kalau suami males sholat di masjid, jangan diceramahin. Yang penting suami mau sholat di rumah jadi imam kamu itu sudah cukup.

Sejelek apapun suamimu dalam mengimami kamu sholat, yang penting yang kamu harus perhatikan bacaan Al Fatihahnya. Suami kamu bisa baca surat Al Fatihah, maka dia bisa jadi imam.

Mulai berusaha ciptakan suasana tersebut dalam rumah tangga. Ciptakan selalu ibadah bersama suami.

والله اعلم بالصواب