Prasangka kita kepada Allah menjadi tolak ukur melihat Allah.

MT Anwarul Hidayah

Kamis, 30 Januari 2020

Kajian Akhlak (Ajalatussibaq)

Ustadzah Aisyah Farid BSA

بسم الله الر حمن الر حيم

Bagaimana murkanya Allah dengan orang-orang yang bermaksiat, maka (seharusnya) dia (orang yang bermaksiat) akan lebih khawatir.

Allah Maha baik, karena perbuatan tidak dibalas kontan di dunia, tetapi semua perbuatan dibalas nanti di akhirat.

Jika yang mau maksiat silakan, yang ingin berbuat baik juga silakan. Karena nanti ganjarannya akan dibalas di hari akhir.

Orang yang takut, meski hakikatnya baru diancam, hanya baru gertakan tapi dia pasti takut.

Siksanya Allah tidak seperti sabetan sapu lidi, dan orang yang menuju neraka jahannam, jalannya tidak bisa mundur atau bahkan jalan ditempat. Jika Allah sudah memerintahkan masuk, maka masuklah (ke neraka)

Maka jangan meremehkan rasa takut. Karena orang yang bertakwa dihatinya pasti ada rasa takut.

Orang harus punya rasa takut tapi juga harus punya harapan (roja) kepada Allah. Mengharap rahmat, ampunan, kasih sayang dari Allah.

Bagaimana caranya punya harapan sama Allah? yaitu dengan berprasangka baik kepada Allah

Allah tidak pernah menghukum hambanya diluar dari kesalahan hambanya.

Prasangka pada Allah yang baik-baik.

Dalam sebuah hadits qudsi, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku”

Jika kita berprasangka Allah Maha Rahim.. maka Allah Maha Rahim..
Jika kita berprasangka Allah Maha Rahman, maka Allah Maha Rahman ..

Prasangka kita kepada Allah menjadi tolak ukur melihat Allah.

Allah berkata, “Aku bersama hambaKu yang mengingatKu”.

Setiap kita menyebut nama Allah, maka Allah menyertai kita, Allah bersama duduk dengan kita.

Bagaimana caranya supaya dirumah ada Allah, maka sebut nama-Nya.  اللّٰه ..  اللّٰه ..  اللّٰه

Bagaimana supaya ada Rasulullah (ada didekat kita) ?? maka baca Shalawat. اللهم صل على سيدنا محمدو على ال سيدنا محمد

Kata Nabi dalam sebuah riwayat (Abu Hurairah). “Tidaklah sesorang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan kepadaku ruhku sehingga aku menjawab salamnya“.

Siapa yang mengingatku didalam tempat terbuka, maka Allah akan menyebutnya ditempat yang lebih terbuka, yang lebih indah yang lebih mulia. Allah membanggakan kita dihadapan malaikat.

Jika menyebut nama Allah jangan sendirian (bareng-bareng).

Sebut nama Allah bahkan jika sampai dikatain riya. Nabi memang menyuruh kita Ibadah walau sampai orang munafik mencela.

Mantapkan langkahmu dalam kebaikan, tidak perlu mencela orang lain.

Barangsiapa yang merasa dosanya banyak, maka baik baginya untuk merasa takut sama Allah. Perbanyak rasa takutmu kepada Allah. Kecuali ketika mau mendekati ajal, maka perbanyak rasa harap.. husnudzon sama Allah.. Allah Maha Rahman, Allah Maha Pengampun.

Jika kita mendapati diri kita sakit, husnudzhon kepada Allah. Katakanlah pada hatimu, “Mungkin Allah ingin menghapus dosa saya“.

Jangan berprasangka buruk itu adalah adzab.

Kamu berprasangka apa?, itulah yang akan datang padamu.

Prasangka baik itu penting. Didalam (keadaan) sakit itu baik, karena ada penghapus dosa. Yakin Allah yang memberi sakit. Allah juga yang memberi kesembuhan.

Rasa sakit adalah masa dimana kita mau diberi peluang, untuk mengevaluasi diri. Allah Rahim.. Allah Rahman.. Allah Karim.. Allah Jawwad..

Jika kita sakit ingin sembuh, tanamkan diri ini untuk melangkah ke arah sembuh.

Nabi bersabda : “Tidaklah seseorang diantara kalian dimatikan sama Allah kecuali dengan prasangkamu kepada Allah”. Jika kamu prasangka baik begitulah kamu akan dimatikan oleh Allah.

Apa harapan kita? Ya Allahubiha.. Ya Allahubiha.. Ya Allahubihusnil khotimah.. يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِحُسْن الخَاتِمَةِ (Ya Allah matikan aku dalam keadaan husnul khotimah – doa husnul khotimah).

Kamu berharap matimu akan husnul khotimah? dengan prasangka baikmu kepada Allah maka kau akan tertuju pada husnul khotimah

Ada 2 hal yang tidak bisa disamakan dengan timbangan amal baik apapun (karena dengan amal ini, akan membantumu kepada kematian husnul khotimah)

  1. Prasangka baik (husnudzon) kepada Allah
  2. Prasangka baik (husnudzon) sama hamba-hambanya Allah

Contoh, motor kita hilang? jika kita prasangka baik sama Allah, maka ucapan kita adalah “Ooh.. Allah mau gantiin motor kita yang lebih baik”.

Rumah kebakaran ? Ooh Allah mau ngasih rumah yang lebih baik.

Dan tidak ada keburukan yang menyamai keburukan hal ini, yaitu suuzon (prasangka buruk).

Ada ulama bertanya sama gurunya : “Imam, kita nih hidup dizaman yang mana?, kan Nabi pernah bersabda, Nanti akhir zaman, ummat saya memegang agama seperti memegang bara api”.

Gurunya menjawab : “Zaman yang seperti memegang bara api sudah lewat (Ulama ini hidup saat tahun 1930an). Adapun sekarang kita berada dizaman pagi harinya muslim, sore harinya kafir”.

Segitu gampangnya iman seseorang berubah. Dikasih ini terima, dikasih itu terima, tapi iman berubah hanya dalam hitungan .

Siapa prasangka baik kepada Tuhannya maka ia akan menjumpai kabar baik.

Yang sabar menghadapi musibah, dari saudara, dari teman, dari kerabat. Datangkan prasangka baik kepada Allah, minta sama Allah agar kesumpekan masalah kita semua diselesaikan sama Allah.

Semua pemberian Allah dibawah prasangka baiknya kita sama Allah. Maka, jika kamu ingin yang datang baik-baik, maka prasangka baiklah sama Allah.

والله أعلمُ بالـصـواب