Dalam hadits nabi dikatakan "Witir adalah hak, maka barangsiapa yang tidak shalat witir, bukanlah dia dari golonganku". Jika kita bukan ada di barisan/kelompok Nabi Muhammad, maka kita ingin berada di barisan atau kelompok siapa ?

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحمد لله والصلاه والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله وصحبه ومن والا

Pemirsa Wasiat Rasul, dimanapun kalian berada, yang dimuliakan dan dicintai Allah SWT,   kembali lagi kita terhubung didalam program Wasiyat Rasul yang mudah-mudahan dengan wasiat ini mendekatkan ini dengan beliau. Amin Ya Rabbal Alamin

Allah SWT berfirman..                                          

وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

Dan hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan  sunnah sampai Aku mencintainya .

Pemirsa yang dirahmati Allah, Satu hal yang kita ketahui bahwa dengan amalan-amalan sunnah berarti mengantarkan kita kepada derajat, menjadi hambanya Allah yang dicintainya.

Dan mudah-mudahan dengan bertambahnya pengetahuan kita tentang daripada amalan-amalan  sunah yang dikerjakan oleh Nabi kita Muhammad SAW, membuat kita ingin mendapatkan kedudukan tersebut.

Dalam kesempatan kali ini, kita akan menguraikan daripada amalan sunnah Nabi kita Muhammad SAW yang berkenaan dengan shalat sunnah witir.

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم

اَلْوِتْرُ حَقُّ فَمَنْ لَمْ يُوتِرْ فَلَيْسَ مِنَّا

 “Witir adalah hak, maka barangsiapa yang tidak shalat witir, bukanlah dia dari golonganku”.

Dalam hadits ini Nabi SAW ingin menyampaikan kepada kita bahwa pekerjaan shalat sunnah witir merupakan pekerjaan yang benar, pekerjaan yang hak, yang memang sepatutnya sebagai hamba-hambanya Allah mengerjakan perbuatan tersebut .

Kemudian Nabi SAW menambahkan

فَمَنْ لَمْ يُوتِرْ

Ini merupakan suatu ancaman dari Nabi kita Muhammad SAW, “Barangsiapa yang tidak mengerjakan shalat witir, maka dia termasuk bukan dari golonganku”. نعوذ بالله من ذلك

Jika kita bukan ada di barisan Nabi Muhammad, dan jika kita bukan berada didalam kelompok Nabi Muhammad, maka kita ingin berada di barisan atau kelompok siapa ?

Pemirsa yang dirahmati Allah, Nabi SAW mengajarkan kepada kita amalan-amalan yang tidak pernah memaksakan kita dalam mengerjakannya sama persis seperti yang beliau kerjakan.

Jika kita melihat bilangan rakaat shalat sunnah witir yang dikerjakan oleh Nabi kita Muhammad SAW, adalah 11 rakaat,  akan tetapi Nabi SAW tidak menjadikan hal itu wajib kita kerjakan sesuai dengan bilangan rakaat yang beliau kerjakan.

Ulama mengatakan, أقله (setidaknya) berapa kurangnya shalat witir yang kita kerjakan ?

Paling sedikitnya ركعة واحدة , Satu rakaat

Tapi paling umumnya, tiga rakaat.

Maka pemirsa yang dirahmati Allah, jika kita melihat angka 1 begitu kecil, maka jangan sampai ada diantara kita yang melalaikan shalat sunnah witir dengan bilangan 3 rakaat yang telah diajarkan oleh para Ulama kepada kita melalui dari perbuatan Nabi kita Muhammad SAW.

Adapun waktunya sebagian ulama, ada yang mengajarkan diawal waktu sebelum tidur, yaitu setelah mengerjakan shalat isya, maka masuk waktunya shalat sunnah witir, dikerjakan sebelum dia tertidur,

Ada lagi sebagian ulama mengerjakannya yaitu diakhir malam, setelah dia tertidur, maka dia bangun kemudian diapun mengerjakan shalat sunnah witir.

Jika kita tergolong orang yang pasti bangun di waktu malam, maka kita bisa mengambil kesempatan yang agung, yaitu waktu yang paling mulia mengerjakannya diakhir malam.

Tapi jika kita tahu bahwa kita adalah orang-orang yang sulit bangun di waktu malam, apa salahnya jika kita kerjakan shalat tersebut sebelum kita tertidur lelap.

Pemirsa yang dirahmati Allah, ini merupakan hadits yang penting dan perlu kita ketahui dan berusahalah untuk terus mengamalkan daripada sunnah-sunnah Nabi Muhammad, agar kita menjadi hambaNya yang dicintainya dan kita termasuk kelompok dari kelompok Nabi Muhammad SAW. امين اللهم امين

                             هـدانا الله وإيـاكم أجمعين . ثمَ السلام عليكم ورحمة الله وبركـاته

آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن