السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاه والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله وصحبه ومن والا
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
ربى اشرح لى صدرى ويسر لى امرى واحلل عقدة من لسانى يفقهو قولي
أَمَّا بَعْدُ
Pemirsa yang dirahmati Allah, kembali lagi kita terhubung dalam program wasiyat Rasulullah SAW.
Pada kesempatan kali ini kita akan sama-sama akan menguraikan salah satu daripada wasiyat Nabi kita Muhammad SAW yang berkenaan dengan Niat.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya (HR. Bukhari dan Muslim)
Didalam hadits ini Nabi SAW menyampaikan kepada kita pentingnya arti dari sebuah niat dan beliau menyebutkan dengan kata :
إنَّمَا الأعمَال
Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya
Dan diulang lagi
وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan ganjaran dari apa yang diniatkannya.
Dalam hadits ini kita tahu bahwa ternyata peran niat, didalam agama kita, didalam islam, didalam amal ibadah kita, sangatlah penting dan perlu sekali kita mendalaminya.
Sayyidina Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Sohibul Maulid. Beliau mengatakan, dahulu sejak aku kecil, ibuku selalu memberi aku wasiyat jika aku hendak keluar rumahku, mengisi aku dengan niat yang baik-baik.
Ibuku selalu berkata:
Wahai Ali jika kau keluar rumah dan lalu kau berjumpa orangtua yang membawa beban berat, bantu dia.
Wahai Ali jika dijalan kau menemukan ada duri, ada sesuatu yang menghalangi jalan, pungutlah, singkirkan.
Wahai Ali, jika dijalan kamu menemukan ada orang susah yang membutuhkan dari apa yang bisa. kau berikan, berikanlah.
Yang mana beliau berkata, pada saat itu belum tentu setiap hari aku keluar rumah, aku menjumpai orangtua yang membutuhkan bantuan, atau belum tentu aku menemukan orang susah yang membutuhkan bantuan, atau juga duri ataupun benda yang menghalangi jalan. Namun, setiap hari aku terbiasa berniat dengan niat-niat itu. Lantaran ibuku yang selalu mendidikku untuk mengamalkan niat yang baik, subhanallah.
Disini kita paham, perlu kita mendidik hati kita satu sama lain, untuk selalu menyertakan niat-niat yang baik didalam hati.
Dikisahkan dalam sebuah kisah, bahwasannya ada seorang pemuda di zaman Bani Israil yang melintas disatu gunung, tiba-tiba pada saat dia melintas, terbesit didalam benaknya, yang kebetulan pada saat itu keadaan disana sedang paceklik.
Dia mengucap “Andai ya Rabb aku memiliki harta sebanyak bilangan hamparan pasir yang ada dihadapanku ini, maka niscaya aku akan membantu seluruh orang-orang yang sulit saat ini”
Dan tahukah kalian, bahwa Allah SWT begitu menyambut niat itu, seketika Allah menurunkan wahyu kepada Nabi yang sedang berdakwah dizaman itu,
“Sampaikan hambaku fulan, katakan padanya bahwa Allah menerima sedekahnya”.
Disini kita tahu, bahwa pemuda tersebut tidak bersedekah hakikatnya. Pemuda tersebut hanya bergumam, berniat didalam hatinya, jika dia memiliki harta dia ingin bersedekah, dia ingin memberi. Dan subhanallah, Allah menerima pahala sedekahnya.
Didalam hadits yang lain Nabi SAW, menyebutkan
نية المؤمن خير من عمله
“Niatnya seorang mukmin terkadang lebih mulia dari amalannya sendiri”
Pemirsa yang dirahmati Allah, maka dari hadits ini, pelajaran penting yang perlu kita petik,terkadang niat bukan hanya selalu diikutsertakan pada saat kita ingin mengerjakan satu perbuatan, bahkan disaat kita tidak lagi mampu mengerjakan perbuatan tersebut, hendaklah kita menanamkan didalam hati kita niat-niat yang baik.
Contoh, setiap malam kita tidur, setiap malam pun mungkin kita berharap ingin bangun tahajjud menghadap Allah. Namun lagi-lagi hawa nafsu menguasai kita sehingga kita terlelap begitu enaknya tidur, sampai bahkan terbangun pun kita enggan dan berat mengerjakan tahajjud.
Lalu disini bukan berarti tidak mengerjakan tahajjud membuat kita terhalang dari berniat untuk bertahajjud. Karena dengan niat kita Allah SWT Maha Pengasih akan mencatat niat kita sebagai salah satu amal baik, terlebih-lebih jika niat kita disertakan dengan perbuatan, maka subhanallah, pahala kita akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat dari apa yang kita niatkan.
Pemirsa yang dirahmati Allah, dari sini, tanamkan dihati kita, niat-niat yang baik, terutama dalam beramal, niatkan niat kita semata-mata hanya untuk Allah, shalat kita, puasa kita, ibadah kita, sedekah kita, jangan pernah kita niatkan, ataupun sekali-kali jangan pernah sekalipun kita masukkan niat selain daripada Allah.
Dan jika kita kesulitan dalam menghadirkan niat-niat yang baik didalam hati kita, Ulama telah mengajarkan kepada kita agar setiap kali kita beramal, agar kita tidak luput daripada amalan-amalan atau niat-niat baik yang orang-orang soleh dahulu kerjakan, maka sebutkan didalam niat kita, Aku berniat mengerjakan ini karena Allah. Dan aku berniat mengerjakan ini sebagaimana yang diniatkan oleh orang-orang soleh.
Maka dengan niat yang simple, yang sedikit seperti itu saja, insyaAllah Allah tidak akan menghalangi kita, dari pahala yang Allah berikan kepada hamba-hambanya yang soleh, hamba-hambanya yang terdahulu yang telah dekat kepada Allah SWT.
Tanamkan didalam hati kita selalu niat yang baik, agar kita mendapatkan kebaikan pula didunia dan akhirat , dan ganjaran yang besar didunia dan juga diakhirat. Aamin yaa Rabbal Alamin.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ
وَلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ