Amal Part 3
Pinjaman online adalah jeratan syaiton untuk kita agar memiliki hutang

MT. Banat Ummul Batul
Kajian kitab Mukasyafatul Qulub
Selasa, 19 Juli 2022

بسم الله الرحمن الرحيم

Pendahuluan

  • Perhatikanlah shalat Dhuha, selain daripada sunnah Nabi, sholat Dhuha juga merupakan penjagaan khusus dari tipu daya syaithan dan jin. Syaithan dan jin tidak kuat untuk menggoda orang-orang yang melaksanakan sholat Dhuha.
  • Shalat Dhuha, membuat syaithon dan jin enggan mendekat. Seolah olah, ketika jin mendekatimu ia terbakar karena tidak kuatnya ia pada orang orang yang rutin sholat dhuha.

Lanjutan Pembahasan Kitab

Diriwayatkan dari Abi Sa’id al Khudri. Usamah bin Yazid membeli sesuatu dari Zaid bin Tsabit, budak perempuan, seharga 100 Dinar. Tetapi dia berhutang dalam jangka sebulan.

Abu Sa’id mendengar dari Nabi Muhammad SAW berkata, “Saya merasa takjub dengan Usamah yang membeli budak dalam waktu satu bulan. Sesungguhnya dia itu mempunyai panjang angan-angan. Demi jiwaku dalam genggamannya, saat saya memejamkan mata, saya tidak menyangka bisa membuka mata saya lagi, mulut yang rapat bisa saja tidak bisa terbuka lagi“.

Usamah sebenarnya memiliki uang, tetapi dia memilih membeli sesuatu dengan tempo (berhutang). Karena takut ada keperluan.

Jangan menganggap remeh hutang. Karena orang yang meninggal pada kondisi masih berhutang, akibatnya fatal.

Pinjaman online itu adalah jeratan syaiton untuk berhutang.

Kita tidak pernah tahu apakah kita akan bertemu dengan ajal terlebih dahulu atau angan-angan ? Bisa jadi saat kita menuju angan-angan itu, ternyata kita bertemu dengan ajal terlebih dahulu.

Nabi Isa pernah duduk sambil melihat orang tua yang lagi bekerja menyangkul. Maka Nabi Isa berdoa “Ya Allah Cabut dari hati orang tua ini, angan-angan nya“. Lalu orang tua itu rebahan menatap langit. Lalu Nabi Isa berdoa lagi “Ya Allah kembalikan lagi angan-angan orang ini” lalu orang tua itu kembali mengambil cangkulnya. Lalu Nabi Isa mendekati orang tua tersebut dan bertanya kepadanya, mengapa dia tadi menyangkul, kemudian rebahan, lalu kembali menyangkul.

Saat seseorang bekerja mati-matian, Allah selalu menyindir “Hai orang-orang yang beriman, jangan karena kalian mengejar dunia, memikirkan anak sampai kalian menjauh dari Saya.”

Padahal Allah sudah mengatur semua rezeki kita, tidak akan pernah tertukar. Tapi terkadang kita yang lelah-lelah dengan pikiran kita sendiri.

Kalau kita sukses, harus selalu ingat bahwa semua itu adalah karena pertolongan Allah, semua itu karena campur tangan Allah.

Intisari Al Qur’an, yaitu

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Kepadamu Ya Allah aku menyembah dan kepadaMu-lah aku memohon pertolongan.

Kitab-kitab terdahulu pun juga sama ada kalimat tersebut. Saat kita holat, kalaupun belum bisa khusyuk seluruhnya, seminimal mungkin, hadirkanlah Allah disaat mengucap kalimat intisari tersebut.

Pertolongan dari manusia itu terbatas. Sedangkan pertolongan dari Allah itu tak pernah terbatas.

Kita ini harus selalu waspada akan kematian. Karena kita tidak akan tahu selanjutnya itu seperti apa.

Kematian itu bisa terjadi kapan saja. Apakah kamu tidak mau bersiap?

Dalam Hadits Qudsy, Allah berfirman: Ya Bani Adam, jika kamu manusia berakal, maka hendaknya kamu mempersiapkan diri untuk kematian.

Dari Abu Abbas, dari Rasulullah Saw berkata, “Saat itu Rasulullah menuang air, lalu Rasulullah mengusap wajahnya.” Dalam riwayat lain “Air didekat Rasul tumpah, lalu Rasul langsung bertayamum, saat sahabat bertanya ‘bukankah didekatmu itu ada air?’ Rasul menjawab ‘aku takut aku tidak sampai bertemu dengan air“.

Waspada itu bukan hanya tentang dunia.

Rasul pernah mengambil tiga batang kayu, yang satu dilempar, yang dua ditancapkan kedalam tanah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Sahabat, “Apakah kamu tau ini apa? yang ditancapkan ditanah itu, satunya adalah manusia dan satunya lagi adalah ajal. Sedangkan yang dilempar itu adalah angan-angan.”

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ