Tanggal : Kamis, 2 Juli 2020
Kitab : Mukasyafatul Qulub (Menyingkap Rahasia Hati)
Episode 11. Bab10. Dalam Kerinduan-Part2
Karya : Syekh Imam Ghazali
Guru : Ustadzah Aisyah Farid BSA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Rindu
Ada orang bertanya, “Apakah kerinduan itu hilang setelah kita berjumpa dengan yang dicinta, atau yang dirindukan ?”
Orang yang tidak mengerti rindu, mereka akan menjawab “Iya” . Karena obatnya rindu itu adalah berjumpa. Betul..
Tapi apakah hakikatnya rindunya hilang? tidak
Rindu itu akan selalu ada di hati seperti cinta
Karena, penguat cinta adalah rindu.
Namun, jika rindu itu bertemu dengan kekasih, maka rindu itu akan tenang, dia tidak akan meronta-ronta. Dia tidak akan bergejolak. Kenapa ? karena yang dirindunya ada didepan matanya.
Seperti anak kecil yang begitu cinta pada Ibunya. Kalau ibunya ada dihadapannya maka dia akan berhenti menangis. Saat ibunya tidak ada dia akan bergejolak, dia akan mengamuk, dia akan menangis.
Orang-orang yang memiliki cinta kepada Allah, terutama memiliki cinta kepada Rasul SAW. Para Aulia meskipun setiap detik sering berjumpa Rasulullah didalam mimpinya ataupun dalam keadaan nyata sekalipun, Bagi mereka rindu itu tidak akan hilang, rindu itu akan terus ada, hanya saja rindu itu akan tenang jika bertemu yang dicinta.
Kalau ada seseorang yang bertemu dengan orang yang dicinta (mengatakan) rindunya hilang, maka dia belum tahu apa artinya cinta.
Didalam bab rindu ini, kita membahas bagaimana menanamkan kerinduan kita kepada Allah dan Rasulnya.
Ditanya kepada seorang Muallif, Berkata Abu Turab Annakhsyabi, tanda-tanda cinta dalam bentuk syair (Hal.33). Ulama mengatakan cinta dalam bait syair yang panjang
Jangan pernah kau sekali-kali tertipu, kepada eorang kekasih, yang mengaku cinta kepada Allah kepada Rasulullah
Karena orang yang cinta pada Allah dan Rasulullah akan terlihat pada beberapa tanda. Tidak mungkin orang yang Orang yang cinta kepada Allah dan Rasulnya memiliki beberapa tanda
- Kepahitan bisa berubah menjadi manis. Beberapa orang yang baru mengenal Allah, ibadah itu terasa berat. Ibadah itu terasa seperti beban yang Allah wajibkan atas dirinya. Padahal ibadah itu adalah nikmat
- Apa yang Allah wajibkan kepada dirinya adalah nikmat.
- Siksa itu berupa kegembiraan. Apapun yang dilakukan orang yang dicinta adalah kegembiraan
Ketika mereka bangun tahajjud, bangun diwaktu malam, mereka bangun dengan sukacita. Mereka menganggap itu adalah kenikmatan. Anugerah dari Allah SWT.
Kisah
Imam Al-Muhdor, putra dari Abdurrahman Assegaf. Imam Habib Al-Muhdor pernah suatu ketika sakit, demam yang begitu tinggi. Tubuhnya dilapisi beberapa lapis selimut, begitu dipegang panasnya begitu terasa. Begitu tiba waktu shalat tahajjud dimana beliau rutin untuk melaksanakannya. Beliau berkata pada jiwanya “Hai nafsu yang mendorong akan keburukan, bangunlah. Sekarang waktunya munajat kepada Allah “. Nafsu yang jika dituruti maka dia akan bahagia.
Tapi beliau merasa bahwa dorongan hawa nafsu tidak boleh dituruti. Beliau bangkit untuk bangun menjalankan rakaat-rakaatnya ditengah malam, bermunajat pada Allah SWT.
Kenapa itu bisa terjadi? karena cinta.
Jika cinta tidak berkobar, maka marah akan timbul. Orang yang memiliki cinta selalu ada bukti, selalu terlihat dan nampak pada dirinya.
Tanda Cinta : Niat Yg Sungguh
Diantara tanda lain mereka cinta adalah, niat tekad mereka (orang-orang soleh) sungguh–sungguh dalam beribadah mengerjakan ketaatan, kebaikan.
Tujuannya adalah menampakkan perbuatannya semuanya adalah ketaatan kepada Allah.
Mereka tahu semua nikmat Allah yang memberi. Jika ditanya apakah cinta pada Allah, mereka akan menjawab cinta.
Lalu, bagaimana kamu mengaku cinta, sementara perintah dari orang yang dicintanya tidak dilaksanakan ? Ini pecutan untuk diri kita.
Jika sebuah perusahaan memberi gaji pada karyawannya didahului dengan kinerja, tapi Allah memberi nikmat tidak didahului dengan kinerja kita. Semuanya diberi oleh Allah.
Allah menciptakan manusia dengan sangat sempurna. Diberi pendengaran, diberi penglihatan, hati nurani, naluri, mulut, lidah yang bisa merasa. Semua kenikmatan itu Allah beri tanpa didahului shalat (kinerja). Kalau nikmat ini kita jaga dengan beribadah kepada Allah, dan kita merasakan nikmat yang sungguh luar biasa kepada Allah, maka Allah akan tambah.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” .
Tadinya Allah kasih 10 (karena syukur kita pada nikmat), maka Allah tambah jadi 100. Bisa jadi Allah lipat gandakan lagi menjadi 1000. Kenapa? karena kita pandai bersyukur.
Jika ada yang mengaku cinta tapi tidak patuh pada yang dicinta, maka bisa dipastikan cintanya dusta .
Tanda Cinta : Tersenyum
Dan diantara tanda-tandanya (orang yang cinta Allah) lagi, dia akan tetap tersenyum sementara didalam hatinya terdapat kesedihan dari kekasih.
Mereka selalu menghadapi kesedihan dengan kebahagiaan.
Tahukah bahwa kesedihan yang Allah beri kepada kita, adalah penghapus dosa untuk kita, bahkan tertusuk duri sekalipun atau digigit semut.
Jika rasa sakit karena tertusuk duri saja mendapat pengampunan, lalu bagaimana rasa sakit kehilangan orang yang kita cinta, bagaimana rasa sakit kehilangan benda, kehilangan suami, anak, orang tua? ganjaran apa yang Allah berikan kepada kita ?
Tanda Cinta : Ingin Memahami Ucapan Yang Dicinta
Kemudian, diantara tanda-tandanya juga, dia akan selalu ingin berusaha paham dengan ucapan-ucapan orang yang dicintainya.
Siapa yang ingin berbicara Allah, maka shalatlah. Siapa yang ingin diajak bicara Allah, maka bacalah Al-Quran.
Kalau kita mengaku cinta Allah, cinta Rasulullah. Dilihat bagaimana antusias kita dalam mengkaji firman-firmanNya, Hadits-haditsNya.
Tanda Cinta : Hidup Sederhana
Diantara tanda-tanda lagi, diantara mereka hidupnya sederhana. Karena orang yang terlalu pamer, bisa jadi pendusta nomor satu. Orang yang mengaku cinta tidak perlu berteriak mengaku cinta, karena cinta tempatnya dihati dan dirasa.
Bahkan ada orang yang bisa saling mencintai tanpa kata-kata. Bisa saling mengasihi tanpa kata-kata. Kenapa (bisa) ? karena telepatinya menggunakan hati.
Orang yang cinta itu ingin mengerti apa yang dibicarakan orang yang dicinta.
Kita tidak perlu pasang status, “I Love You Allah”, tidak perlu pamer ke orang bagaimana cinta kita pada Allah dengan kata-kata itu. Yang perlu adalah menunjukkan dengan perbuatan. Makanya orang-orang yang cinta, mereka hidup dengan taraf yang biasa-biasa saja, tetapi mereka cenderung memelihara dari setiap ucapan mereka. Kalau mereka bilang cinta, mereka akan membuktikan dengan segenap jiwa raga mereka. Itu tanda-tanda orang yang cinta.
Kisah Cinta Separuh Zarrah
Nabi isa melewati seorang pemuda yang sedang menyiram kebun.
Kemudian dia berkata kepada Nabi Isa “Wahai Nabi Isa, mintalah kepada Allah agar mengaruniakan kepadaku rasa cinta kepadaNya seberat zarrah”.
Nabi Isa menjawab “Kalau kamu memiliki cinta seberat zarrah kamu tidak akan sanggup”. Ingin sekali merasakan bagaimana cinta sama Allah.
dijawab lagi, “Ya sudah kalau begitu separuh zarrah”.
Maka Nabi Isa berdoa,
يارب ارزقه نصف ذرة من محبتك
“Ya Allah karuniakan kepadanya separuh dari biji sawi kepadanya”
Kemudian Nabi Isa pergi. Dan suatu ketika kembali lagi ketempat yang sama sewaktu dia berjumpa dengan pemuda yang meminta doa tersebut.Lalu Nabi Isa bertanya kepada orang sekitar, apakah ada yang melihatnya.
Orang-orang berkata “Dia Gila, itu disana (menunjuk ke sebuah gunung)”.
Lalu Nabi Isa berdoa meminta petunjuk kepada Allah kemana perginya pemuda tersebut. Dan kemudian diperlihatkan oleh Allah dimana pemuda tersebut. Didatangi oleh Nabi isa, ditemukan dia sedang berada di gunung-gunung, berdiri diatas batu yang begitu besar. Matanya sedang menghadap ke langit. Kemudian Nabi Isa mengajaknya bicara, tapi tidak dijawab oleh pemuda tersebut.
Lalu Allah menurunkan Wahyu kepada Nabi Isa “Wahai Isa, bagaimana seseorang bisa mendengar perkataan manusia jika di hatinya terdapat separuh zarra cinta kepada Ku”.
Hidupnya hanya Allah, pikirannya hanya Allah. Itulah kalau punya cinta yang sungguh-sungguh.
Inilah awal mula Nabi Isa mengasingkan diri, karena tidak tahan mendengar perkataan manusia.
Kisah Cinta Para sahabat
Kita mendengar bagaimana kisahnya Sayyidina Ja’far At-Thayyar yang rela tangannya terpotong hanya untuk menjaga bendera panji Rasulullah. Padahal Rasulullah tidak ikut berperang pada saat itu.
Rasulullah di Madinah, mereka berperang di kota Mu’tah. Sayyidina Ja’far At-Thayyar menjaga bendera Rasulullah dengan begitu luar biasa. Dipotong tangannya, tetapi tidak dirasa olehnya. Bahkan tidak hanya satu tapi dua tangannya yang dipotong. Hingga beliau jatuh tersungkur kemudian diambil alih oleh yang lainnya. Sungguh mereka memiliki kecintaan yang besar kepada Rasulullah.
3 Hal Dari 3 Hal
Siapa yang mengaku 3 hal tapi tidak menyucikan dirinya dari 3 hal yang lain, maka dia adalah orang yang tertipu.
Pertama, siapa yang mengaku merasakan manisnya zikir, manisnya ibadah kepada Allah, tapi dia masih punya rasa cinta pada dunia, maka dia tertipu. Bohong. Karena jika orang sudah merasakan manisnya dzikir tidak akan dia cinta pada dunia. Jika ada tawaran pada mereka untuk diganti rasa manisnya ibadah dengan harta, maka
Kisah
Seorang Raja mengamati dari kejauhan, ada seseorang yang memiliki air, roti kering duduk dibawah pohon sambil bernyanyi. Dia berkata “Ini adalah nikmat yang luar biasa“.
Raja terherang melihat pemandangan tersebut. Raja memerintahkan ajudannya, “Saya ingin tahu resepnya apa agar hidup tenang seperti itu“.
“Wahai Raja seandainya air tidak ditemukan dimana-mana kau hanya bisa mendapatkan dengan membayar separuh kekayaanmu“. Raja menjawab “Pasti, saya akan membayar daripada mati kehausan“
Lalu ditanya lagi, “Seandainya udah beli air, tiba-tiba kau tidak bisa mengeluarkan air seni, tidak ada obatnya kecuali kau harus membayar dengan separuh kekayaanmu, bagaimana apakah akan kau berikan hanya untuk mengeluarkan ai seni dari tubuhmu ? “.
Kemudian Raja berkata “Tentu, saya akan berikan daripada saya harus mati karena menahan rasa sakit.”
Kemudian orang tersebut tertawa dengan santainya berkata, “Bayangkan, Kerajaan yang kau miliki ini, tidak sepadan dengan seteguk air dan nikmat Allah dengan mengeluarkan air seni “.
Berapa banyak nikmat Allah yang terbuang-buang, yang bahkan kita belum tahu bagaimana cara bersyukurnya.
Nikmat Allah yang memberi kita makan, mengeluarkan kotoran dari perut kita. Semua ini nikmat dari Allah SWT. Rasanya jika kita pikirkan, tidak pantas kita mengeluh kepada Allah.
Kedua. Orang yang mengaku cinta ikhlas dalam beramal. Jika ada yang mengatakan, “Saya ga senang kalau beramal pamrih, saya senang ibadah lillah”.
Kalau kita tidak tersinggung dengan perbuatan orang kepada kita, itu namanya ikhlas.
Tapi lihat, jika dia senang orang memuliakannya, maka berarti dia tertipu dengan kata ikhlasnya. Jika tidak ada yang mengagungkannya, maka dia tersinggung, kecewa.
Jika kita tidak merasa tersinggung sedikitpun dihati kita, maka betul itu namanya ikhlas.
Tapi ternyata, ketika kita pernah berbuat baik kepada orang, Atau kita pernah membantunya di saat dia sulit, tiba-tiba hati kita berkata, “Orang ini tidak tahu diuntung”
“Kacang lupa sama kulit”, kenapa itu bisa terjadi “Karena jiwa kita yang selalu ingin dihormati”. Jika suka mengungkit maka itu jauh dari kata ikhlas.
Mencintai 5 dan Melupakan 5
Akan datang suatu saat ummatku yang mencintai 5 dan melupakan 5 lainnya.
- Cinta dunia dan lupa akhirat (karena mereka akan mendapatkan segala cara
- Mereka cinta harta benda dan lupa hisab
- Mereka cinta kepada makhluk tapi mereka lupa kepada al-Khalik
- Mereka cinta akan dosa lupa akan taubat
- Mereka cinta akan gedung mewah istana megah, bangunan tinggi yang kokoh, namun merka lupa dengan kuburan
Cinta Mencari Ridho
Cinta itu pasti merasakan sakit. Maka Al-Imam Bushiri berkata, “Cinta itu dibarengi rasa nikmat dan sakit“. Ada orang yang diuji akan kecintaannya, semakin cinta semakin sakit.
Suami istri yang diuji rumah tangganya oleh Allah SWT, adanya ujian di dalam rumah tangga, bukan bertambah retak pada hakikatnya. Kalau mereka mampu menghadapi ujian itu maka akan bertambah kasih sayangnya. Kalau cintanya karena Allah, maka membina rumah tangganya karena Allah.
Setiap ada masalah, bukan kata cerai yang keluar. Tapi bagaimana menyikapi masalah bersama.
Orang yang cinta karena Allah, maka dia akan saling intropeksi diri, “Salah saya dimana? yuk sama-sama kita perbaiki.” Itu akan menjadi motivasi agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Dan akan menjadi bertambah rasa cintanya, karena apa yang dilalui semuanya adalah belajar (memperbaiki diri).
Itulah yang terjadi pada Asiyah (Istri Fir’aun). Dilukai, disakiti, dijahati, tapi ia berkata, “Hatiku dikuasai oleh Allah”.
Kisah Asiyah
Saat Asiyah disiksa, tiba-tiba Nabi Musa lewat dan Asiyah berteriak padanya “Wahai Musa, ceritakan padaku, Allah ridho atau murka kepadaku?”
Asiyah ingin tahu, keteguhan imannya apakah membuat Allah ridho atau murka kepadanya.
Orang yang mencintai akan mencari keridhoannya yang dicintainya, sekalipun dia disakiti.
Berkata Nabi Musa, “Ya Asiyah, Saat ini Malaikat di langit sedang menantikanmu, merindukan kedatanganmu Wahai Asiyah. Dan Allah sedang membangga-banggakan dirimu di hadapan Malaikat.”
Allah, jika sudah cinta kepada seorang hamba, maka dipanggil Malaikat Jibril, “Hai Jibril, aku jatuh cinta pada fulan, maka kamu wajib cinta pada fulan”. Maka Malaikat Jibril pun cinta kepadanya. Kemudian Malaikat Jibril berkumandang ke seluruh penghuni langit, “Hai para penghuni langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka kalian semua harus mencintainya”. Maka seluruh penghuni langit pun jatuh cinta kepada fulan.
Setiap disakiti bukan bertambah sakitnya, tapi bertambah rasa cintanya.
Cinta dan Rindu
Cinta bukan sebuah ucapan, rindu bukan sebuah kata. Tapi itu semua adalah perbuatan. Dengan adanya rindu, cinta ini akan terdorong, dan terus melakukan sesuatu untuk orang yang dicinta.
Jadilah kita orang-orang yang berusaha menunjukkan cinta kita kepada Allah dan kepada Rasululah SAW.
Dan semoga kita mampu melewati ujian yang kita hadapi dalam hidup, dari hinaan, cacian, dan ketidakadilan. Semoga kita bisa melaluinya dengan bersandar kepada Allah dan Rasulullah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ