Selasa, 15 Maret 2022
MT Banat Ummul Batul
Kitab : Mukasyafatul Qulub
Bab 24. Eps. 56. Bakti Kepada Orang Tua – Part 3
Karangan : Syekh Imam Ghazali
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Pendahuluan
Malam Nisfu Sya’ban
Sekarang kita ada dipertengahan bulan Sya’ban, insyaAllah diberi umur yang panjang, kita bisa merasakan membaca Doa Bersama di Malam Nisfu Sya’ban. Itu adalah Malam mustajab. Lima Malam diantara 5 Malam yang Nabi kita sampaikan dimana doa kita mustajab.
Maka jadikan malam itu malam yang berbeda dari malam yang lainnya. Usahakan, setiap dari kita memaksakan diri untuk tahajjud, munajat, doa, khususnya doa yang dirangkai ulama kita.
Ulama kita membimbing kita, menuntun kita, pada Malam Nisfu Sya’ban membaca Surat Yasin 3x
Kenapa Membaca Yasin ?
Kalau ada yang bertanya, kenapa membaca yasin ? bukan surat yang lain? Nabi kan tidak pernah membaca Nisfu Sya’ban membaca Yasin?
Memang benar, Nabi tidak pernah pada Nisfu Sya’ban membaca Yasin. Tapi,
- Ada anjuran untuk kita membaca Yasin tiap oleh Nabi.
- Surat Yasin itu tergantung kepada niat pembacanya. Jika niatnya apa itulah yang akan menggiring dia pada pencapaian hajatnya.
Jika kamu baca surat Yasin, niatnya Allah menyembuhkanmu dari penyakit, maka penyakit kamu akan sembuh. Kalau baca Surat Yasin niatnya agar Allah melunasi hutang kamu, maka hutang kamu lunas. Kalau baca Surat Yasin niatnya rumah tangga kamu baik, maka rumah tangga kamu akan baik. Kalau baca Surat Yasin kamu niatin anak-anak kamu selamat, maka anak-anakmu akan selamat.
Nabi berkata, surat Yasin itu sesuai dengan niat si pembacanya. Karena itulah Ulama menetapkan surat Yasin yang dibaca (pada Malam Nisfu Sya’ban), karena Surat Yasin lebih global (kemanfaatannya). Kita mau niat apa aja boleh. Tapi yang namanya manusia, terkadang kalau kita tidak tau mau berdoa apa, bahkan untuk niat aja kita bingung, niat apa? niat baik apa?
Berniat apa saja ?
Maka Ulama mengajarkan lagi pada kita (apa yang sebaiknya diniatkan), karena Ulama tau kita yang malas mikir untuk niat apa, padahal manusia sudah diberi akal (untuk berpikir). Maka Allah singgung dalam Al-Quran, “Afala Ta’qilun” , (apakah kamu tidak menggunakan akalmu) ? Diberi akal tapi tidak (digunakan untuk) berpikir?
Maka ulama memberi kemudahan pada kita, diajarkan niat
- Niat pertama, Niat panjang umur dalam taat dan istiqomah dalam beribadah
- Niat kedua, agar diluaskan rezeki yang halal dan untuk menolak bala
- Niat ketiga, minta ditetapkan iman islam hingga akhir hayat dan dimatikan dalam husnul khotimah
maka dari itu, jangan dari kita pada Malam Nisfu Sya’ban masih kerepotan dengan urusan dunia.
Sempatkan (untuk melakukan hal tersebut), yang ngantor pulang lebih awal. Misal tidak bisa karena jalanan macet, tidak dapat izin dari kantor untuk pulang cepat, maka solusinya baca Yasin dijalanan, atau dikantor lalu ikuti live streaming yang biasa diadakan di instagram @aisyahfaridba. Atau jika tidak bisa juga, baca sendiri dengan niatan doa bersama.
Doa Mustajab, Kecuali
Jika sudah baca doa (3 niatan yang diatas), kita juga tetap perbanyak doa yang lainnya. Kita dikasih “bocoran” sama Nabi, kalau Malam Nisfu sya’ban itu adalah Malam yang Doa nya tidak tertolak.
Kecuali 3 golongan yang doanya tidak diterima, yaitu
- Yang durhaka sama orangtua,
- Yang punya dendam dengan sesama,
- Yang suka memutuskan silaturahmi dalam riwayat lain yang suka minum-minuman keras (yang minum, menyimpan, menjual, membeli, membawa minuman, mengantarkan dan semua yang bekerja di perusahaan minuman keras).
Maka kita semua berusaha menghindari diri dari 3 hal tersebut.
Kalau Nabi berkata, doa mustajab, maka InsyaAllah doa kita diijabah sama oleh Allah. Tapi yang bisa membuat doa kita mustajab adalah kita sendiri, jika kita memenuhi syarat & ketentuan yang berlaku, maka harus kita jalani. Syaratnya jangan dilewati. Jika kamu mau doa mustajab, maka penuhi syaratnya, jalin yang terputus darimu, maka insyaAllah doa-doa kita mustajab, dosa kita diampuni.
Kehidupan Dunia VS Akhirat
Sayyidina Ali pernah berkata, saya itu merasa takjub, heran, sama orang yang tau siapa dirinya, tapi masih senang-senang aja sama kehidupan dunia.
Apa maksudnya ? Kita ini adalah hamba
Bisakah kita nafas dengan tenaga kita sendiri? bisakah kita memutuskan besok aku akan hidup? bisakah kita memutuskan jantung kita berdetak sampai 50 tahun lagi?
Kita ini siapa? kata Allah, “Kalian semua adalah hambaKu yang lemah, tanpa Aku kalian bukan apa-apa.” Kita dibandingkan Allah bukan lagi butiran debu, saking tidak ada nilainya. Kalau bukan Allah yang mengadakan, kita ini siapa? kalau Allah ingin kita lenyap hanya sebentar Allah melenyapkan kita.
Bagaimana hidup didunia ini mau abadi, kamunya sendiri aja tidak akan abadi? Kamu mau senang? boleh, tapi bagaimana caranya hidup di dunia yang juga bahagia diakhirat?
Dunia ini bukan tempat abadi, maka harus senang pada hal yang bisa mendatangkan senang diakhirat. Bagaimana caranya kamu lemah didunia tapi punya wewenang di akhirat? bisa merasakan VVIP di padang masyhar. Kamu akan bernaung dibawah Arasy nya Allah dimana tidak ada naungan selain Allah, tidak ada bandingannya dengan dunia.
Saat di dunia kamu tidak takut pada Allah, maka kata Allah, “Aku akan bikin kamu takut disana. Saat didunia kamu takut karena Allah, maka Allah akan buat kamu tidak pernah takut disana (akhirat).”
Apa kamu tidak mau merasakan enak disana (akhirat) ? dimana hari yang manusia dikumpulkan dari Nabi Adam sampai manusia akhir zaman. Hari mengantri dimana namanya dipanggil, dari mulai hisab (pertanggungjawaban), lalu kemudian dipanggil lagi namanya untuk penentuan apakah dipanggil ke surga atau ke neraka (naudzubillahimindzalik).
Semuanya sudah kekuasaan Allah, Allah tunjukan yang ada dimuka bumi. Kamu harus tau mana yang prioritas. (Hidup) disini fana. Disana (akhirat) baqa. Maka jangan mati-matian untuk yang fana, kalau mau yang baqa (kekal).
Diumur yang Allah beri kepada kita, sampai hari ini masih hidup dan bernafas, itu adalah nikmat. Maka jangan pernah disia-siakan nikmat tersebut. Yang buruk dimatamu belum tentu itu buruk. Kamu bisa bercermin ada lebah dan lalat.
Matanya lalat mencari sampah. Sedangkan lebah ditaruh dimana aja maka ia mencarinya bunga.
Allah tidak menciptakan orang dengan kebodohan, ketidakmampuan, Allah berkata dalam firmanNya,
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Bisa jadi suami kamu, anak kamu, orangtua, teman siapapun yang ada disamping kamu, bisa jadi orang yang ada disampingmu itu punya kebaikan, tapi dasar mata kamu aja yang buruk.
Minta kepada Allah, “Ya Allah jadikan mata ini mata lebah, kalau liat selalu yang baik-baik“. Bisa jadi yang kita anggap salah belum tentu salah. Tapi mata kita yang salah. Jadi hati-hati, mata ini titipan Allah, keluargamu titipan Allah, yang ada disekitarmu juga titipan Allah. Maka jika kita ingin hidup (senang) jangan hanya pikirkan dunianya, tapi juga pikirkan akhiratnya. Dunia sementara, akhhirat adalah selamanya. Dunia ini tempatnya binasa, disana (akhirat) tempatnya keabadian yang sesungguhnya. Jika kamu ingin mengerjakan apapun itu didunia, pikirkan juga itu semua bisa sampai akhirat.
Jangan minta orang lain benar. Benarkan dirimu, benahi hatimu, benahi cara pandangmu, benahi cara pendengaranmu, insyaAllah orang lain disekitarmu akan baik semua. Jangan menunggu orang lain benar, tapi kita yang harus benahi diri.
Lanjutan EPS. 56
Hal 84. Paraghraph 1
Diriwayatkan dari Imam At Thabrani, “Siapa yang mendapatkan kedua orangtuanya, atau salah satunya masih hidup, sudah lanjut usia, tapi dia tidak berbakti padanya, maka dia masuk ke dalam neraka, Allah menjauhkan dan membinasakannya.”
Ada kesempatan untuk bakti, dia tidak pergunakan. Tidak menjaga kesantunan, budi pekerti dihadapan orangtuanya. Dia tidak menjadi orang yang membahagiakan hati kedua orangtuanya dengan akhlak yang diminta oleh Nabi Muhammad SAW, maka orang yang seperti ini akan masuk kedalam neraka. Allah menjauhkan dan membinasakannya, ibarat dosa yang tidak ada ampunannya.
Kenapa bisa begitu? Karena Allah menyuruh kita berbakti pada orang tua berkali-kali di dalam Al Quran.
Ingat orangtua kita dari yang tegap jadi membongkok, rambutnya dari yang hitam memutih. Dia tidak sama seperti mudanya lagi.
Saat pergi jalan-jalan, makan direstaurant, tapi orangtuanya repot menjaga cucunya. Seharusnya kalau seperti itu, Ibumu yang duduk manis, pesankan makanan. Karena sewaktu kecil kamu juga diperlakukan seperti itu. Bukan repot sama cucu, sampai bingung membedakan antara baby sitter dengan orangtuanya.
Kalau kamu merasakan “pegel” dengan (tingkah la) korangtua, coba ambil melon dan letakkan diperut (seolah-olah merasakan sedang mengandung).
“Tapi saya juga udah punya anak“, apalagi sudah punya anak! harusnya bisa merasakan bagaimana lelahnya (sebagai orangtua).
Seorang Ulama bernama Iyas bin Muawiyah, sewaktu orangtuanya wafat, beliau menangis sejadi-jadinya, apa yang dipikirkannya?
Dijawab olehnya, “Karena pintu tengah menuju surga sudah tertutup.”
Kalau dia (orangtua) sudah tidak ada, tetap bakti walau sudah meninggal. Tapi kesempatan bakti ketika orangtua masih hidup, tidak sama pahalanya dengan ketika masih hidup. Pahalanya berbeda.
Seorang sahabat datang pada Rasul. Rasul siapa orang yang paling pantas saya menemani nya, berbuat baik, mengutamakannya ? Ibumu, selanjutnya siapa lagi? Ibumu ? kemudian siapa lagi? Ibumu baru Ayahmu.
Bahkan para sholihin ketika sedang shalat sunnah, dia gugurkan shalatnya karena dipanggil Ibunya. Karena ini perintah dari Rasul.
Boleh membatalkan shalat sunnah karena panggilan orangtua
Inilah bentuk pengabdian.
Shohibul Maulid Simtudduror, Habib Al Habsyi, “Demi Allah, aku tidak anggap punya uang sepeserpun selagi Ibuku ada. Seandainya Ibuku kepasar dan menjualku untuk budak, maka saya ikhlas.” Wali yang setiap hari bertemu Nabi Muhammad, lalu siapa kita? amalnya tidak ada, sedekah pas-pasan.
Kalau ada anak yang merasa kaya, lalu orangtuanya di subsidi. Apa kamu tau sebab rezeki mu ada karena siapa? hanya dengan tiap hari kamu menadahkan tangan dan berdoa,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Allah buka pintu rezekimu.
Doa orangtua yang kamu panjatkan bisa membuka pintu rezeki.
Orang yang mendoakan orangtua biasanya hatinya terbuka untuk mau berbakti kepadanya. Kebaikannya yang sudah melahirkan kita didunia ini tidak bisa digantikan dengan apapun.
Hal 84. Paraghraph 2
Garis bawahi riwayat dari Imam Bukhirin dan Muslim. Asma binti Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata,”Pernah datangi rasulullah, aku mendatangi Ibuku dalam keadaan musyrik. Lalu aku minta nasehat, Ibu saya masih musyrik, dia belum suka dengan islam, dia suka menjelek-jelekkan islam. Bagaimana, apa saya tetap menyambung silaturahmi atau tidak ?”. Maka Rasul berkata, “Sambung hubunganmu dengan ibumu, jangan diputuskan.
Kalau seorang Ibu yang musyrik tidak boleh diputuskan (hubungannya), apalagi seorang Ibu muslim. Terlepas dari Ibu kamu baik atau tidak. Ibu kamu soleh atau tidak, Ibu kamu yang mulutnya baik atau tidak, Ibu kamu bersikap baik atau tidak, Ibu kamu suka bermaksiat atau tidak. Haknya seorang anak adalah bakti (wajib) seperti apapun ibunya.
“Saya tidak suka dengan Ibu saya, dulu ibu saya sibuk tidak mengurusi saya“, maka seburuk apapun ibumu, wajib kamu bakti kepadanya.
Mulutnya, tingkah lakunya, megelin, tiap hari mancing emosi, barangkali Allah kasih susah didalam hidup, kamu mau dikasih senang dalam hal lain.
Kalau kamu tidak lulus (dari ujian orangtua), keburukan menyusul dalam hidupmu, murka Allah pada dirimu.
Ternyata mau jadi orang solehah itu hanya dengan mengucapkan
رَبِّ اِغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Ya Allah ampunkan segala dosa orangtuaku, berikan ia kasih sayangmu, sebagaimana dulu dia mengasihi aku, merawatku, mengurusku atau doa apapun yang kau panjatkan untuk mereka, hanya dengan mengucap itu, kamu termasuk anak solehah yang mendoakan orangtuanya.
Tapi kalau itu lepas, mau dapat solehah dari mana ?
Sebanyak apapun kamu sujud, sebanyak apapun sedekah yang kamu keluarkan, sebanyak apapun amal baik yang kamu buat. Hubungan dengan ibumu buruk, tidak ada amal baik yang dianggap. Hubungan yang paling perlu paling dijaga, jangan kau rusak. Pelihara.
Ada orangtua yang memiliki intonasi yang nadanya tinggi, seperti orang yang punya masalah besar, seperti ngomel-ngomel. Lalu diamati orang sekitar dan bertanya kenapa seperti itu. Ternyata setelah diketahui, dia seperti itu karena tekanan hidup. Intinya punya masalah. Karena masalah terlalu larut, tidak diselesaikan, maka menjadi habbit (kebiasaan).
Si anak baru belajar agama, melihat bapaknya diomongin teman-temannya, “Abah ente nadanya tinggi yaa“, si anak baru belajar agama, kupingnya panas.
Sewaktu pulang dari dipondok si anak berkata pada Ayahnya, “Abah bisa ga kalau ngomong jangan marah-marah, kaka malu”. Jika si anak berkata seperti ini bapaknya sudah pasti marah.
Dizaman Rasul juga pernah ada orang yang memiliki intonasi tinggi.
Orang yang memiliki nada tinggi dengan “tukang ngomel” itu berbeda. jangan sampai salah tangkap
Karena si Abah sudah ada punya (sifat) nada tinggi, jadi sedikit dikeselin ngomel.
Sejak mengenal Abahnya, si anak ketika ditanya temannya tentang Abahnya akan berkata, “Abah ana bukan tukang ngomel, tapi ngomongnya emang nadanya tinggi”.
Kalau kita bisa mengamati begitu, tidak ada lagi anak yang bisa menjelekkan orangtua. Kalau ada orangtua yang mengeluarkan uneg-unegnya, barangkali kamu tidak mengenal orangtuamu. Kenali dulu orangtuamu. Kalau anak diam orangtuanya dicela, maka habislah nama baik orangtuanya. Sudah seharusnya anak menjaga harkat dan muruahnya orangtua.
Kalau kamu bisa jaga nama baik orangtua, maka suatu saat anakmu akan menjaga nama baikmu.
Sekalipun orangtua kenyataannya buruk, maka anak tidak boleh “mengiyakan” keburukan orangtua saat dicela orang lain. Jangan sampai keluar dari mulutmu menjelekkan orangtuamu sendiri. Kalau ada orang yang mencela orangtuamu, bela ia!
Lihat pada hadit Rasulullah SAW,
رِضَى اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
“Ridhonya Allah, ridhonya orangtua. Marahnya Allah. Murkanya orangtua, , kekecewaan Allah itu terletak pada orangtua.
Jika Orangtua mendukungmu, baik padamu alhamdulillah. Tapi orangtuamu kecewa, dia bersedih, naudzubillah.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ
“Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada (rahmat)-Mu dari murka dan neraka-Mu.”
Maka Minta perlindungan dari murkaNya, tapi jangan sampai lupa kita yang mendatangkan murka pada orangtua kita.
Di alam kubur Orangtua masih bisa mendoakan anaknya. Orangtua dikabarin terus tentang keadaan kita setiap hari. Maka doakan orangtua pagi-pagi setelah shalat dhuha, yang pertama membaca robbighfirli… lapangkanlah kuburannya, jadikan kuburannya min riyadhil jannah.
Setelah itu doakan, “(orangtua) Yang (masih) ada, Allah pelihara mereka, jaga mereka, jadikan aku salah satu anak yang dapat membahagiakannya, orang yang terus mendukungnya, yang dapat terus memperhatikannya, anugerahkan aku keridhoannya, anugerahkan aku cintanya kasih sayangnya “.
Minta terus pada Allah. Kita mau bakti minta bantuan Allah, karena kita manusia. Terkadang syaithan itu tidak mau kita bakti pada orangtua. Maka kita dibuat sibuk, tidak sempat mengurusnya dan mengirimnya ke panti jompo. Karena terkadang orangtua cenderung cinta pada anak tertentu. Bagaimana mengobati rasa kesal tersebut? kamu sudah dewasa. Minta Allah yang menggerakkan, mengetuk hatinya, menuntun hatinya, yang tadinya orangtua tidak peduli denganmu jadi peduli (karena Allah menggerakkan hatinya, mengetuk hatinya).
Doakan mereka meskipun kita tidak mendapatkan hal yang dari mereka.
Dalam agama, dengan bakti (pada orangtua) bisa memasukkan kita kedalam surga. Adapun hutang, dengan baktinya kita kepada mereka, akan mendatangkan anak kita yang akan berbakti kepada kita. Kalaupun anak kita ternyata durhaka, tunggu saja di cucu (keturunan selanjutnya), maka dia yang akan berbakti kepadamu .
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ