بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
NASEHAT #4 HUBABAH UMMU SALIM
Sayyidah Fathimah setelah wafat ayahnya pun menanti kematian. Nabi pernah berkata kepadanya, dari ahli keluargaku yang pertama menyusulku wafatku adalah engkau wahai Fathimah.
Pada saat Sayyidah Fathimah merasakan keletihan, maka beliau masuk ke dalam kamar untuk mandi, dan saat itu beliau berniat untuk mandi jenazah.
Maka Sayyidah Fathimah keluar menghampii Sayyidina Ali, “Seandainya jika aku wafat nanti, tidak perlu lagi memanggil orang yang memandikan jenazahku.”
Kita sama-sama tahu bahwa yang memandikan itu adalah wanita. “Aku tidak ingin ada wanita lain yang melihat tubuhku, dan jika kau ingin mengubur jasadku, kuburlah aku diantara maghrib dan isya, dan jangan kau bawa laki-laki yang lainnya selain kerabat dan keluargaku. cukup dirimu dan putera-puteraku. saat membawanya letakkan diatas jenazahku itu penutup keranda, agar tidak ada orang yang mengetahui sosok seorang Fathimah tinggi ataupun pendek, kurus ataukah gemuk, tidak ada orang yang kuinginkan untuk mengetahui jasadku, walaupun aku telah wafat tapi aku tetap tidak ingin ada orang yang melihat jasadku.”
Maka bayangkan, renungkan, dan coba kau ingat-ingat kembali. Sesungguhnya kita akan digiring di Padang Mahsyar, Siapa orang yang hidup dengan perilakunya, maka akan dibangkitkan sesuai dengan perbuatan dan perilakunya.
Barangsiapa yang terbiasa melakukan suatu perbuatan, maka niscaya dia akan dimatikan dalam perbuatan tersebut, barangsiapa yang dimatikan dengan perbuatan tersebut, maka sungguh dia akan dibangkitkan dengan perbuatan itu pula.
Jika kita dibangkitkan maka Allah pertemukan kita dengan orang-orang dari awal hingga akhir zaman. Saat itu Allah berseru, “Wahai penghuni Masyhar, Tundukkan kepala dan pejamkan mata kalian, sesungguhnya Fathimah bintu Muhammad ingin melalui jembatan sirath. Tidak diperkenankan satu lelaki manapun untuk mengangkat kepala dan matanya“.
Seluruh kepala ditundukkan kala itu, dan Allah lah yang memerintahkan mereka semua untuk menundukkan seluruh kepala mereka. Dialah Fathimah yang menutup dirinya di dunia dan Allah pun menutup dirinya di akhirat, dialah yang tidak pernah melihat lelaki dan lelaki tidak melihatnya.
Maka, Bagaimana kiranya jika Fathimah hari ini melihat putera puterinya ? Bagaimana kiranya jika Fathimah hari ini melihat putera puterinya ada di dalam televisi ?
Bagaimana kiranya jika Fathimah hari ini melihat putera puterinya berdua-duaan bergandengan dengan yang bukan mahromnya ?
Bagaimana kiranya hati fathimah jika melihat puteri-puterinya sekarang keluar di jalanan dengan menampakkan rambut-rambutnya ?
Hari ini mereka bisa tertawa, bahkan ibu dan ayahnya membiarkan puterinya keluar dengan demikian. Mereka menganggap itu perkara yang mudah. Sungguh Demi Allah ini bukanlah perkara yang mudah, perkaranya lebih bahaya daripada itu.
Seandainya dia berbuat demikian, maka saat mati dia berharap andai dulu aku mati saat aku masih kecil. Pada saat seseorang melalui hidupnya dengan dosa, dia akan berandai-andai, andai dulu aku mati saat aku dilahirkan.
Ada seorang dari kalangan wanita sholehah di Madinah bermimpi, “Aku melihat Fathimah menangis dengan tangisan yang keras, Aku pun bertanya apa yang membuatmu menangis Wahai Hubabah Fathimah ?
Beliau menjawab “Aku menangisi puteri-puteriku,”
“Bagaimana mereka membuatmu menangis Wahai Fathimah?”
“Mereka mengenakan pakaian serupa dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani..katakan kepada mereka, Tidak akan ada tempat bagi mereka kelak memandang wajahku, Tidak akan ada tempat bagi mereka berjalan dibelakangku, Tidak akan ada tempat bagi mereka berjalan di jembatan sirath bersamaku.”
Sesungguhnya pada saat kebangkitan dan penggiringan mereka akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang dulu mereka serupai dandanannya.
Hal ini telah Rasulullah katakan dalam sebuah hadits,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan kaum tersebut. Dan bagi siapa yang mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengumpulkan mereka dengan kelompok orang-orang yang mereka cintai.
Jika sekarang kita menundukkan kepala dan menutup mata kita, malaikat akan menghampiri kita, dan mengantarkan kita kepada Sayyidah Fathimah Azzahra, dan kita akan berada di bawah kakinya seperti unta yang duduk saat akan dinaiki.
Sayyidah Fathimah akan menaiki unta itu, seperti duduk diatas kursi, unta itu senang dan bahagia. Dalam keadaan itu, akan didapati wanita-wanita yang sedikit.
Dari sekian banyak wanita, yang akan kita jumpai disitu dalam bilangan sedikit, dan siapa kira-kira orang yang akan berada di situ?
Siapa yang berjalan dibawah tapak kakinya Fathimah? Setiap orang yang berjalan di jalannya Fathimah, Setiap orang yang mengikuti jejak hidupnya Fathimah, dari zaman sebelum kita hingga akhir, maka sepatutnya kita mengingat, apakah kita nanti akan menjadi bagian dari mereka?
Bukan hanya kita berdoa semoga Allah menjadikan kita bagian dari mereka lalu kita pun masuk ke bagian mereka, atau kita hanya berangan-angan ingin menjadi bagian dari itu. Jika kita sudah berbuat, berusaha dengan kuat untuk mengikutinya, mampu melawan hawa nafsu yang ada pada diri, mampu melawan syaithon yang ada di dalam diri, tidak tertipu dengan dunia, maka ini yang disebut dengan jihad dengan maknanya.
Seorang mujahid itu adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya, dan orang yang hijrah yaitu orang yang hijrah dari dorongan keinginan hawa nafsunya.
Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim, beliau berkata : Sesungguhnya penolakanmu dari hawa dan mengikuti jejak Nabi mu itulah keselamatan yang sesungguhnya. Barangsiapa yang mengikuti hawa nafsunya, maka dia akan terjerumus ke dalam neraka jahannam.
Sayyidah Fathimah akan melewati jembatan sirath dengan secepat kilat, dan dia akan masuk kedalam surganya Allah, selamat, dengan hati yang tenang, dengan hati yang ridho, dan diridhoi, dan semua wanita yang menjadi pengikutnya kala itu pun ikut di belakangnya selain dari pada lelaki.
Semua yang berjalan dijalan telapak kakinya Fathimah, ketahuilah bahwa Sayyidah Fathimah tidak pernah berghibah apalagi namimah, tidak pernah mengadu domba orang apalagi berdusta, lisan suci dan tersucikan.
Sayyidah Fathimah hidup di dunia berkisar umur 23/24/25 tahun. Kala itu beliau sedang muda-mudanya dan begitu bangganya dia dapat keluar dari dunia ini dengan kemuliaan yang seperti itu. Semoga Allah meridhoi Fathimah, dia menjaga dan melindungi dirinya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ