MT. Nurul Amin
Senin, 2 Maret 2020
Kajian Kitab Akhlak
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بسم الله الر حمن الر حيم
Lanjutan – Adab memakai cincin
Berdasarkan sebuah hadis, kata Sayyidina Anas bin Malik “Rasulullah saat masuk kamar mandi, maka beliau melepaskannya”
- Cincin Nabi itu ada lafadz Allah dan Rasulullah. Maka dari itu beliau melepaskan cincinnya ketika ke kamar mandi.
- Berdasarkan hadis ini, lafadz Allah dan Rasulnya, tidak boleh ada yang masuk kekamar mandi. Baik dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kertas. Untuk menghormati Allah dan Rasulullah.
- Meskipun di handphone, wallpaper gambarnya lafadz Allah/rasulnya, Foto Habaib, Foto Ulama, itu tidak boleh dibawa masuk kamar mandi. Begitupun ringtone HP nya, saat ada telepon masuk berupa suara ayat suci Al-Qur’an, itu juga tidak boleh ada dikamar mandi.
Melepas cincin ketika akan beristinja. Kalo cincinnya ada ditangan kiri, agar tidak terkena najis. Jika tetap dipakai, wajib dicuci terlebih dahulu sebelum sholat/towaf.
Melepas cincin pada saat orang meninggal dunia.
Karena orang meninggal itu, tidak boleh bawa apa-apa kecuali kain putih dan amal sholeh
Jika seseorang punya cincin perak yang banyak, dan timbangannya itu sudah mencapai nishob, tidak wajib mengeluarkan zakat, apabila diniatkan untuk dipakai. Pendapat ini merupakan pendapat yang kuat dalam madzhab Imam Syafi’i.
Faedah : 1
1.Cincin Rasulullah tertulis lafadz مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ
- Artinya itu “Muhammad adalah utusan Allah“
- Dalam hadis dikatakan bahwa Rasulullah telah membuat cincin dengan tulisan Muhammadun Rasulullah, maka janganlah salah seorangpun yang menulis seperti tulisan tersebut.
- Kenapa tidak boleh? Karena saat itu, cincin Rasulullah itu dijadikan stempel surat, jadi takut disalah gunakan.
- Jika kita sekarang menggunakan cincin tulisan seperti itu tidak masalah, karena kita ini bertabaruk.
2.Cincin Sayyidina Abu Bakar tertulis lafadz نِعْمَ القَادِرُ اللّٰهُ
- Artinya “Paling baiknya yang mempunyai kemampuan adalah Allah“
- Sayyidina Abu Bakar menjadikan cincinnya itu pengingat. Setiap beliau merasakan sesuatu didalam dirinya, begitu liat cincinnya, langsung merasa dinasehati
3.Cincin Sayyidina Umar bin Khattab tertulis lafadz كَفَىٰ بِالْمَوْتِ وَا عِظًا يَاعُمَرُ!
- Artinya “Cukuplah kematian sebagai pengingat wahai Umar!“
- Cincinnya Sayyidina Umar untuk mengingatkan mati.
- Karena kematian itu, diawali dari kubur. Kalau dikubur udah enak, kesananya enak. Kalau dikuburnya udah gaenak, kesananya makin gaenak.
4.Cincin Sayyidina Utsman bin Affan tertulis lafadz آمَنْتُ باللّٰهِ مُخْلِصًا
- Artinya “Aku beriman kepada Allah secara ikhlas“
- Mengingatkan dirinya untuk selalu beriman dalam keadaan ikhlas. Segala sesuatu yang dikerjakan karena Allah.
- Sahabat Nabi, meskipun deket sama Nabi. Masih mau menasehati dirinya sendiri.
5. Cincin Sayyidina Ali bin Abi Thalib tertulis lafadz اَلْمُلْكُ لِلّٰهِ
- Artinya “Kekuasaan hanyalah milik Allah“
- Mengingatkan jika kita ini tidak boleh sombong, akan jabatan, status. Ingat diatas jabatanmu ada jabatan yang lebih tinggi lagi. Ingat kekuasaan itu hanya milik Allah.
- Begitu Allah bilang kun fayakun, langsung jadi. Tidak pakai proses. Jika manusia yang membuat sesuatu harus pakai proses.
6. Cincin Sayyidina Abu ‘Ubaidah bin Jarroh tertulis lafadz اَلْحَمْدُلِلّٰهِ
- Artinya “Segala puji hanyalah milik Allah“
- Mengingatkan dia, agar selalu bersyukur kepada Allah.
- Mengingatkan banyaknya nikmat yang belum disyukuri.
- Semua dikasih nikmat sama Allah. Maka beliau menulis lafadz tersebut agar selalu ingat bersyukur.
7. Cincin Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib tertulis lafadz
اَللّٰهُ أَكْبَرُ وَبِهِ أَسْتَعِيْنُ
- Artinya “Allah Maha Besar dan kepada-Nya aku memohon pertolongan“
- Sayyidina Hasan meninggalnya diracuni oleh istrinya sendiri.
- Sayyidina Husein pernah ngambek, karena
- Maka sayyidina Hasan menulis lafadz tersebut.
8. Cincin Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib tertulis lafadz
إِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ أَمْرِهِ
- Artinya “Sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya (yang dikehendaki)”
- Sayyidina husein menulis seperti itu
- Karena segala sesuatu itu sudah ditetapkan oleh Allah. Sejak masih didalam kandungan. Namun, segala sesuatu sebelum terjadi, masih bisa diubah dengan do’a.
Faedah 2 :
- Niat untuk mengamalkan sunnah Rasulullah.
- Niat untuk mengamalkan sunnah Sunnah tatkala memakai cincin.
- Niat untuk mengajak orang yang tidak memakai cincin, untuk memakai cincin agar dapat mengamalkan sunnah.
- Niat supaya mendapatkan pahala yang lebih saat sholat, menggunakan cincin.
والله أعلمُ بالـصـواب