MT. Nur Muhammad
Selasa, 11 Februari 2020
Kajian Tafsir Al Qur’an (Surat Al Kahfi)
Ustadzah Aisyah BSA
بسم الله الر حمن الر حيم
Ayat 54
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
“Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.”
Allah sudah banyak memberikan kita keterangan tentang Al Qur’an. Tapi tetap saja masih banyak yang membantah.
Dulu saat Al Qur’an diturunkan, para sahabat berlomba-lomba untuk mengamalkannya. Tapi orang-orang kafir dulu, tetap saja membantah.
Zaman dulu (orang) yang membantah itu adalah orang kafir. Namun sekarang di akhir zaman ini, orang yang membantah itu adalah umat Islamnya sendiri.
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا
Allah sudah menjelaskan segala urusan kita, urusan terkecil pun, sudah diajarkan oleh Allah & Rasulnya.
Allah sudah memberi contoh dengan segala macam cara
وَكَانَ الْاِنْسَانُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
Dengan segala macam contoh diperlihatkan, tetapi tetap saja (manusia) membantah.
Bahkan sekarang banyak orang yang mengartikan Al Qur’an, semaunya sendiri, dengan egonya sendiri, bahkan sudah banyak yang menyimpang.
Ayat 55
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا
“Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.”
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ
Allah disini menyebutnya semua, karena memang dulu hal ini ditujukan untuk orang kafir. Tetapi diakhir zaman, tidak hanya orang kafir saja yang membantah seperti itu.
Lalu apa yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah?
Padahal sudah sangat banyak petunjuk, apa yang Allah katakan dan yang Rasul ajarkan tidak pernah ada yang meleset.
Kapan mereka akan percaya? Yaitu saat mereka sudah mendapatkan adzabnya langsung dan mereka melihatnya secara nyata.
Orang-orang zaman sekarang , kebanyakan meminta bukti, secara nyata maupun secara logika. Seakan-akan mereka meminta adzabnya secara langsung untuk ditunjukkan (pada mereka). Padahal sudah banyak sekali contoh-contoh adzab zaman dahulu diceritakan, dan telah terbukti kebenarannya. Dimana semua itu bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang semacam itu (pembangkang).
Kata Ulama, orang-orang zaman sekarang ini, untuk beristighfar saja sepertinya harus dikasih adzab dulu, baru mereka (mau) beristighfar.
Ayat 56
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ وَيُجَادِلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوْا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًا
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olokan.”
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ
Rasul itu diutus untuk memberikan kabar baik tentang syurga, dan memberikan peringatan untuk memberi tahu tentang neraka dan pedihnya murka Allah.
وَيُجَادِلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوْا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًا
Orang-orang kafir itu, semuanya membantah. Kata dia “Siapa bilang akan seperti itu?” Begitu sangat membangkangnya (mereka).
Zaman sekarang, tidak hanya kafir. Orang islam pun juga banyak yang seperti itu.
Apa kita juga mau seperti mereka? Mereka dilaknat. Sedangkan kita yg sudah diberikan hidayah, masih maukan kita mau seperti mereka juga.
وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًا
Orang-orang kafir itu, selain membantah, mereka pun mengolok-olok ayat Al Qur’an.
Banyak orang-orangg zaman sekarang yang mengolok-olok ajaran Al Qur’an.
Ayat 57
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ
بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا
“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya ? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.”
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ
Tidak ada manusia yang lebih dzalim, dibandingkan mereka yang berpaling dari ayat-ayat Al Qur’an.
Nasiya disini bukannya lupa namun mereka ini cenderung mengabaikan. Didepan mereka sudah diberi petunjuk kebenaran, namun mereka abaikan.
Orang yang lupa sama kebaikan, itu musibah besar. Maka sesali lah saat kita lupa akan sebuah kebaikan.
اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ
Yang menyebabkan mereka mengabaikan dan lupa. Itu karena Allah yang telah menutup hatinya.
Allah telah melihat kedalam dirinya ini tidak ada itikad baik, sudah dinasihati, sudah diperingati, namun tidak berubah menjadi baik juga. Maka dari itu Allah tutup hatinya dengan lapisan yang tebal.
Hatinya sudah tertutup, mereka ini sudah tidak bisa lagi memahami Al Qur’an. Sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan yang salah.
Allah sudah sumbat(tutup) telinganya, dia sudah tidak bisa mendengar lagi secara maknawi. Dibacakan Al Qur’an, dia mendengar namun maknanya itu tidak masuk kedalam hatinya.
Kalo ada orang (yang ketika ia) bicara, dia sudah tidak mendengarkan. Susah untuk dinasehati.
وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا
Sekalipun Nabi Muhammad memberikan petunjuk dengan berbagai macam cara. Maka mereka tidak akan pernah mendapatkan petunjuk selama-lamanya.
Ayat 58
وَرَبُّكَ الْغَفُوْرُ ذُو الرَّحْمَةِۗ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوْا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَۗ بَلْ لَّهُمْ مَّوْعِدٌ لَّنْ يَّجِدُوْا مِنْ دُوْنِهٖ مَوْىِٕلًا
“Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.”
وَرَبُّكَ الْغَفُوْرُ ذُو الرَّحْمَةِۗ
Allah disini mau mengingatkan, bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Penyayang.
لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوْا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَۗ
Kalau Allah mau mempercepat adzabnya, Allah bisa saja, tetapi Allah tidak mau. Karena Allah punya pengampun yang luas untuk kita.
بَلْ لَّهُمْ مَّوْعِدٌ لَّنْ يَّجِدُوْا مِنْ دُوْنِهٖ مَوْىِٕلًا
Seberapa lamapun Allah menunda adzab ini, namun kelak nanti pasti akan ada waktunya bagi Allah memberikan adzabnya.
Allah sudah menetapkan waktunya, kapan Allah akan mengadzabnya. Namun tidak ada yang tau kapan waktunya.
Tidak ada dosa yang paling cepat adzabnya dibandingkan dosanya anak kepada orang tuanya(durhaka pada orang tua). Dosa ini akan mendapatkan adzab di dunia & akhirat
Ayat 59
وَتِلْكَ الْقُرٰٓى اَهْلَكْنٰهُمْ لَمَّا ظَلَمُوْا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَّوْعِدًا
“Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.”
Orang-orang yang dahulu seperti itu, sudah Allah binasakan. Karena perbuatan dzolim mereka.
Maka dari itu, kita harus berhati-hati. Karena kita tidak tahu, kapan waktunya akan datang. Karena hanya Allah-lah yang tahu kapan waktu itu akan datang.
Dengan belajar semua ini sekarang, semoga kita akan dijadikan orang-orang yang lebih peka. Tidak tunggu diadzab dulu baru sadar.
Wallahu’alam bisshowab~