MT. Banat Ummul Batul
Minggu, 16 Februari 2020
Kajian Kitab Ta’lim Muta’alim
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بسم الله الر حمن الر حيم
Makan banyak untuk orang tertentu
Makan banyak diperbolehkan untuk beberapa kondisi tertentu, seperti:
- Disaat sedang sakit, atau
- Orang yang memiliki penyakit yang dianjurkan untuk sering makan (seperti sakit maagh) atau
- Berniat ingin puasa (makan ketika sahur), atau
- Berniat pada diri sendiri agar kuat dalam beribadah, atau
- Orang-orang yang membutuhkan energi yang lebih banyak ketika akan melakukan pekerjaan berat.
- Jika orang yang puasa sepanjang hari, maka boleh (baginya) makan yang banyak saat sahur.
Orang yang banyak makan (rakus), maka pankreasnya akan rusak. Satu saja organ ditubuh kita rusak, maka tubuh bermasalah semuanya.
Hari baik
Kalau kita mau mulai mengaji/memulai sesuatu dalam hidup. Bagaimana urutan yang bagus ?
Biasanya kalau mau mulai mengaji, mulainya mengikuti hadits Nabi “tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari rabu, kecuali menjadi sempurna”
Karena dihari rabu itu punya kemuliaannya sendiri.
banyak sekali sesuatu yang dimulai pada hari rabu.
Abu Hanifah meriwayatkan dari imam Ahmad Abdur Rasyid, Syekh Aba Yusuf Al Amdani, memulai segala sesuatu pada hari rabu. Tetapi bukan berarti hari lainnya tidak baik. Namun hari rabu adalah hari khusus (hari yang baik dalam memulai sesuatu).
Kenapa hari (baik adalah hari) rabu? Karena hari rabu ini adalah hari dimana Allah menciptakan cahaya.
Hari Rabu ini adalah hari yang tidak baik bagi orang kafir, tapi bagi orang mukmin hari itu (rabu) menjadi berkah bagi orang mukmin.
Cara Belajar
Untuk ukuran anak belajar, seorang santri hendaknya membaca, dan menghafalkan kitab yang ingin dipelajari, kemudian pahami isinya, kemudian tambahkan lagi (hafalan) sedikit demi sedikit.
Jangan menjadi orang yang belajar banyak, tapi tidak memahami isinya.
Bagi orang yang mau menghafal, sebaiknya mengetahui artinya (juga) agar lebih mudah dalam menghafal.
Seorang santri yang ingin belajar suatu kitab, harus diulang-ulang (minimal) sebanyak 2 kali. Jangan terlalu yakin ketika belajar (baru) (membaca/menghafal) sekali sudah langsung memahami (isi buku).
Jika kitab (yang dihafal) nya tebal, maka harus diulang-ulang minimal 10kali.
Senjatanya menuntut ilmu adalah pulpen, buku tulis, dan kitabnya.
Saat belajar, kita tidak boleh menyepelekan ilmu. Maka harus diulang ulang berkali-kali.
Laki-laki di hadramaut, kalau mau jadi laki-laki dewasa (rijal), harus menghafalkan kitab bidayatul hidayah. Kalau tidak hafal, maka ia masih disebut walad.
Para wanita (terutama Ibu-ibu) di Suriah (Suriah dan Hadramaut adalah wilayah yang didoakan Nabi Muhammad SAW sebagai wilayah yang melahirkan orang-orang soleh), banyak yang menghafalkan hadis dari kitab Riyadus Sholihin.
Wallahu’alam bisshowab~