MQ EPS 101
Dunia itu titipan, dan Allah akan memberikannya kepada orang yang mampu amanah

Tanggal          : Selasa, 24 Oktober 2023
Kitab               : Mukasyafatul Qulub
Karya              : Imam Al Ghazali
Guru               : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat           : MT Banat Ummul Batul

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

PENDAHULUAN

InsyaAllah hadroh ini menjadi sebabnya kita untuk bisa terus berdiri, tersenyum, dan berjalan, dikala banyaknya badai rintangan menghampiri kita. Kita disini di uji, di akhirat jauh akan lebih di uji. Diakhirat kita akan di uji sebetulnya dengan perbuatan kita sendiri. Di muka bumi ini tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah. Tapi di ayat yang lain Allah juga katakan, tidak ada yang terjadi di atas muka bumi ini sesuatu kecuali karena perbuatan kita sendiri.

Ujian Palestina Karena Sikap Kita

Makanya jika kita mengambil contoh di Palestina.
Kenapa palestina di uji sampai sebegitunya?

Salah seorang ulama mengatakan,
Bisa jadi dosa-dosa kita yang ada disini, yang menyebabkan sampai hari ini Palestina tidak menang-menang juga. Bisa jadi karena umat islamnya masih belum bisa bersatu, saling mengasihi satu sama lainnya. Bisa jadi itu menjadi sebab Allah pun masih menunda kemenangan untuk mereka, orang-orang yang hari ini sampai detik ini berjuang.”

Jika kita lihat yang berjuang kaum dewasa, mungkin kita tidak akan bagaimana-bagaimana. Tapi kita akan tidak mampu menjawab jika yang hari ini berjuang juga anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa, tidak punya dosa. Mereka harus menanggung derita hantaman rudal, mereka binasa, hancur. Ada lagi yang masih terpelihara, mereka tetap hidup tapi sekujur tubuhnya habis terkena dampak panasnya rudal yang menyengat tubuh mereka.

Kenapa yang seperti itu masih tetap di sisakan? Untuk kita yang saat ini sehat mengambil hikmah pelajaran dari mereka. Kita dipertontonkan anak kecil yang dioperasi kakinya, tapi mereka karena tidak mempunyai obat-obatan yang memadai, proses operasi anak itu harus menentang dirinya, bukan dengan obat tapi dia tenangkan dirinya denganAl Qur’an. Anak kecil yang sedang menangis kesakitan, mereka sakit tapi dengan segala hal yang sangat terbatas yang mereka lakukan, subhanallah mereka selalu lagi dan lagi menunjukkan kepada kita,
Hey yang hari ini mengaku paling menderita, kesakitan, terluka. Benar kamu yang paling terluka, menderita, dan kesakitan?

Lihat disana masih ada yang jauh lebih terluka, menderita, dan kesakitan. Itu membuat kita semakin malu. Kufur nikmat, malu. Lupa syukur, malu. Mau mengeluh mengadu, menjadi malu. Menyadarkan kepada kita.

Ternyata, bisa jadi ujian yang Allah berikan kepada kita hari ini, yang kita rasakan hari ini, itu belum seberapa. Tapi jika hari ini kamu anggap ini ujian paling berat, bagi saya, besok jika bertemu ujian lagi, kita akan menjadi siapa? Jika kita mendapat lagi rintangan kedepan, kita mau bagaimana?

Ilustrasi Ujian

Orang sains membuat ilustrasi, memberi gambaran kepada kita. Didepan matanya ada dua kotak kardus. Ada satu dus yang sama kecil ukurannya (seperti dus indomi, katakan). Satu dus lainnya besar, (seperti dus rokok, katakan). Keduanya didepan mata. Lalu dia mengatakan,
Kamu angkat kedua dus itu, tapi angkatnya satu-satu.

Karena dia melihat dus indomie, dia mengangkat biasa aja. Tapi begitu dia melihat dus rokok, ancer ancernya panjang. Jadi dari awal ilustrasinya di ambil gambarnya orang mau angkat dus kecil dan dus besar. Ancer-ancernya beda. Mau ngangkat dus kecil, angkat aja karena kepalanya anggap kecil. Tapi begitu mau angkat dus besar, ancer ancernya besar, persiapannya lebih besar. Padahal orang yang lagi ngasih ilustrasi, menurut kamu sekarang beratan mana?

Dia mikir, kayanya beratan yang dus rokok.

Benar. Ayo sekarang kita timbang. Begitu ditimbang, barang yang ditaruh di dus indomie lebih berat katakan kalau yang didus indomie 2 kilo, yang di dus rokok separuhnya 1 kilo. Kenapa kamu anggap yang dus rokok lebih berat daripada yang dus indomie. Secara sizenya aja lebih besar yang rokok daripada yang indomie. Jadi pasti umumnya yang besar itu yang berat yang kecil itu yang ringan. Padahal sudah diberikan gambaran, yang kecil besar berat dalamnya, yang besar tadi casingnya kecil dalamnya ringan dalamnya

Disini ngejawab apa? Orang ngangkat bukan berdasarkan hitungan tepat. Orang ngejawab tidak berdasarkan hitungan tepat. Jadi berdasarkan apa? Kira kira. Dan ternyata kira kira kita itu seringkali menjebak pikiran. Kira kira ini berat, ringan, begini, begitu. Dan ternyata berapa banyak kira kira itu telah menghancurkan kita semua. Kira kira ngga pernah ada hasil akurat, ngga pernah ada kata kata yang tepat bahkan dalam menghukumi hidup kita sendiri. Gara gara kita yang pakai kira-kira, masalah kecil jadi besar, masalah ringan jadi berat. Itu perkara kira-kira. Bisa jadi orang menyikapi perkara besar menjadi ringan, contohnya pada dosa. Berapa banyak perihal dosa besar dianggap dosa kecil bagi mereka yang menganggap sepele hal tersebut. Jadi kenapa hal ini bisa terjadi? Kira kira ini yang berbahaya, kira kira kita. Dan ternyata banyak dari kita ini yang terjebak sama pola pikir yang seperti itu.

Tapi Allah ajarin sama kita semua bahkan kita diajarkan mungkin kita sering ngomong, jangan pernah menghakimi sesuatu dari yang kita lihat hanya tanpak lahiriyahnya. Jangan pernah ngehukumin belum tentu dus kecil isinya ringan, belum tentu dus besar isinya berat. Bahasa inggrisnya, don’t judge book from the cover bahasa kerennya. Jangan pernah buat ngapain? Karena kalau perkara bathin, perkara dalem, yang Cuma paling tahu Allah doang. Jika sudah perkara dalem yang paling tahu Allah doang, kita ngga usah main main hakim, kita ngga usah main main menghukumi. Kalau orang cerdas, beratan mana menurut kamu antara dus itu sama yang dus itu. Orang sok pinter, kayaknya.. ngangkat belum. Tapi kalau orang cerdas, nanti coba kita lihat, kita test kita angkat, masih lebih baik daripada yang ngga angkat tapi ngira-ngira.

Dan ternyata antara orang yang sudah angkat masih salah sama orang yang ngira-ngira jauh lebih banyak yang ngira-ngira lebih dulu daripada udah merasakan lebih dulu.

Kita antara merasakan sama ngira, banyakan ngira daripada ngerasa. Dan ini semua perlu kita antisipati, jaga, dengan memperbaiki cara pandang kepada hal yang tidak perlu kau hukumi yaitu perkara bathin. Jangan pernah hukumin perkara bathin. Kayaknya ni orang hasud, jahat, darimana tuh kayanya? Yang udah jelas jahat depan mata aja kita suruh datangin 70 alasan. Kenapa itu terjadi? Karena islam seneng sama kita yang bisa menetralkan pikiran. Jangan termakan dan dikelabui oleh pikiran, jangan mau hancur dengan pikiran, dan kita salah satu yang membawa pikiran kita untuk tetap bisa terus baik, pikiran kita untuk bisa tetap terus benar, ini nih deketin diri kita sama hal hal yang baik, deket sama orang orang baik, duduk dengan kaum sholihin, cinta sama orang orang sholihin.

Haul Habib Ali Al Habsyi

Alhamdulillah kita kemarin merasakan begimana ngambil berkah haulnya habib ali, kita ngerasain pengen punya ikatan sama wali walinya Allah, kenapa tu kita mau ngambil berkah dikit dikit dari itu semua karena kita kepengen menjalin hubungan sama mereka.

Kata guru saya,

Semua binatang yang ada dimuka bumi ini besok di akhirat sama Allah di qisos, kalau ada binatang yang dengan sengaja gigit kaki orang dia bakal di qisos sama Allah. Ada binatang yang jahat yang bakal dimasukin ke neraka, ada binatang yang dihancurin jadi debu dan tanah. Satu satunya binatang yang jelas jelas masuk surga diantaranya adalah anjing ashabul kahfi. Alasan terbesarnya anjing ashabul kahfi bisa masuk surga itu karena setia mengekor kaum sholihin, setia ngikut kaum sholihin. Ashabul kahfi orang sholeh semua.

Kalau ini anjing aja yang karena kedekatannya dengan kaum sholihin membuat dia ngikut bisa masuk surga apalagi orang yang punya iman dihatinya punya cinta diiringi dengan mengikuti jejaknya para kaum sholihin masa iya orang orang model ky gitu kagak masuk surga. Dan itu yang kita cari.

Kita alhamdulillah belajar numbuhin cinta, sekarang kita juga belajar mau ngikutin jalannya para pecinta, mau berjalan dijalannya para pecinta dari kalangan kaum sholihin. Itu buat apa? Jika nanti minimal diakhirat kalau kita beragumen, diantara yang kita argumenin apa? Ya rabb aku udah cinta habib ali, yaa rab aku udah cinta habib muhammad, yaa rab aku udah nanemin cinta sama para habaib auliya sholihin kaum sholihin lain lainnya, dan aku disini juga berusaha mengikuti jalan mereka. Berusaha berubah, yang habis haul kalau ngga berubah kebangetan. Sudah jauh jauh pakai ongkos, istilahnya. Udah benar benar mau ngalap barokah, ya sayang dong, yang kita harap udah mati matian itu menunjukkan effort kita yang mau haul, effornya mau ngikut. Abis tahu bagaimana manaqibnya habib ali, bagaimana manaqibnya seorang wali, abis tahu mau ngikut. Dari situ baru kamu dapetin, rahasianya kamu selama ini bela belain duduk maulid, hadir haul, datang kajian, baru dapat tuh oh ternyata ini. Ternyata baru bisa dirasain kalau sudah ngikut kalau belum ngikut mah ngga bisa belum bisa. Begitu mulai ngerasain, udah ada rasa, baru tahu oh ngikut tu segini enaknya.

KAJIAN KITAB MUKASYAFATUL QULUB

Dunia Itu Titipan

Al Hasan ra. beliau berkata,

Semoga Allah merahmati kaum yang mana dia menjadikan dunia itu sebagai wadi’ah (titipan).

Semoga Allah merahmati orang yang menganggap dunia itu titipan.

Benar benar kalau dipikir pikir, kalau kita lihat yang kita punya sebenarnya benar benar titipan karena memang itu tidak bisa menjadi kepemilikan seutuhnya. Yang mana yang namanya punya kita, hak kita memutuskan dia mau kita bawa kemana. Misalnya kita punya handphone, karena ini punya kita, kita bawa dia kemana mana.

Kalau ada sesuatu handphone ini ketinggalan tau tau dirumah siapa , kita panik “ya Allah handphone ana ketinggalan“.

Kalau handphone kecil, lalu kita ukur yang punya tanah.

Apa tanahnya di gendong  gendong? Bisa gendong tanah? Gimana kalau tanahnya 100 meter gabisa digendog. Yang punya tanah 2 meter ngga bisa digendong, apalagi yang punya 1000 hektar, apalagi yang punya sekian hektar. Ngga ada yang bisa. Seutuhnya kita ngga benar-benar genggam apa yang kita punya. Tanah sebidang itu dengan luasnya berapapun nilainya hanya digantikan dengan kertas, keabsahan dan kepemilikannya. Bila terjadi sesuatu naudzubuillah, kertasnya hilang, kebakar, atau apapun itu. Seberapa mampu kamu menguasai seluas bidang yang kau punya itu, kau bisa peluk dia? Miliiki dia dengan keutuhannya? Ngga bisa. Titipan aja. Dan lebih parahnya lagi, jika masih hidup kita bisa klaim, tapi begitu kita wafat, kemana dia tersisa? Kalau orang udah meninggal, satu satunya nama yang masih menjadi haknya sesuatu yang diwakafkan olehnya. Wakaf atas nama fulan, ngga bisa pindah itu.

Ada orang hidup mewakafkan mushola, diwakafkan atas nama fulan. Namanya tidak bisa pindah. Tapi kalau surat tanah yang kita tinggalkan bisa pindah namanya. Kalau yang kita wakafkan itu masih menjadi kepemilikan kita sampai kita ngga ada. Dan itu yang dilakukan oleh sayyidana utsman bin affan, beliau meninggalkan peninggalan peninggalannya yang sampai hari ini pun masih tersisa dan masih ada atas namanya dia, ngga bisa berganti. Seolah itu baru didunia aja  kita diberikan cerminan, dimana mana yang abadi hanya sesuatu yang kau berikan untuk Allah. Bahkan sesuatu yang kau berikan untuk anakmu tidak akan abadi juga ia bisa berpindah kapanpun dalam waktu yang bahkan kamu tidak bisa tentukan lagi.

3 Pesan Raja Sebelum Kematian

Seorang Raja Alexander pernah wasiat sama ajudannya orang orang kerajaannya, katanya kalau saya mati saya pesan 3 wasiat ya tolong kamu kerjain.

Wasiat pertama kata raja, saya mau yang bawa peti saya itu dokter terbaik yang ngurusin saya.

Wasiat kedua, saat saya jalan menuju ke pemakaman, kamu semua harus tebarin harta saya sepanjang jalan seiring dengan peti saya jalan. Sepanjang saya jalan tebarin kepingan emas.

Wasiat ketiga, buatin peti yang tangan saya bisa keluar.

Petugas yang mencatat ini penasaran.

Salah seorang penasihat istana memberanikan diri bertanya,

Raja, kalau boleh saya tahu, maksud wasiat wasiat kamu ni apa?

Karena ini wasiat aneh bagi mereka.

Dijawab sama raja, saya pertama minta dokter terbaik yang menangani sakitnya saya untuk yang membawa peti saya, ingin memberitahukan kepada semua rakyat saya bahwa sepintar apapun dokternya kalau sudah mati, mati juga. Dia mau kasih pesan sama rakyatnya, mau kamu berobat sama dokter kayak gimana juga modelnya tapi kalau yang namanya mati ya mati aja dan dia ngga akan bisa ngobatin kematian. Sepinter pinternya dia ngobatin sakit tapi dia tidak akan pernah kamu temukan dokter terpintar yang bisa menyembuhkan mati. Gaada, dan dia mau ngaish pesan itu ke rakyatnya.

Alasan kenapa kepingan emas harus ditebar seiring dengan petimu jalan sampai ke pemakaman apa ada alasan tertentu. Oh ya. Saya mau ngaisih tau lagi sama rakyat saya, berapapun nilai kekayan yang kau punya semuanya kau akan tinggalkan, ngga ada yang ikut. Kalaupun bisa kau bawa, mau seluas apa tempat kuburanmu. Saya mau ngasih tahu rakyat saya, kamu punya apa aja saya ini raja, mati ujung ujungnya semua harta saya saya tinggalin juga.

Alasan kamu ngeluarin tangan apa?

Mau ngasih tahu lagi sama rakyat saya, bahwa kita dulu datang kedunia tangan kosong dan kita akan keluar dari dunia dengan tangan kosong. Dulu datang kita kedunia lahir, bawa apa ditangan kita? Allah yang kasih. Disaat kita mau pulang, diambil lagi keluar.

Kamu main ditempat permainan, dititipin kalung atau apa, selama kamu disana kamu bisa pakai. Begitu kamu pulang, ditaruh lagi. Itu Cuma titipan. Waktu kamu datang, kamu ngga bawa apa-apa. Kira kira kiasan dunia begitu, kita datang kosong kita keluar bakal kosong.

Ini kalau ini kisahnya Raja Alexander, dia ngga ngerti iman, dia ngga tahu wkaaf, dia ngga tahu sodakoh jariyah. Tapi sebegitunya dia masih bisa memikirkan artinya kehidupan bahwa hidup Cuma begini doang.

Mobil Yang Dikubur

Belum lama terjadi di kota meksiko, orang paling kaya di meksiko kalau tidak salah. Dia beli mobil RR. Bukan mobil murah, dia beli utuh baru. Dia gali kuburan di kubur. Ini Cuma mau ngasih pesan kepada orang bahwa semua itu ngga ada artinya kalau kamu sudah mati masuk ngga ada apa apa.

Mempersiapkan Bekal Yang Bisa Dibawa

Kenapa kadang-kadang yang membuat kita bingung yaitu contoh contoh cerminan orang dunia ngga punya iman. Dan kita dikasih cerminan contoh orang tinggal didunia punya iman, beda. Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdor, salah satu orang yang semasa hidup sudah gali kuburan nya sendiri dan dia ngaji didalamnya. Dia sudah menghatamkan beribu ribu khatam gara gara dia mau nandingin sayyidah Rabiatul Adawiyah. Masa perempuan bisa segitu, saya bisa lebih. Dia baca lebih. Disitu, oh ini yang satu punya iman ngasih tahu sama kita bekal yang bisa kamu bawa amal sholeh. Kalau mereka karena dia ngga ngerti iman. Ngga ngerti apa apa. Mereka ngasih contohnya begitu.

Beruntung Allah merahmati  orang yang tahu ini dunia hanya titipan. ibu yang punya uang seratus sama ibu yang punya uang satu Milyar sama, titipan. dan itu ngga jadi masalah. Kalau besok ibu ngeliat orang yang rumahnya besar, jangan sedih, titipan. kita sama statusnya, yang dititipkan. Gimana si statusnya ornag yang dititipkan? Jadi kalau kita mau ngeliat kadar ukuran dunia, gitu aja. Ngeliat si ini punya ini punya itu, dititipin. Saat kita iri atau kita merasa ingin mendapat titipan itu, tanya andai kita dititipin sesuatu seperti itu sanggup jagain ga, rawatin ngga, ngurusin ga?

Dengan kita tahu btapa segininya nilai dunia, buat ngajarin sama kita, jadi kalau ngeliat orang yang digelimangin dunia ngga usah iri. Iri kalau lihat tau tau ada tempat namanya haji fulan wakaf hajah fulah, ya allah kapan ana bisa begini nih, enak bener. Saya bertetangga tahunan sama Habib Ahmad depan rumah saya, yang bangun pesantren al khoirot di bekasi.

Habib Ahmad rumahnya selama bertetangga ama saya tapi rumahnya sekarang dengan kondisi yang begitu itu cakepnya baru Habib Ahmad nya meninggal. Tadinya rumahnya lantai duanya kaga cuman ada kayu kayunya ceritanya mau ningkat ngga jadi jadi. Padahal anehnya tiap hari yang duduk disitu tukang, Habib Ahmad itu kalau ngumpul sama orang-orang isinya tukang semua itu. Secara yang bangun pondok yang bangunin rumah rumah Ustadz, bangunan dia semua, masjid yang ada dibekasi itu yang bangun beliau. Habib Ahmad kalau saya tidak salah, tidak kurang dari 1000 dia sudah bangun masjid dimana-mana. Enak dia dialam kubur, nikmat bener itu yang disebut dengan kaya hakiki karena kekayaan itu ngikut sama dia sampai dianya sudah di alam kubur.

Yang begitu begitu benar, kalau kita Cuma lihat enak enak didunia doang, kita dikasih tahu, dunia titipan aja. Jadi kita nyikapin sama titipan jangan kelewatan, allah titipin itu sama orang yang allah berikan kepercayaan allah amanatin orang ini bisa menjalankan, jadi disatu sisi kita belajar oh ini titipan mereka bisa menunaikannya karena ini amanat berarti ngga ada orang yang dikasih Allah sesuatu yang lebih kecuali  karena Allah tahu orang ini bisa menunaikan amanatnya.

Makanya katanya para Ulama dulu, kita dulu kalau bentaran mau jadi orang kaya gampang, tapi kenapa mereka ngga pernah senang seolah itu ada ditangan mereka karena mereka selalu menjadi orang yang menyampaikan amanat sesegera mungkin kepada yang berhak menerimanya.

Contoh saya cahaya hijrah peduli menjadi penggalang dananya untuk orang orang di palestine, itu rekening yang kumpul jelas bukan punya saya uang itu, punya dananya orang yang sudah diamanatkan kemana arahnya. Kita sebagai pengelolanya, buruan keluarin ngapain numpuk2 itu punya mereka itu hak mereka. Sebagai orang yang menjalankan amanat kita menyegerakan untuk menunaikan amanat itu.

Dan begitulah kira kira gambaranya para wali walinya Allah saat mereka mendapat anugerah dunia, rezeki, tapi mereka ngga nyimpan ngga nimbun. Tapi mereka langsung berikan kepada yang berhak.

Itu juga gambaran Rasulullah, beliau dapat kiriman dari mana-mana. Tapi ngga pernah ada yang ketimbun dirumahnya walaupun sedinar. Begitu terdengar Nabi lagi bagi bagi kiriman, sayyidah aisyah pikir kali ada sisa secara rumahnya nabi udah berapa hari ngga ada isinya.begitu nabi balik, rasul aku dengan kamu bagi bagiin harta, apa ada yang tersisa untuk kita masak hari ini. Jawabannya kamu kenapa baru ngomong? Kalau kamu ingetin saya tadi, saya pasti sisain.

Titipan diberikan kepada yang mampu amanah

Jadi ingat, dunia titipan, dan yang Allah berikan dunia berarti dia orang yang Allah anggap bahwa dia itu mampu menunaikan kepada orang yang bisa mengamanatkan dunia tersebut pada mereka. Jadi kalau kita sekarang melihat orang ada, gausah iri ngga usah merasa terganggu berarti itu orang yang diberi amanat oleh Allah. Kita yang dikasih amanat sekarang segini gausah omongin yang dikasih amanat lebih, kita yang dikasih segini, bisa ga kita tunaikan itu amanat dengan benar. Kalau kitanya fokus dengan amanat yang Allah kasih sama kita, kita ngga usah mikirin yang lain. Allah mungkin meliihat oh orang ini bisa dikasih lebih, orang ini kynya penyalur amanat bener, saya kasih rejeki tapi dijaga disalurkan dengan hal yang benar, digunakan untuk hal yang betul, dikasih sama Allah lebih. Tapi kalau ternyata digunainnya salah, untuk hal hal yang tidak berguna. Maka disini disebut lagi, siapa yang kamu lihat diantara orang orang disekitarmu menyaningimu dalam urusan agama, saingin dia.

Misalnya ada orang bisa sehari baca quran sejuz, kamu kalau bisa saingin. Ana sejuz setengah. Sama agama mau lomba-lomba boleh. Tapi kalau sama dunia, siapa yang nyaingin kamu dalam urusan dunia, lemparin aja itu dunia kedia ngga usah kamu pusingin, ngapain urusin dunia. Kalau mau kerja mau usaha boleh, tapi jangan pernah melihat usaha orang. Orang punya rezekinya, ngga usah lihat orang. Karena kalau kita usaha ngelihat orang, disaat kita dapatnya berap, kita fokusnya sama orang, berarti kita lihat, oh yang dikasih sedikit karena orang gede. Orang bisa beli ini itu lah kita kapan belinya. Kalau mau usaha, usaha aja. Lihatnya diri sendiri aja jangan lihat orang. Ngga usah lihat ke orang kamu lihatnya diri kamu aja.semua itu tergantung kita, kalau kitanya fokus sama diri kita rezeki kita, ngga ngurus rezeki orang, ngga ngurusin kerjaannya orang, kamu maju.

Kalau saiangan sama agama, memang Allah suruh. Tapi kalau sama dunia, ngga ada suruhannya. Cari rezeki buat diri, keluarga, anak, dan lain sebagainya, bukan untuk nyaingin orang, jatuhin orang, ngabisin orang. Ini dunia, yang ngomong bukan tokoh tokoh dunia tapi orang-orang akhirat, ngajarin sama kita kamu ngadepin dunia saing cape hati pegal mulut jadi ngeluh terus kapan syukurnya ngga pernah karena kepuasannya ngga pernah nyampe. Jadi mau syukurnya kapan? Ngga bakal pernah.

Tapi kalau belajar dari hal kecil, alhamdulillah ini titipan Allah sekarang Allah amanatin begini ana harus jaga. Kata Allah, ini orang bisa, tambahin lebih. Lebih berkembang cari nafkah niatnya benar untuk istri, anak, keluarga, nolongin, untuk orang tua, libatin semuanya, urusan dunia selalu kaitin Allah didalam situ.

Yang kerja, gimana biar kerjanya saya tapi bisa terhitung pahala? Niatin saja, ana kerja insyaAllah kalau ada rezeki ana pengen berangkatin umi abba ana haji jika orang tua masih ada. Atau kalau misalnya kebetulan ini insyaAlah ana niatin cari rezeki mau berangkat unroh sekeluarga, niatin yang baik baik. Maka setiap jerih payahmu itu kau kerja kau dapat pahala, niatin yang baik, ana niat, yarabb mudah mudahan kalau kau berikan hamba rezeki halal barokah insyaAllah hartaku ini akan ku sumbangin ke hal hal yang mnafaat, berguna, niatin aja.

Maka disaat kau berjalan dijalan dunia sekalipun konstribusi akhirat ngga ketinggalan. niat yang baik itu yang ngasih berkah, rejekinya jadi berkah.

Isi Dunia

Dunia isinya lautan banyak orang tenggelem disana banyak orang yang hancur disana, jadiin perahu kita disitu takwa. Inget, kalau mau berjaya ditengah lautannya dunia ini kita harus punya perahu, kita ngga bisa berenang, ditengah tengah lautan siapa orang berenang. Perahu yang bisa nganterin kita sampai tujuan kita. Perahu ini takwa. Kalau ngga punya takwa, orang punya duit tapi salah atau orang cari duit caranya salah, ngambil hak orang makan hak orang , nauzhubillah. Itu doa ngga ada yang mustajab.

Makannya harom, darimana Allah mau kabulin orang sumbernya harom. Dari situ takwa, kalau punya takwa takut. Jualan ngga berani macem macem, ngga bisa barang reject dibilang barang bagus. Ngga bisa barang yang harom dijual dia gabakal jual walaupun untuknya besar. Maka dijaga darimana itu perahu? Takwa.

Perahunya takwa isinya yang ada didalam perahu itu iman. Jangan isi yang lain, karena kalau kamu salah ngisi, perahu mu bisa tenggeleam, hancur, tapi kalau kamu isi iman, kamu selamat, benar. Bayangin, perahu tenggelem kalau air masuk kedalam. Kalau kamu yang ada diperahu itu yang kau masukan lagi dunia dihatimu bukan iman kau akan tenggelem walaupun kamu punya perahu kesana, tapi kamu akan tenggelem karena kau salah masukin.

Kiasan Dunia

Dunia Cuma tempat jalan bukan tempat kamu mukim. Kalau kamu mau nyelem kedalem, mati. Jadiin dia Cuma jalanan aja. Kalau disini kiasannya, lautan jangan sampai dimuatan perahumu yang kau isi air. Kalau kamu jalan sambil ngisi air, hatinya terus lihatin nikmat orang enak banget jadi dia hasud, wah ana jg pengen begitu masuk lagi cinta dunia, air terus yang dituangin, lama lama masuk masuk tenggelem abis didalamnya. Jadiin layarnya tawakal, tawakal yang bakal ngarahin. Punya  tawakal penting, ngga punya itu ngga ada arah. Ngga punya itu ngga kedorong itu kapal. Makanya modalnya tawakal kepada Allah, mudah mudahan kita selamat. Itu kata sayyidina luqman al hakim. Itu modal kita dalam hidup.

Sayyidina Luqman bilang,

Tapi saya ngeliat  banyak dari orang yang ga selamat disana.

Allah menyebut dalam firmannya,

Kami jadikan dunia ini bumi ini sebagai perhiasan bagi manusia untuk kami uji mereka siapa diantara mereka yang amalnya paling bagus.

Dikasih sama Allah dunia dengan segala keindahannya tapi tujuannya Cuma mau ngetes kita doang. Jadi jangan sampai kita ketipu disitu.

Dan kata Allah, dan kami benar benar akan menjadikan diatas bumi ini tanah yang tandus yang kering.

 Itu kiasan dari dunia.

Ada yang ngomong,

Kira kira dunia 2050 bagaimana jadinya, perubahan iklim apa yang terjadi diatasnya, sbeerapa panas dunia ini dn lain sebagainya,

Gausah jadiin dunia ini patokan kita tapi ingat apa yang kita akan sisakan selama kita hidup didunia ini agar itu yang tersisa dapat menjadi amal ibadah kita dan akan menjadi pahala kita sampai kita berada diliang lahat.

والله اعلم بالصواب