بسم لله الرحمن الرحيم
اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى اله سيدنا محمد
Nama Lengkap
Habib Muhammad bin Abdullah Al Haddar
Kelahiran
Beliau lahir tanggal 8 Rabiul Tsani
Mendirikan Rubat
Gurunya bernama Al Habib Abdullah bin Umar Asy Syatiri, ayahnya Habib Salim Asy Syatiri mendirikan Rubath di Tarim. Semua orang yang keluar (lulus) dari Rubath pasti jadi orang lagi.
Satu-satunya yang pernah memandang wajah Habib Abdullah bin Umar Asy Syatiri (saat ini yang masih hidup) adalah Al Habib Syekh Abdurrahman Al Athos, (yang ada di kebon baru).
Al Habib Muhammad berguru pada Habib Abdullah bin Umar, selama 4 tahun, tapi merasakan hidup (bersama) nya selama 3 tahun. Karena di tahun ke 3 menuju tahun ke 4, Habib Abdullah bin Umar meninggal. Dan penerusnya adalah Habib Muhammad bin Abdullah Al Haddar. Hal ini disebabkan karena sebelum akhir hayat gurunya, beliau saat itu mau ziarah ke sohibul Hadroh Basaudan, di Dauan, muridnya semua mau ikut, tapi hanya Habib Muhammad yang tidak diizinkan ikut. “Disini aja gantiin ana, selama ana pergi ente yang ngurusin Rubath“, pesan Habib Abdullah bin Umar.
Setelah wafatnya beliau, Habib Muhammad bantu mengajar juga disana. Hingga bangsa komunis mencekam, membuat Rubath di Tarim sementara di tutup. Namun, sebelum Rubath di Tarim di tutup, beliau mendirikan lagi Rubath di Baidho, sehingga Rubath dapat terus berjalan.
Masa Pendidikan
Habib Muhammad saat masuk Rubath, belajarnya “rakus”, bahkan beliau tidak mengetahui nama teman kanan kirinya, apalagi sebelah kamarnya.
waktu masa beliau belajar di Rubath, setiap kali dapat kiriman surat dari keluarganya, beliau tidak sempat membaca surat, saking padatnya waktu belajarnya. Beliau sosok Ulama yang menjaga waktunya jangan sampai waktu terbuang sia-sia.
Rasanya kita malu membaca wirid kelewat, kelupaan, dibanding beliau yang hampir tidak punya waktu. Setelah 4 tahun beliau belajar, ketika waktunya pulang, baru suratnya dibaca (satu persatu).
Mereka (orang soleh) tidak setengah-setangah dalam menuntut ilmu. Beliau adalah sosok ulama yang paling menjaga, dari baligh sampai wafat, menjaga shalat berjamaah, tidak pernah ketinggalan, bahkan mendapat takbiratul ula ma’al imam (bersama imam),
Dikatakan Rasul, intisari shalat, saripati shalat, keutamaan yang paling utama adalah mendapatkan takbiratul ula bersama imam. Begitu imam takbir, sampai Allahuakbar selesai, makmum langsung ikut (takbir) shalat.
Mereka lebih menjaga hubungan dengan Rasulullah, dibanding teman-temannya.
Beliau dikenal dengan sosok gigih, tidak ada yang gentar dalam menyebarluaskan dakwah dijalan Allah, beliau pernah merasakan dinginnya dibalik jeruji, di Mukalla, karena ditangkap oleh Komunis.
Saat Habib Muhammad masuk penjara, penghuninya diajak shalat , berjamaah, mengaji sampai penjara berubah jadi pesantren. Beliau bisa menjadikan tanah yang tadinya tandus menjadi subur, karena beliau akan menebar kemanfaatan disana.
Habib bin Abdul Qadir Ahmad Assegaf, Wali Qutub yang terakhir, beliau sudah wafat saat ini, beliau sebagai penjamin Habib Muhammad keluar dari penjara.
Ketika beliau mau keluar, semua penghuni penjara menangis, “Kalau Habib pergi siapa yang ngajarin kita ?”
Saat Habib di penjara, beliau bisa membuka rantai yang mengikat tangannya, ketika ingin wudhu dan shalat, sampai sipir kebingungan.
Kita yang melihatnya enak, tetapi sejatinya mereka yang melalui nya begitu penuh dengan pengorbanan.
Selama di Rubath, anak-anak santri memiliki kasur, namun kasur beliau masih terlipat rapi tidak pernah dibuka, beliau tidur ditempat duduknya begitu saja.
Setelah kematian gurunya, Habib Abdullah bin Umar, beliau belajar dengan Syekh Mahfud, beliau juga bukan sembarangan Ulama. Beliau sehari bisa ceramah 16 kali.
Pernah suatu ketika, Habib Muhammad ingin belajar pada Syekh Mahfud (orang alim). Kata Syekh Mahfud, beliau bersedia mengajarkan Habib Muhamamad, waktu kosong beliau 3 jam sebelum subuh, dan beliau memberi syarat, “Tapi syaratnya ente jangan ngetok pintu, nanti tetangga kaget” .
“Lalu bagaimana (caranya masuk) ?”,
“Ana bakal nungguin ente, tangan ana pegang tali, kala ente datang goyangin talinya nanti ana bangun“,
Itulah perjuangan mereka dalam menuntut ilmu,
Akhlak & Kesabarannya
Habib Muhammad juga sosok yang dikenal dengan maafnya yang luas, beliau tidak pernah keliatan marah, bahkan dikenal dengan ketawadhuannya. Walau di usia tuanya, belaiu menunduk terus, padahal dia yang sepuh lagi di datang (tamu), tapi dia yang tawadhu kepada yang datang,
Semasa hidupnya beliau menjadi imam di Masjid Jami, ketika mau keluar (dari Masjid) beliau menemukan orang yang ngomongin beliau,
Manusia sebaik Rasul dan orang-orang soleh aja masih ada yang ngomongin, apalagi kita. Apa yang kita dapat (cacian, makian dll) sudah lebih dulu didapat oleh para anbiya.
Begitu beliau masuk, orang yang ngomongin beliau kaget, ketahuan orang yang diomongin, tapi bukannya malu dia malah menuduh, menuding Habib Muhammad, tapi Habib Muhammad berkata pada mereka, “Maafin ana, terima kasih.”
Begitu sampai dirumah beliau berkata, “Ana udah maapin orang-orang yg udah nyakitin, ngomongin ana, maafin ikhlas, tapi dia nyesel, kenapa ana harus maafin nunggu nyampe rumah, kenapa ga tadi begitu dia ngata2in, kenapa harus dituna dalam waktu singkat”. Padahal masjid dengan rumah nya dekat.
Kesal di buang, di ikhlasin, jangan disimpan. Belajar dari beliau yang begitu mudahnya maaf nya beliau.
Beliau dengan segala ketawadhuan, kerendahan hati beliau, pernah satu kali, Habib Salim datangin Habib Muhammad di Mekkah, (karena masa tuanya mukim di Mekkah).
Anak gurunya, mau cium tangan sama Habib Muhammad, tapi tidak diberi,
Habib Salim datang mau tabarruk, dia tidak mendapatkan tangannya, untuk mencium tangannya susah. Bukan karena pelit, tapi karena merasa tidak pantas untuk disalamin apalagi karena itu adalah anak dari gurunya.
Malah Habib Salim kecolongan, diambil kaki (anak guru)nya, diusap, dicium oleh Habib Muhammad.
Beliau juga berkata, “Seandainya Allah memberi saya kesehatan, saya tidak butuh kalian pengajar, saya akan ngurusin pondok ini dengan tangan ini, cuma saking ana sakit“.
Suatu waktu beliau melihat papan bertulis “kurfatun naum”, “kamar tidur”, lalu beliau berkata, “Ada tidak kamar untuk tahajjud? kamar untuk quran?
kenapa harus ada kamar untuk tidur?
Bagi mereka tidur bukan sahabat, tidur mereka cuma 2 jam saja. Bagaimana kita tidak mau percaya, sementara sosok yang ada sy habib umar juga begitu,
Al Habib Umar murid sekaligus menantunya, 10 tahun belajar di Baidho. Saat Habib Muhammad butuh pengajar di Baidho, maka dipanggil Habib Salim, Ayah dari Habib Umar, maka diutuslah Habib Zein diutus belajar sekaligus mengajar di Rubath,
Kemudian, beliau menikahkan anak perempuannya dengan
Habib Zein menikah dengan Syarifah Maryam,
Habib Umar dengan Syarifah Nur
Saat mendekati ajalnya, ucapan yang beliau katakan adalah
lailahaillallah, umur sy sebentar lagi abis
lailahaillallah,habis ini masuk kubur
lailahaillallah, dengan itu saja aku mengasingkan diri sendiri
lailahaillallah, dengan ini aku bertemu dengan Allah
Saat beliau “diambil” (dijemput ajalnya) beliau sedang dalam keadaan sujud, dan meninggal dengan kalimat syahadat, masya Allah tabarakallah
Orang soleh yang melazimkan diri pada Allah, Allah tidak disia-siakan,
beliau menigngalkan karya, nafahat ramadaniyah, syifaus saqi, ajalatussiba, ajawatul jawahir, dll yg itu semua menjadi kitab yg mencerminkan sosok Habib Muhammad orang yg memilki kesungguhan, beliau dikenal juga soosk yang paling menjaga waktu antara maghrib dan isya
Waktunya benar-benar dijaga kualitasnya hikmahnya bisa kita petik
– menjaga waktu kita agar tidask terbuang sia-siang, hampa, tidask beguna mantengin hp, dudukan temen, duduk di majelis aja, diluar majelis jangan sering2, kl majelis selesai langsung pulang
– menjaga sehalat jamaah, belajar pelan2 shalat jamaah, ajakin anak atau orang yg ada dirumah, shalat berjamaah dengna suami, apalagi hisa tahajjud bareng sama pasangan, itu yg akan paling ampuh bisa benar2 dekat sama dia di surga,
– Pemaaf , mudah sekali memaafkan, kl kita berada di level usaha, tapi kita harus berusaha, siapa aja yg ngulek hati. jangan gambarkan harimu segitu rapuhnya mudah dicongkel, diluai, digores, buat hatimu layaknya seperti berlian, mau dicongkel digores indah aja, jangan sesuatu hati yg mudah pecah, jangan seperti baja, nanti hatimu jadi keras,
biasakan baca ini setiap hari sebelum subuh, insyaAllah kita akan kesambun g dg beliau
jangan tinggalin doa ini setiap hari, ini mencakup semuanya ada
minta ampun,
doa yg kita ulang 3x , masukin kita bersama at-toha di barisan paling depan, biar ktia masuk berada di keluarganya rasulullah berada paling depang,
mudah2an dg ini kita semua , abis baca ini, kriim hadia fatihah utk habib muhammad alhaddar
beliau di mota mekkah, di pekuburan a’la, ibunya , nenek nya nur binti Abdullah, di ma’la,beliau salah satu kuburan yangg tidak ditumpuk, krn setiap kali digali , tubuh jasadnya utuh , itu dari karomah mereka semua,
Bagaimana kerendahan hati mereka, khususnya kepada orang yang bersambung nasabnya kepada sang guru, belajar adab akhlak, kepada beliau.
والله أعلمُ بالـصـواب