Hadits Qudsi 2 Part-3
Banyak orang yang hidupnya tidak selamat bukan karena tidak sholat. Ada salah satu dari rukun iman yang tidak dapat mereka imani, yaitu menerima qodho dan qhodar

Tanggal      : 15 Desember 2022
Kitab          : Hadits Qudsi “Duhai Anak Cucu Adam”
Karya         : Imam Ghazali
Guru           : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat       : MT Nurul Huda

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

PENDAHULUAN

Banyak orang yang hidupnya tidak selamat bukan karena tidak sholat, puasa, haji, zakat, justru mereka menunaikan semuanya. Tapi ada salah satu dari rukun iman yang tidak dapat mereka imani, tekuni, dalami yaitu dapat menerima dari dalam hati qodho dan qhodar.

Qodho dan Qodhar adalah ketetapan Allah dari apa yang sudah ditetapkan dan yang akan Allah tetapkan.

Salah satu wirid yang Imam Haddad kutip di Ratib Al Haddad

بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ

Dengan nama Allah, segala puji syukur bagi Allah, segala kebaikan, dan segala keburukan semua itu berjalan karena izin Allah

Kenapa kita setiap hari membacanya? Karena ingin memantapkan hati agar punya rasa yakin bahwa tidak ada yang terjadi dalam hidup kecuali semua itu ada campur tangannya Allah. Baik dari kehidupan yang tidak mengenakan maupun dari kehidupan yang enak.

Allah tidak memberi luka, derita, dan ujian begitu saja kecuali dibaliknya yang didapati ada imbalannya. Imbalan dimana Allah ingin menghapus dosa, meninggikan derajat, dan menambahkan kebaikan.

Maka kita belajar hadits qudsi ini untuk mengingatkan kita.

Menangis akan musibah boleh karena itu bentuk ungkapan kesedihan. Tetapi tidak menerima musibah yang terjadi itu yang tidak boleh. Yang tidak boleh itu penolakan, ketidakrelaan, ketidakterimaan, yang seolah menentang apa yang Allah tetapkan kepada kita.

Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini kecuali semua itu terjadi karena izin Allah.

KAJIAN KITAB HADITS QUDSI

Allah SWT berfirman

Barangsiapa yang menampari wajahnya karena meratapi mayat, maka ia seakan-akan melemparkan tombak untuk membunuhku

Pada umumnya setiap orang itu jika dia ditinggal oleh seseorang yang dia sayangi maka akan timbul dalam dirinya kesedihan. Jika batasnya sampai sedih, boleh. Tapi jika sudah timbul ratapan (tangisan seperti kebiasaan orang jahiliyah) itu yang tidak boleh.

Nabi Muhammad SAW mengatakan,

Ada beberapa hal yang tidak bisa aku lepaskan dari umatku dari kebiasaan orang jahiliyah

Kebiasaan-kebiasaan orang jahiliyah

  1. Percaya mitos
    Percaya ramalah bintang dan lain sebagainya yang berkenaan dengan ramalan sampai hari ini bahkan orang islam banyak yang percaya. Mereka banyak yang mengaitkan garis hidupnya dengan bintang kelahirannya. Kebiasaan ini tidak diajarkan oleh agama.
  1. Meratap
    Jika ada keluarga yang sakit sekarang biasanya mereka membuat wasiat “Ratapi aku tiga hari..”

Nabi menghapus kebiasaan jahiliyah untuk jangan meratap. Dahulu orang-orang jahiliyah saat meninggal “Aku tidak bisa hidup tanpamu

Ulama mengatakan jika sedih, tidak sampai mengeluarkan kata-kata yang salah.

Jika seperti itu termasuk kata-kata yang ingkar, penolakaan, dan ketidak terimaan. Itu termasuk ucapan yang dilarang maka kita sebisa mungkin harus menahan diri disaat sedih untuk tidak mengeluarkan kata-kata seperti itu.

Ada Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi

Mayit itu disiksa dengan tangisan ratapan keluarga yang hidup untuknya

Orang terlalu fokus pada bentuk sedihnya lupa dengan apa yang dimiliki disekelilingnya.

Saat ada orang disekitar kita pergi berarti mereka itu pergi dan selama-lamanya kita tidak akan bertemu. Karena jika kita amati, bahasanya orang meninggal itu adalah berpindah. Dia pindah dari dunia menuju alam yang berbeda. Dia berpindah kerahmatnya Allah. Jika meninggal tempatnya di barzakh.

Jika tahu bahwa itu perpindahan artinya ini hanya pindah, jadi jangan seolah merasakan hidupmu runtuh habis selesai jika sudah tidak ada dengan perginya orang yang disayangi tadi.

Allah berfirman,

Jangan sekali-kali kamu mengira orang yang berjalan dijalan Allah itu wafat, tapi mereka hidup diberi makan langsung oleh Allah dan hidup langsung disisinya Allah

Menangis boleh, meratap tidak.

Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan

Siapa yang diratapi maka dia disiksa karena ratapan yang ditujukan kepadanya

Kisah Nabi Melewati Dua Kuburan

Nabi pernah suatu ketika berjalan melewati dua kuburan dan berhenti. Lalu Nabi ditanya “Kenapa ya Rasulullah, ada apa dengan dua kuburan ini?

Nabi menjawab “Mereka diazab didalamnya atas dasar dosanya yang tidak besar. Yang satu disiksa karena tidak berhati-hati dari kencingnya (najis kencing) dan yang satunya lagi disiksa karena dia suka mengadu domba orang

Biasanya orang jika setelah kencing ada tetesan-tetesan terakhir makanya kita diperintahkan untuk berdehem untuk memastikan semua tetesan itu keluar habis, baik laki-laki maupun perempuan. Banyak orang tidak sadar khususnya kalangan laki-laki. Tetesan terakhir seringkali mereka luput.

Kenapa laki-laki perlu sunat? Untuk memastikan tidak ada najis yang terselip di lapisan daging kemaluannya. Islam bersih, islam mengajarkan kebersihan sedemikian rupa.

Lalu Nabi merasa kasihan akhirnya Nabi mengambil pelepah korma yang masih muda dab basah batangnya. Nabi membelah dua kemudian ditancap di kedua kuburan itu.  Lalu Nabi mengatakan

Selama batang kurma ini hidup (basah, tidak kering, tidak mati), maka selama itu pula dia beristighfar kepada mayit yang ada dikuburan. Semoga bisa meringankan siksa kuburnya

Ulama kita dari kalangan Syafi’iyah, mereka bahkan mensunnahkan untuk meletakan tumbuhan baik yang wangi atau tidak. Mereka menganalogikan tidak harus pelepah kurma karena setiap wilayah tidak punya pohon kurma. Boleh tumbuhan yang lain tapi akarnya tidak sampai ke jasad si mayit. Jika sampai, maka haram.

Ulama mengambil kias, dari sini kita boleh meletakan tanaman diatas kuburan untuk diniatkan jika mereka tersiksa adanya tumbuhan itu dapat meringankan siksanya selagi hidup.

Hukum membersihkan kuburan tidak dibolehkan mencabut. Sebagian ulama mengatakan jika dia membersihkan kuburan dengan cara mencabut tumbuhan yang ditanam, maka itu haram.

Sebenarnya bukan menabur bunga yang dimaksud. Yang dimaksud sebenarnya adalah tujuannya menanam sesuatu untuk meringankan mayit.

Sebagian ulama mengatakan bahwa sebetulnya tidak sampai sejauh itu. Katanya “Tidak mungkin dosanya orang hidup bisa mengena orang wafat”. Tapi sebagian ulama lain mengatakan bisa jika yang nangis anak atau istri yang dia berkewajiban bertanggung jawab atasnya.

Contoh
Orang tua yang sudah wafat jika anaknya didunia melakukanperbuatan maksiat, maka mereka kena dosa anaknya tidak?

Jika dosa itu yang dibuat ada andilnya karena orang tua luput dari mendidik dan mengajarkannya, maka dosanya kena. Tapi jika dosanya itu adalah dosa yang orang tua sudah ingatkan, didik, dan bimbing, maka orang tua tidak kena dampaknya.

Ada yang mengatakan tangisan itu tidak sampai membuat dia disiksa. Tapi ada juga ulama yang mengatakan bahwa bisa sampai jika itu perbuatan menyimpang dari ahli keluarganya. Maka ulama mengambil jalan tengah intinya kita harus belajar menghapus kebiasaan yang berlaku dari zaman jahiliyah karena itu yang diinginkan Nabi Muhammad SAW.

Nabi tidak ingin kita mengerjakan amalan jahiliyah, maka sebisa mungkin tidak ada dari kita yang ikut-ikutan dari perbuatan orang-orang jahiliyah. Jika ingin menangis, menangislah dengan batas yang wajar dan jangan lupa bahwa semua itu adalah ketetapan dari Allah.

Allah mengatakan,

Barangsiapa yang tidak peduli bagaimana caranya ia mendapatkan makanan (rezeki yang halal) maka artinya ia tidak peduli kelak dari pintu mana Allah akan memasukannya kedalam neraka jahanam

Tidak peduli Allah mau masukkan dia kemana, tidak peduli dapat rezekinya darimana. Maka orang-orang yang seperti ini adalah mereka yang tidak peduli makan halal atau haram, rezekinya dari sumber yang halal atau haram. Karena sebenarnya jika dia peduli, pedulinya dari awal bukan peduli dari akhir. Setelah sudah mengerjakan, lalu menyesal alasannya karena darurat. Dari awal dia sudah ikhtiar dan mujahadah. Ikhtiar itu mencari dulu yang halal, bukan asal masuk karena perut lapar

Contoh
Umat islam bertemu restoran yang tidak halal tapi dia tetap makan.

Orang islam cenderung lebih memilih bodoh daripada pintar, lebih cenderung untuk tidak berhati-hati dalam perkara ini.

Pengaruh makan makanan haram

  1. Berpengaruh pada Taat

Nabi Muhammad SAW mengatakan

Barangsiapa orang yang makan makanan halal, mau tidak mau anggota tubuhnya akan berbuat taat. Dan barangsiapa orang yang makan makanan haram, mau tidak mau anggota tubuhnya akan berbuat maksiat

Jika pola kesehatan jasmani kita berpengaruh dengan apa yang dimakan, apalagi rohanimu.

Makan benar dengan porsi yang benar yang dibutuhkan oleh tubuh maka kamu tidak ada yang lemas setelah makan. Tapi jika yang dimakan salah, maka setelah makan kamu akan lemas.

Kata halal disini mencakup luas, dari sumbernya dan pemilihan makanannya.

Allah berfirman,

Makanlah yang baik-baik dari apa yang aku rezekikan (berikan) kepadamu

Semua makanan baik jika sumbernya langsung dari Allah (numbuh langsung dari Allah) tapi jika sudah diolah manusia (pabrik) sudah jadi tidak baik. Yang tumbuh langsung dari Allah semua baik, yang datang dari Allah semua baik. Syaratnya yang penting halal dan baik.

Makan halal termasuk dalam mencari sumbernya yang halal adalah bagian kewajiban bagi setiap orang yang beriman.

Nabi Muhammad SAW mengatakan,

Kiamat ini tidak akan bangkit sampai datang satu masa dimana orang sudah tidak peduli sumber pendapatannya halal atau haram

 Dalam hadits lain, Nabi SAW mengatakan

Barangsiapa orang yang mendapatkan rezeki dengan cara yang berdosa lalu dengannya dia menyambung silaturahmi, sedekah, bangun masjid (sumbernya haram), maka semua yang dilakukan itu akan menyebabkan dia dilempar Allah ke neraka jahanam

Walaupun dia keluarkan dengan niat yang baik.

Nilainya makan halal tidak akan mudah kamu biarkan perutmu untuk masuk yang haram

Rasulullah SAW mengatakan

“Kami lebih rela lapar daripada harus memasukkan sesuatu yang haram”

Semua orang sholeh lebih rela merasakan lapar daripada harus memasukkan yang haram.

  1. Berpengaruh pada Doa

Pengaruh makan makanan yang haram yaitu doa yang tidak kunjung di ijabah. Banyak doa-doa kita yang tidak mustajab karena kita sendiri. Kita tidak peduli dengan apa yang Allah minta kita peduli.

Kisah Pengembala Kambing yang Doanya tidak Kunjung di Kabulkan

Zaman Bani Israil ada orang berdoa berkali-kali tapi dia merasa doanya sekian tahun tidak dikabulkan oleh Allah. Lalu dia bertanya kepada Nabi Musa,

Wahai Nabi Musa, tanyakan pada Tuhanmu, aku ini sudah bertahun-tahun berdoa tapi tidak kunjung juga dikabulkan doa-doa ku

Lalu Nabi Musa menjawab “Nanti jika saya berbicara dengan Allah aku akan tanyakan

Saat turun malaikat jibril turun, ditanya oleh Nabi Musa “Ya Jibril, ini hamba Allah fulan bin fulan bertanya kepada ku katanya dia berdoa sekian tahun tapi tidak juga diijabah oleh Allah doanya

Kemudian Allah menjawab “Tanyakan kepadanya saat berdoa dimana hatinya dan bagaimana perbuatannya?

Dia pengembala kambing, dia mengatakan “Saat saya berdoa terkadang hati saya ingat kambing (takut hilang)”

Kisah Anak Kecil yang di Jaga Makanannya

Seorang anak kecil yang dijaga ayahnya untuk tidak makan sesuatu kecuali yang halal. Didik oleh ayahnya untuk tidak memasukkan apapun kecuali yang halal. Dari awal ibunya hamil sudah dijaga oleh ayahnya tidak ada makanan yang masuk ke ibunya kecuali yang halal. Semuanya sumbernya dari dia. Tumbuhan menanam sendiri dan hewan ternak memotong sendiri, zuhudnya keterlaluan. Tidak ada sedikit pun dia pernah makan dari luar.

Anak ini tumbuh menjadi anak yang setiap kali berdoa, doanya mustajab. Tapi suatu saat ayahnya pergi keluar kota dan kembali ada hajat minta ke anaknya untuk didoakan. Kemudian anaknya doain tapi lambat diijabah. Ayahnya mulai curiga karena doa anaknya tidak kunjung di ijabah doanya. Lalu dia bertanya “Selama saya pergi kemarin, apa yang masuk kedalam perutmu?”

Kemudian anaknya menjawab “Tetangga saya memberikan makanan kemudian saya makan satu

Doanya lambat dikabulkan oleh Allah hanya karena makan sesuatu dari tetangganya. Kenapa sangat kontan efeknya? Karena Allah selalu kontan menegur orang yang dicintainya.

Halal itu boleh jadi syubhat. Apalagi dizaman sekarang, tidak ada yang benar-benar halal kecuali kita lihat ada sertifikat halal. Jika ada sertifikat halal, itu urusan pemerintah yang sudah melabelkan itu halal. Kita bisa menuntut siapapun nanti diakhirat dengan halal itu. Tapi jika tidak ada, mau nuntut siapa? Mau minta tolong siapa? Mau mengharap siapa? Tidak bisa.

Kisah Hafalan Imam Syafi’i yang Lambat

Imam Syafi’i hafalannya cepat. Suatu ketika hafalannya lambat. Kemudian beliau mengadu ke gurunya, Imam Waqi. “Ya Syekh, kenapa hafalan saya buruk?

Syekhnya menjawab “Wahai Syafi’i tinggali maksiat. Pasti ada maksiat yang kamu buat

Imam Syafi’i menjawab kembali “Seingat saya tidak ada maksiat yang dengan sengaja saya buat

Maka guru Imam Syafi’i mengatakan

Ilmu itu cahayanya Allah. Cahayanya Allah tidak akan diberi kecuali untuk orang-orang yang meninggalkan maksiat

Akhirnya Imam Syafi’i ingat. Kemarin dia berjalan setelah pulang mengajar di tengah jalan dia melihat ada wanita berjalan tidak mengenakan penutup kaki sehingga kelihatan tulang tumitnya.

Jika untuk orang terkasihnya, Allah seringkali menegurnya dengan cepat sehingga mereka tidak larut dalam berbuat kesalahan dan terbuai dengan kenikmatan dunia. Jadi terkadang jika ada yang berubah, maka artinya Allah cinta kepada mereka sehingga Allah tidak menginginkan mereka semakin jauh dari Allah.  

Saat Imam Syafi’i teringat akan kesalahannya, kemudian beliau beristighfar, bertaubat, mohon ampun kepada Allah walaupun yang dilihat itu tidak sengaja tetapi tetap ada efeknya. Akhirnya Allah mengembalikan ingatannya.

Imam Syafi’i mengatakan dalam Syairnya

Aku mengadu kepada guruku (Imam Waqi), buruknya hafalan ku. Guruku menginsyaratkan menuntunku untuk aku meninggalkan maksiat. Lalu dia mengabarkan kepada ku

Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya dan cahayanya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku dosa dan pelaku maksiat

Ilmu yang kita pelajari tidak akan menempel jika didalam hati kita masih banyak noda dan kotorannya. Tapi saat dia bersih, maka semua kebaikan dan ilmu itu akan menempel.

Semakin kita belajar diiringi dengan hati dan jiwa yang bersih maka apa yang dipelajari akan benar-benar melekat dihati dan dipikiran. Tapi jika belajar diiringi dengan kotoran hati bahkan tidak ada keinginan untuk membersihkan hati maka kita akan dapat pahal tapi mungkin bukan kemanfaatan.

Saat kita datang ke dalam kajian atau tempat menimba ilmu apalagi ilmu kebaikan, kita harus datang bukan dengan rasa percaya diri bahwa kita adalah orang yang pintar tetapi kita justru datang dengan hati yang menunduk dihadapan Allah karena kita merasa masih banyak kekurangan dalam diri ini. Kita berharap dengan datangnya kita, Allah berkenan membersihkan hati, mengangkat kotoran-kotoran hati, membenahi keburukan-keburukan yang ada dalam diri kita. Saat kita datang membawa perasaan yang merendah dihadapan Allah, maka disitu Allah mulai mau memberikan kemanfaatan-kemanfaatan dari kebaikan yang kita datangi ini.

Barangsiapa yang tidak kunjung bertambah baik agamanya (ibadah, ilmu, taat) maka sejatinya dia berada didalam kemerosotan dalam hidupnya

Maka orang tidak dilihat sukses jika ilmu didalam dirinya tentang agama tidak bertambah.

Nabi Muhammad SAW bersabda

Seseorang jika Allah menginginkan kebaikan lebih kepada seorang hamba, maka dia akan dibuat lebih paham agama oleh Allah

Yang Allah lebihkan bukan uangnya tapi Allah membuat dia lebih paham agamanya, lebih takut tentang pelanggaran agamanya, lebih ingin menjalankan perintah dari agamanya. Itu orang baik, sukses, benar. Tapi jika tidak ada itu, kamu tidak nambah ilmu, tidak tambah paham tentang Rasul, Allah, dan agama Allah maka kamu berada mundur (merosot).

Allah mengatakan

Jika kamu berada didalam kekurangan, kematian lebih baik bagi kamu

Untuk apa hidup jika tidak bertambah baik?
Untuk apa hidup jika tidak tambah benar?
Untuk apa hidup jika tidak tambah taat?
Tidak ada gunanya.

Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda

Manusia terbaik adalah orang yang dikasih umur panjang tapi diiringi dengan amal yang baik, taat yang bertambah, ilmu yang bertambah

Tapi jika kita tidak bisa menambah kebaikan, berarti kita merosot. Jika menjadi orang yang merosot, ngapain hidup? Hidupnya sia-sia tidak berguna.

Allah mengatakan,

Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang didapat, maka Allah akan mewariskan kepadamu ilmu yang belum kamu tahu

Saat kamu bisa mengamalkan ilmu yang kamu tahu, maka Allah akan memberikan kamu bonus yaitu tahu akan sesuatu yang belum kamu tahu. Nambah lagi tahunya, nambah lagi taatnya.

Imam Ghozali mengatakan,

Ilmu jika tidak diiringi dengan amal maka gila. Dan amalan jika tidak diiringi dengan ilmu maka tidak jadi amal

Contoh
Minum hukumnya mubah. Disaat orang punya ilmu dia tahu minum dengan tangan kanan dan diawali bismillah adalah sunnah maka saat dia minum dan diamalkan cara minum seperti itu dia mendapat pahala.
Namun selama ini ada orang minum selalu dengan tangan kanan tapi tidak tahu ilmunya maka tidak jadi pahala karena tidak ada dasar ilmunya.

Makanya kenapa kita penting belajar bukan hanya mengikut pada kebiasaan agar yang kita lakukan paham landasannya dan rujukannya kepada siapa kita mengikuti dari perbuatan ini semua baru disitu ada pahala dari Allah.

Allah mengatakan,

Barangsiapa yang panjang angan-angannya, maka dia tidak akan pernah ikhlas dengan amal perbuatannya

Memperbanyak angan-angan itu bahayanya adalah membuat kita lupa dengan akhirat, kematian, bahkan fatalnya membuat kita lupa dengan Allah. Karena konsentrasi kita hanya fokus pada angan-angan.

Habib Abdullah bin Husein bin Thohir dalam qosidah Ya Allah biha ya Allah biha mengatakan,

Ya Allah, kami tidak punya amal, boleh jadi semua upaya kami hilang sia-sia tapi saya punya angan-angan dengan mu yang mana selalu membangkitkan tulang belulang ku disaat aku rapuh dan lemah

Saya tahu amal saya tidak ada apa-apanya, tapi saat ingat rahmatnya Allah, ampunannya Allah, kembali lagi semangat ibadah dan berbuat kebaikan karena angan-angannya hanya tentang Allah.

Jika kita ingin punya angan-angan, jadikan angan-angan kita hanya kepada Allah.

Jika kita melihat dosa kita tidak sebanding dengan rahmatnya Allah yang luas. Perbuatan kita tidak sebanding dengan apa kebaikan yang Allah berikan kepada kita sebagai hamba. Ini adalah harapan untuk menyemangati untuk tidak menjadi orang yang putus asa. Karena ada pelaku-pelaku dosa mengatakan,

Yaudah deh ngapain taubat, nanti juga saya ulangi itu maksiat

Sehingga setan membuat “Yaudah jauh saja dari Allah, orang seperti kamu yang belum benar-benar mau taubat tidak diterima oleh Allah

Padahal ulama mengatakan,

Apapun yang kamu buat, datanglah kepada Allah

Rahmatnya luas, cintanya dalam, kasih sayangnya sangat besar kepada kita hamba-hambanya. Jangan pernah putus asa dari rahmatnya Allah.

Jangan pernah sekali-kali kita putus asa dari rahmatnya Allah

والله أعلم بالصواب