Tanggal : Senin, 14 November 2022
Kitab : Al Aham
Karya : Al Habib Hasan bin Ahmad Al Kaff
Guru : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat : MT Al Humairo
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
PENDAHULUAN
Kenapa haul sangat penting? Karena dengan kita memperingati hidup mereka, kita bisa terinspirasi menjadi bagian dari mereka.
Imam Syafi’i mengatakan,
Telah mati suatu kaum tetapi kemuliaan mereka tidak ikut mati.
Jasad mereka memang ditimbun, mereka seolah sudah binasa, dan bagi kita mereka telah di kebumikan, tapi kemuliaan mereka tidak ikut wafat bersama dengan wafatnya mereka. Kebaikan mereka disaat masih hidup, namanya tetap dikenang abadi sampai saat ini. Walaupun mereka sudah tidak ada, tapi kita masih ingat dengan kebaikan-kebaikan mereka semasa hidupnya. Dengan mengingat kebaikan mereka, bisa membangkitkan semangat kita.
Jika mereka orang yang sudah tidak ada saja masih diingat, kita yang masih hidup bahkan seringkali dilupakan oleh orang karena mungkin pada diri kita kurang adanya kebaikan yang diperbuat sehingga membuat orang lupa untuk ingat dengan kita.
Kita yang sedang hidup sekarang, kita sedang merangkai sejarah hidup kita sendiri. Tidak ada rekam jejak yang paling hebat melebihi sejarah karena sejarah tidak bisa dibohongi. Sejarah adalah ingatan orang yang tidak terkekang oleh waktu dengan kebaikan yang dibuat oleh orang tersebut.
Rasullullah 1400 tahun yang lalu, pernah kah namanya hilang? Tidak pernah. Tokoh-tokoh orang baik sekalipun mereka dimakan oleh zaman tapi nama mereka tidak pernah hilang karena zaman, nama mereka tetap abadi.
Lalu Imam Syafi’i melanjutkan kembali,
Ada suatu kaum yang hidup ditengah-tengah kita tetapi mereka dimata manusia seperti mati.
Ada kaum yang hidup, contohnya seperti kita sekarang tapi dimata orang kita itu mati. Ada kita maupun tidak ada kita, tidak ada manfaatnya, tidak ada bedanya.
Ada suatu kaum yang hidup tapi yang sangat disayangkan bagi manusia lainnya mereka tidak ada bedanya dengan bangkai atau manusia mati lainnya.
Haul dibuat bukan hanya tujuannya untuk dihadiri, bukan untuk kita berlomba-lomba, berbondong-bondong, berdesak-desakan untuk hadir mengalap berkah. Tapi ada nilai berkah yang lebih mahal daripada hanya sebuah berkah yang diambil dari kehadiran yaitu meneladani kisah hidup yang dihaulkan. Itu adalah berkah yang paling luar biasa. Hanya hadir tapi tidak terinspirasi dengan ibadahnya shohibul haul, maka tidak ada manfaatnya. Tujuan haul dibuat bukan untuk didatangi saja, tapi tujuan haul itu agar kita yang awam mau terinspirasi (dengan kisah hidupnya).
Orang-orang yang berkah adalah orang yang sejatinya mengambil kebaikan dari kehidupan shohibul haulnya.
Habib Ali Al Habsyi
Sebagaimana yang dimimpikan seorang ulama yang berkata bahwa Habib Ali dilihat dengan pandangan bashiroh Habib Abdullah bin Husein bin Thohir akan jadi magnetnya umat, semua umat akan tertuju padanya. Maksudnya tertuju adalah orang akan terinspirasi dengannya, orang akan berbondong-bondong ramai-ramai berkata, “Andai aku seperti Ali bin Muhammad Al Habsyi, andai aku bisa menjadi bagian seperti bagiannya Ali bin Muhammad Al Habsyi”
Sejatinya yang diharapkan dari haul hanya satu yaitu kita bisa belajar meneladani dari hidup, ibadah, ketawadhuan, dan kesholihan seorang Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.
Tidak ada sesuatu yang lebih menonjol terlihat dari sosok Habib Ali kecuali satu yaitu rasa cintanya kepada Nabi Muhammad SAW. Dari cintanya itulah lahir simthudurror, karya tulisan syair-syairnya, dan tercermin didalam kepribadiannya akhlak luhur Rasulullah, yang mana ini semua adalah tujuan utama yang diharap oleh Nabi Muhammad SAW.
Orang mungkin banyak yang mengaku punya cinta dan pandai bertutur kata tapi jika dibandingkan dengan perbuatan dan perilaku, mungkin tidak ada yang serupa. Ada orang yang mungkin tata bahasanya indah tapi perilakunya tidak.
Adapun Habib Ali keduanya berpadu serasi indah layaknya seperti manusia yang dibalut dengan tulang belulang, menyatu sempurna. Lisannya keluar kata-kata mutiara yang indah, akhlak dan budi pekertinya pun mencerminkan perilaku manusia terindah (Rasulullah).
Habib Ali mengatakan,
Dahulu saat saya kecil, Ibu saya selalu mengajarkan setiap kali ingin berbuat sesuatu “Ali jangan lupa niat yang baik”.
Setiap saya ingin keluar rumah, Ibu saya menuntun saya niat, “Jika kamu nanti beremu orang tua dijalan, maka niatkan kamu ingin tolong. Jika kamu melihat orang susah, maka niatkan kamu ingin sedekah. Jika melihat ada duri, paku, batu, kerikil yang sekiranya bisa mengganggu jalan, maka singkirkan”
Saya dituntun dan dibimbing oleh Ibu untuk mengucapkan niat-niat yang baik setiap kali ingin keluar rumah, padahal belum tentu setiap keluar rumah bertemu dengan hal-hal tersebut. Dengan tuntunan niat yang Ibu selalu ajarkan, maka saya terbiasa ketika ingin pergi ketempat manapun, saya tidak pernah lupa menanamkan niat-niat yang baik didalam setiap perbuatan yang saya lakukan..
“Jika Ibu ingin jual saya dipasar, saya rela asalkan itu bikin senang Ibu”
Sebesar itu Habib Ali punya cinta kepada ibunya. Bagaimana dengan cinta dan sikap kita kepada orang tua? dan kita sebagai orang tua bagaimana mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang sejak kecil tertanam nilai-nilai baik dan kemuliaan agar anak tersebut tumbuh besar dan didalam dirinya punya bekal yang paling kuat didalam dada.
KAJIAN KITAB AL AHAM
Ada beberapa masalah terkait dengan sholat sunnah
Jika bicara yang paling utama, semua sholat sunnah dianjurkan dikerjakan dirumah, kecuali pada beberapa kondisi
- Sholat Sunnah Ihram
Setelah kita niat ihram, kemudian sudah berada dalam keadaan ihrom maka sunnah mengerjakan sholat sunnah ihram di masjid sekitar tempat niat.
- Sholat Sunnah Thawaf
Setelah selesai thawaf, dianjurkan sholat sunnah thawaf disana (tidak pulang kerumah terlebih dahulu).
- Sholat Sunnah Dhuha
Untuk kaum laki-laki, dianjurkan untuk mengerjakan sholat sunnah dhuha diluar rumah (masjid atau mushola) agar pahalanya lebih. Namun jika tidak memungkinkan, jangan dipaksakan. Untuk kaum perempuan, tidak menjadi keharusan mengerjakannya diluar rumah.
- Sholat Sunnah Istikharah
Dianjurkan dikerjakan diluar rumah (masjid/ mushola)
- Sholat Sunnah Safar
Ketika sedang bermusafir, hakikatnya kita disunnahkan untuk mengerjakan sholat sunnah. Sholat sunnah safar dikerjakan disaat sudah keluar rumah dan niatnya agar diberikan keselamatan. Jika tidak memungkinkan, boleh dirumah.
- Sholat Sunnah Pulang Safar
Sunnahnya dikerjakan disaat masih diluar rumah (cari masjid atau mushola).
Misalnya saat pesawat mendarat, kita sholat karena ungkapan syukur sudah diberikan keselamatan selama safar “Terima kasih ya Allah atas keselamatan yang kau sertai kepada kami”
- Sholat Sunnah Qobliyah Maghrib
Jika telah masuk waktu magrib (adzan maghrib) dan dia sudah berada didalam masjid, apalagi jika sedang dalam kondisi i’tikaf, maka disunnahkan untuk mengerjakan sholat sunnah qobliyah maghrib.
- Sholat Nazar
Dianjurkan lebih baik dikerjakan diluar rumah (masjid/ mushola) agar pahalanya lebih.
- Sholat Sunnah Jum’at
Dianjurkan dikerjakan diluar rumah. Jika imam sedang khutbah tapi kita baru masuk masjid, boleh mengerjakan sholat sunnah tapi mengerjakannya dengan singkat.
- Sholat Sunnah di Masjid Sepi
Disaat kita masuk suatu wilayah tapi orang disekitarnya bukan orang yang ahli ibadah sehingga masjid atau musholanya kosong, maka kita disunnahkan untuk menghidupkannya dengan mengerjakan sholat. Menghidupkan suatu wilayah termasuk kategori sunnah.
Semua ini jika memungkinkan. Tapi jika tidak, maka kembali ke asalnya (sholat sunnah boleh dimana saja tempatnya). Jika dia mengutamakan sholat diluar rumah tapi ternyata akhirnya membuat dia tidak mengerjakannya, maka sholatlah dimana saja di tempat yang dia ringan untuk mengerjakannya.
SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID
Sholat sunnah tahiyatul masjid adalah sholat yang dikerjakan ketika masuk masjid dan segera mengerjakannya.
Jumlah Rakaat
Sholat sunnah tahiyatul masjid pada umumnya dikerjakan sebanyak dua rakaat dan boleh lebih tapi dengan syarat hanya boleh satu kali salam karena untuk membedakan antara sholat sunnah dengan sholat fardhu.
Tidak ada sholat tahiyatul masjid berkali-kali, kecuali jika kita keluar terlebih dahulu kemudian masuk kembali kedalam masjid.
Waktu Pengerjaannya
Masuk waktunya disaat dia menginjakkan kaki masuk kedalam masjid. Dianjurkan sebelum masuk kedalam masjid sudah dalam posisi punya wudhu. Saat kita masuk kemudian keluar tanpa mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid, maka hilang peluang mendapatkan pahala sholat sunnah tahiyatul masjid.
Catatan
Sholat sunnah tahiyatul masjid berlaku jika mengerjakannya digabung dengan sholat sunnah lainnya atau saat sudah masuk sholat fardhu dan sudah mulai sholatnya, maka posisi sholat sunnah tahiyatul masjid boleh digabung dengan yang wajib ataupun yang sunnah.
Jika masuk masjid dan sudah mengerjakan sholat lalu wudhu batal, maka ambil wudhu kembali kemudian masuk dan sholat lagi. Saat kita kembali ke masjid, maka tetap disunnahkan untuk mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid.
Hilang perintah sholat sunnah tahiyatul masjid disaat kita
- Langsung duduk setelah masuk masjid, baik duduknya disengaja ataupun karena lupa. Jika tetap dikerjakan, maka tercatat sholat sunnah biasa saja.
- Perintahnya juga hilang ketika masuk masjid tapi jeda antara masuk dengan mengerjakan sholat terlalu panjang.
Misalnya karena diajak mengobrol yang cukup lama setelah masuk masjid, kemudian ingat belum sholat sunnah tahiyatul masjid. Jika sudah terjeda lama, maka kita kehilangan kesempatan mendapatkan keutamaan sholat sunnah tahiyatul masjid.
Sholat sunnah tahiyatul masjid hanya bisa dikerjakan bersamaan dengan sholat yang dua rakaat, sehingga tidak bisa bersamaan dengan sholat witir yang hanya satu rakaat.
Tidak bisa digabung dengan sholat jenazah, sujud syukur, dan sujud tilawah.
Jika ternyata tidak bisa mengerjakan sholat sunnah tahiyatul masjid dengan alasan mungkin sudah terlanjur duduk, terjeda obrolan yang lama, batal tidak punya wudhu, atau tidak memungkinkan untuk sholat karena ada acara yang berlangsung dimasjid, maka boleh diganti dengan bacaan al baqiyatus sholihat
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar
dibaca sebanyak empat kali.
Imam Ibnu Hajar mengatakan,
Jika kamu ingin menggabung sholat sunnah tahiyatul masjid dengan sholat sunnah lainnya maka kamu akan mendapat pahala tapi dengan catatan niatnya harus disebut.
Imam Romli mengatakan,
Jika kamu ingin menggabung sholat sunnah tahiyatul masjid dengan sholat sunnah lainnya maka kamu akan mendapat pahala walaupun kamu tidak menyebutkan niatnya.
Artinya jika kamu masih bisa mengingat sholatnya digabung, maka gabunglah niat. Tapi jika lupa, maka tidak apa-apa.
SHOLAT SUNNAH TARAWIH
Waktu Pengerjaan
Masuk waktu sholat sunnah tarawih disaat kita telah mengerjakan sholat isya. Saat kamu tuntas mengerjakan sholat isya, maka masuk waktu tarawih. Waktu sholat sunnah tarawih habis disaat fajar telah terbit.
Artinya saat masuk adzan sholat shubuh, maka peluang mengerjakan sholat sunnah tarawih telah selesai. Jadi waktu pengerjaan sholat tarawih adalah dimulai dari setelah selesai mengerjakan sholat isya sampai sebelum masuknya adzan sholat shubuh.
Jumlah Rakaat
Paling sedikit dikerjakan sebanyak dua rakaat. Artinya jika ada orang setiap malam mengerjakan sholat tarawih hanya dua rakaat, maka itu sah dan dianggap tarawih. Paling banyak dikerjakan sebanyak 20 rakaat, tapi boleh lebih.
Adapun dalam pengerjaan sholat sunnah tarawih, disunnahkan setiap dua rakaat salam.
والله أعلم بالصواب