MQ EPS 61
Orang kikir itu adalah orang yang berpendapat bahwa sesuatu yang diinfakkan itu habis

Tanggal           : Selasa, 28 Juni 2022
Kitab               : Mukasyafatul Qulub
Karya              : Imam Ghazali
Guru                : Ustadzah Aisyah Farid BSA
Tempat            : MT Banat Ummul Batul

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

PENDAHULUAN

Banyak orang yang sering berdo’a dengan ucapan, “Ya Allah, berikan aku kesabaran.

Orang yang berdoa seperti ini adalah orang yang sedang ada masalah, banyak masalah, dia sudah hampir tidak sabar menghadapi masalahnya.

Orang-orang seringkali berdoa minta kesabaran. Kalau kamu minta sabar, masalahmu selesai atau tidak? Tidak.

Kenapa do’amu tidak diganti? Selain kamu minta kesabaran, kamu tambahkan doamu, “Berikan aku kekuatan” , “Berikan aku jalan keluar“, “Berikan aku kekuatan untuk bertahan“, “Berikan aku pertolongan.”

Orang yang mampu bertahan dari kesulitan adalah orang yang diberikan kesanggupan dan kekuatan.

Ini bukan tentang sabarnya. Tapi tentang kamu mampu bertahan atau tidak, kamu mampu melaluinya atau tidak.

Orang kuat itu bukan orang-orang yang diuji, diuji, diuji terus menerus, lalu dia dikatakan kuat, tidak. Boleh jadi dia orang baik karena Allah SWT uji dia terus, tapi belum tentu dia orang yang kuat.

Nabi Muhammad SAW bersabda

“Orang kuat itu bukan orang yang bisa mengalahkan lawannya, tapi orang kuat itu orang yang bisa menguasai dirinya saat dia sedang emosi.”

Saat kamu sedang dipancing rasa marah, kamu bisa kendalikan diri, maka kamu adalah orang yang kuat.

Ulama berkata :

“Kalau ada orang yang bisa memaafkan keburukan orang terhadap dirinya, itu adalah akhlak terbaik.”

Sebagian ulama mengatakan

“Siapa orang yang mampu membalas keburukan terhadap dirinya dengan kebaikan, ia adalah manusia terkuat.”

Kenapa banyak orang lemah? Kenapa banyak orang baper? Karena mengikuti hawa nafsu.

Allah SWT berfirman :

“Orang-orang yang mampu, menginfakkan hartanya secara diam-diam, ataupun di saat dia sedang butuh dia mampu memberi, kala dia senang atau susah, saat sedang luas rezekinya ataupun sempit, tidak mudah emosi, mudah memaafkan orang, sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang baik.”

Allah SWT berfirman :

“Jangan batalkan pahala sedekahmu dengan mengungkit-ungkit dan berbicara kasar (semena-mena) dengan orang yang kita beri kebaikan.”

KAJIAN KITAB MUKASYAFATUL QULUB

Imam Hasan ditanya, “Orang kikir itu yang bagaimana?“.

Dijawab oleh Imam Hasan,

“Orang kikir itu adalah orang yang berpendapat bahwa sesuatu yang diinfakkan itu habis.”

Mengira harta berkurang karena sedekah itu tidak boleh. Tidak berkurang harta karena sedekah. Kita harus belajar. Apapun yang kita keluarkan, yakin dulu itu tidak akan berkurang.

Akar masalah orang kikir

  • Cinta pada harta
  • Panjang angan-angan
  • Takut miskin
  • Terlalu cinta anak

Jika kamu cinta pada yang memberi harta, kamu tidak fokus dengan apa yang diberi, tapi kamu akan fokus pada yang memberi. Jika kamu cinta harta, kamu lupa pada yang memberi, kamu akan fokus pada apa yang kamu miliki. Beda orang yang cinta pada Allah SWT dengan orang yang cinta pada harta.

Upaya Allah SWT untuk memberikan kamu sesuatu itu jauh lebih besar daripada usaha yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri.

Untuk apa kamu menyibukkan diri untuk sesuatu yang telah di janjikan jaminannya oleh Allah SWT?

Anak kamu menjadi orang benar tidak ada jaminannya dari Allah SWT, Allah serahkan itu kepadamu sebagai orang tua. Tapi, adapun rezeki Allah jamin, hidupnya Allah jamin.

Tidak karena kamu anakmu bisa bernafas, itu pemberian Allah SWT. Tidak karena kamu kenapa-kenapa, anak kamu jadi tidak bernafas, tidak seperti itu.

Anak kamu yang tadinya suci bisa berubah menjadi salah jika cara didikmu salah. Anakmu yang bersih itu bisa berubah menjadi ternodai jika cara didikmu salah.

Sifat kikir itu penyakit. Tidak pantas ada di dalam diri orang yang memiliki kehormatan, yang memiliki akal, apalagi memiliki agama.

Allah SWT berfirman

“Uang banyak yang kamu miliki di dunia ini, tidak setara nilainya dengan satu (sebelah) sayap nyamuk.”

Jika harta itu tidak bermanfaat untuk teman, tidak bisa membantu kerabat, tidak pula memperbaiki kondisinya orang-orang miskin, pada akhirnya harta itu hanya ada di genggaman telapak tangan ahli waris. Di akhirat orang kikir seperti ini akan menyesal.

Imam Waqi’ (guru dari Imam Syafi’i) memberikan perumpamaan

“Seseorang itu hina. Mereka yang selalu saja mengumpulkan harta berlimpah untuk ahli warisnya dan menjaga wilayahnya. Seperti seekor anjing yang sedang memangsa. Dia mangsa, dia gigit, dia bawa, tapi dia tidak makan, dia lemparkan untuk anjing lainnya.”

Laparlah kamu pada amal, laparlah kamu pada pahala. Apa yang kita miliki, apa yang kita simpan jangan membatasi kita untuk memberi kepada yang lain. Jangan sampai membatasi untuk berbuat kebaikan kepada yang lain.

Jika orang tua ingin memiliki warisan banyak, maka harus ditanamkan ke anak-anaknya itu iman, takwa, keyakinan pada Allah SWT yang kuat. Iman yang dihatinya harus terpatri kuat.

Ingin meninggalkan waris ke anak boleh, tapi utamakan untuk meninggalkan ilmu, takwa dan iman.

Imam Abu Hanifah berkata

“Sifat kikir itu tidak baik, bisa membuat orang itu menjadi orang yang perhitungan.”

Orang pelit (kikir) tidak bisa diberikan amanah.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ