rezeki yg paling utama
Kita boleh mencari rezeki dunia tapi penting bagi kita meminta dan memelihara kesehatan. Namun rezeki yang paling utama adalah menggapai ridhonya Allah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jika kita bicara nikmat, memang nikmat itu bermacam-macam. Ada yang melihat suatu hal nikmat, ada juga yang melihat suatu hal tersebut bukan nikmat. Ada orang yang melihat harta adalah nikmat, tapi ada juga yang melihat harta tersebut adalah petaka, ujian, atau yang lain sebagainya.

Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi pernah berkata,

“Harta yang kita punya adalah rezeki yang paling rendah. Adapun kesehatan atau kita punya tubuh yang sehat adalah rezeki yang paling tinggi. Tetapi dari keduanya ada yang paling utama yaitu ridhonya Allah SWT.”

Allah jika sudah ridho dengan seorang hamba, hamba tersebut tidak akan pernah disiksa selama-lamanya, baik penyiksaan di dunia ataupun penyiksaan di barzakh, apalagi penyiksaan di akhirat. Selama-lamanya hamba tersebut akan jauh dari murkanya Allah.

Rezeki yang paling utama diantara rezeki yang ada dan yang perlu kita kejar dengan sungguh-sungguh adalah ridhonya Allah. Harta penting, kesehatan penting, semuanya penting, tetapi tidak ada yang lebih penting melebihi ridho Allah.

Seseorang yang dalam sakitnya (tidak dapat sehat) mungkin tidak mendapat rezeki yang paling tinggi. Tapi jika dalam sakitnya mampu mencari ridhonya Allah, maka dia sudah mendapatkan rezeki terbaik yang pernah ada dimuka bumi ini.

Seseorang yang diberi harta, harta tersebut dapat menjadi nikmat dan dapat menjadi ujian. Sama seperti dengan kesehatan, mungkin dapat menjadi nikmat atau mungkin dapat menjadi ujian. Dengan harta yang dia punya walaupun tidak banyak, jika dia ridho maka akan mendapat ridhonya Allah. Jika dia sudah mendapat ridhonya Allah, maka semua urusannya selesai.

Kita boleh mencari dunia, tapi kita penting meminta dan memelihara dari segi kesehatan. Akan tetapi jangan pernah kita luput dari rezeki yang paling utama yaitu mengejar ridhonya Allah dan menggapai ridhonya Allah.

Karena Allah jika sudah ridho, kenikmatan surga pun kalah.

KISAH NIKMATNYA PENGHUNI SURGA

Sebuah hadits yang dikisahkan oleh Nabi Muhammad SAW tentang penghuni surga.

Pada saat penghuni surga masuk ke dalam surga dan duduk didalam menikmati surga, Allah kemudian bertanya, “Hai kalian penghuni surga, apakah kalian menikmati surga Ku ini?”

Kata penghuni surga, “Ya Rab, kami menikmati dengan segenap kenikmatan yang Engkau berikan kepada kami”

Allah tanya kembali, “Kamu nikmat tidak? mau Ku tambah lagi tidak nikmatnya?”

Kata penghuni surga, “Memangnya ada yang lebih nikmat lagi daripada ini? Apa itu, Ya Rab?”

Kata Allah, “Ada, Aku halalkan kalian melihat wajah Ku”

Penghuni surga tambah senang karena Allah buka hijab yang selama ini ditutup yang mana tidak diperkenankan seorang hamba melihat wajah-Nya. Kadar waktu untuk melihatnya sesuai amal. Ada orang yang diberi lihat sesaat, seharian, satu minggu, satu bulan, atau kapan saja dia mau lihat bisa. Itu kadar nya apa? Kadarnya sesuai pahala yang dikejar selama di dunia.

Kata Allah “Apakah kalian menikmati, mau Ku tambah nikmatnya?”

Penghuni surga kebingungan dan menjawab “Ya Allah ada nikmat yang lebih daripada ini”

Kata Allah “Aku halalkan dari kalian ridho. Setelah hari ini, Aku tidak akan pernah murka lagi kepada kalian selama-lamanya”

Kita berada dimajelis untuk menggapai ridho Allah dan ingin mencari ridhonya Allah. Kebaikan yang kita kerjakan karena ingin ridhonya Allah, pakaian yang kita pakai untuk ridhonya Allah, dzikir yang kita baca untuk ridhonya Allah, ilmu yang sedang kita pelajari saat ini untuk ridhonya Allah, tapi ternyata ada nikmat diatas nikmat. Surga bahkan nikmatnya kalah unggul daripada nikmat tersebut. Ditambah lagi bahkan memandang wajah Allah tanpa ridho, maka akan sia sia.

Tapi ketika Allah telah mendeklarasikan (mengumumkan) Aku ridho kepada kalian dan setelah hari ini Aku tidak akan meleburkan, itu adalah nikmat yang paling besar diantara nikmat yang Allah berikan.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ