sosok sy Fathimah
Apakah kita yang hidup di zaman sekarang ini bisa mencontoh sayyidah Fatimah ?

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Sosok Panutan Wanita

Nabi kita adalah sosok laki-laki yang tentunya tenaga dan pikiran apa yang sudah dilakukan oleh nya berbeda dengan wanita pada umumnya. Tapi dengan seizin Allah, Allah tidak hanya memberikan kita contoh panutan hanya kepada laki-laki saja tetapi juga sosok yang tidak kalah hebat, dari sosok wanita mulia yang menjadi kekasih paling terkasih Nabi kita Muhammad SAW, yaitu Sayyidatuna Fatimah.

Kalau kita membaca riwayat sayyidah Fatimah ini, beliau adalah orang yang paling mirip dengan Nabi, dari gerak-geriknya, cara duduknya, cara bicaranya apalagi akhlaknya, sabarnya, perjuangannya dan gigihnya sama dengan Nabi Muhammad SAW

Beliau adalah contoh yang betul-betul menjiplak ayahnya. Beliau memiliki sifat yang begitu menyerupai dengan Nabi Muhammad SAW.

Jika perempuan ingin mengikuti Nabi maka tidaklah mustahil karena Allah memberikan contoh pada sayyidah Fatimah, setiap budi pekerti dan akhlak Nabi kita Muhammad SAW.

Tujuan Memperingati Milad

Tujuan dari memperingati hari lahirnya sayyidah Fatimah adalah agar kita kembali memperingati hari lahirnya akhlak, kembali memperingati hari lahirnya sabar, hari lahirnya manusia yang begitu indah perangainya sama persis dengan Nabi kita Muhammad SAW.

Sebelum diutus menjadi Rasul Nabi, dikabarkan bahwa telah lahir putrinya yang terakhir .

Arti Nama Fathimah

Apa arti dari nama Fatimah ? walaupun sesungguhnya artinya adalah Allah melindunginya dari neraka. Tapi pada saat itu Nabi belum diutus. Nabi belum diangkat menjadi Nabi. Bagaimana bisa membicarakan surga dan neraka ? tapi diambil dari mana nama Fatimah ini.

Diambil dari ibu asuhnya Nabi, istrinya dari pamannya Abu Tholib yang punya nama Fatimah.

Sebagian ulama lagi ada yang mengatakan bahwa, diambil dari nama ibunya sayyidatuna Khadijah binti Khuwailid. Diambil dari nama leluhur yang punya keterikatan pada Nabi dan Sayyidina Khodijah

Ternyata nama Fatimah artinya Allah melindungi dirinya dari neraka jahanam.

Julukan Sayyidah Fathimah

Sayyidah Fatimah tidak hanya memiliki nama itu saja tapi juga memiliki nama lain seperti Al batul, Azzahra, Atthihiroh As Siddiq, Al mubarokah, Umi Abiha.

Apa makna yang tersirat dari julukan itu? nama julukan bisa tersemat pada seseorang karena seseorang itu punya akhlaknya karena punya perbuatan itu karena punya kebiasaan pada hal tersebut.

Julukan As-Siddiqoh

Kemudian beliau memiliki julukan As-Siddiqoh. Kenapa beliau disematkan julukan As-siddiqoh? beliau adalah wanita yang jujur tidak pernah dijumpai dari lisannya keluar kata-kata dusta sekalipun, beliau hanya akan mengucapkan kata yang baik.

Julukan Az-Zakiyah

Kemudian julukan Az-Zakiyah, suci, bersih walaupun kita mendengar dari perjalanan hidupnya bahwa beliau ia menumbuk kandungnya sendiri boleh menyapu rumahnya sendiri mengurus rumah tangganya sendiri tanpa diberi bantuan oleh siapapun, semuanya dikerjakan dengan kedua tangannya sampai kita mendengar bahwa tangannya kering, bengkak, lehernya dipenuhi dengan debu dan kotoran. Dia bukan hidup dengan bermegah-megahan, dia hidup dengan sederhana.

Dia mengambil kesederhanaan dari melihat kesederhanaan yang sudah dilakukan lebih dulu oleh Nabi Muhammad SAW.

Julukan Ar Rodiyah

Ar-Rodiyah berarti Allah ridho kepada Fatimah, dan Rasul apalagi ridho kepada Fatimah. Sampai-sampai beliau menisbatkan Fatimah adalah belahan jiwaku daripada aku apa yang membuatnya gembira itu pun menggembirakan ku apa yang membuatnya ia bersedih itu akan menjadikanku

Bayangkan, Nabi menisbatkan bahagianya kepada bahagia Fatimah juga menyandang kan kesedihannya kepada kesedihan Fatimah. Artinya kalau kita di muka bumi ini melakukan sesuatu perbuatan untuk sayyidah Fatimah maka kita akan dapat paket. Menyenangkan Fathimah, berarti menyenangkan Rasulullah. Kalau kita menyenangkan Rasulullah maka kita juga menyenangkan Allah SWT. Dari pintu sayyidah Fatimah kita mendapat semuanya.

Julukan Ummu Abiha

Ummu Abiha, julukan lainnya yang tersemat pada diri seorang Sayyidah Fatimah adalah Ummu Abiha. Ibu dari bapaknya.

Kenapa bisa seorang anak menjadi ibu bagi bapaknya ?

Karena saat ditinggal oleh ibunda sayyidatuna Khodijah kala itu ia masih kecil dia bukankah wanita dewasa masih muda belia. Namun Putri rasul yang lainnya sudah menikah dan yang belum menikah adalah sayyidah Fatimah maka sayyidah Fatimah tinggal bersama Nabi Muhammad SAW. Dia yang menggantikan perannya sayyidah Khadijah, yang mengurusi makannya Nabi, menyiapkan keperluan Nabi, menghibur hati Nabi semua peran itu diambil oleh sayyidah Fatimah.

Dia adalah wanita mandiri, wanita tangguh, wanita yang bertanggung jawab sebelum tanggung jawab itu diberikan kepadanya sayyidah Fatimah. Meskipun dia tidak diamanatkan oleh Rasul.

Tapi sayyidah Fatimah ketika diwasiatkan oleh ibunya, “Perhatikan ayahmu, perhatikan kebutuhan ayahmu“. Maka amanat itu dijalankan oleh sayyidatuna Fatimah sampai wafat Rasulullah SAW. Sayyidah Fatimah tetap berperan sebagai layaknya seorang ibu bagi Ayahnya sendiri. Maka julukannya Ummu Abiha

Kita yang lahir di zaman sekarang, apa yang ingin kita ambil dari sosok sayyidah Fatimah?

Apa yang mau kita petik dari kehidupannya sayyidah Fatimah. Begitu panjang kisahnya yang kita dengar luar biasa. Peristiwa yang terjadi berkenaan dengan kehidupannya nya

Perjodohan Sayyidah Fathimah

Hi anak muda yang lahir zaman sekarang ingin diperhatikan dengan lawan jenis, mari kita simak melalui sosok sayyidah Fatimah.

Dimana dia mampu menyikapi dirinya ?

Memang banyak yang berani melamar sayyidah Fatimah tapi dari sekian banyak yang melamar, mereka merasa tidak pantas melamar sayyidah Fatimah.

Siapa yang berani melamar putri Nabi? tidak ada. Tapi lamaran itu turun berdasarkan wahyu Allah, yang Allah inginkan adalah sayyidah Fatimah menikah dengan sayyidina Ali Bin Abi Thalib pilihan laki-laki baiknya turun dari Allah.

Ini untuk kamu para wanita, jika kamu ingin laki-laki baik biarlah Allah yang menentukan laki-laki baik mana bagi pasanganmu nanti.

Tidak usah repot memikirkan diri, “Jodoh saya siapa ya hai kamu yang akan menjadi calon imamku?”.

Kata anak muda, “Hai kamu yang akan menjadi ayah bagi anak-anakku..”.

Kita belajar dari sayyidah Fatimah yang bisa menikah dengan sayyidina Ali Bin Abi Thalib.

Apakah mereka menikah karena sayyidah Fatimah mendekati sayyidina Ali? Atau apakah ada tulis menulis surat sebelumnya ? atau karena saling melirik?

Tidak.

Tapi Allah sudah menyiapkan. Kalau kamu ingin punya imam baik, belajar dari seorang sayyidah Fatimah. Allah telah siapkan, dengan turunnya wahyu, Allah menginginkan sayyidah Fatimah berjodoh dengan sayyidina Ali Bin Abi Thalib karena menurut Allah dialah laki-laki yang paling tepat untuk menjadi pendamping hidupnya seorang Fatimah.

Jangan bersedih, kamu tugasnya bukan mencari jodoh. Tugas kamu memperbaiki diri. Biarkan Allah yang menentukan jodohmu siapa.

Mahar Sayyidah Fathimah

Kita belajar dari sayyidah Fatimah. Orang zaman sekarang mau nikah syaratnya banyak, maharnya mahal dan lain-lain. Dari segi acara gaya permintaan dan keinginannya banyak.

Mari kita belajar dari sosok sayyidah Fatimah. Apa yang dilakukan sosok seorang Fatimah di pernikahannya ? Sayyidina Ali punya apa waktu melamar sayyidah Fatimah ? Bahkan Sayyidina Ali adalah orang yang paling malu dan orang yang paling merasa tidak pantas menjadi pendamping hidupnya Fatimah.

Waktu Allah memerintahkan Rasul memanggil sayyidina Ali Rasulullah menunggu kedatangan sayyidina Ali, Rasulullah berkata, “Aku ingin menikahkan kan Putri ku Fatimah apakah kau rela wahai Ali ?”

Lalu Sayyidina Ali menjawab, “Siapa yang bisa menolak Putrimu wahai Rasul, siapa yang mau menolak?”

Kalau begitu kalau kamu rela, kamu ridho mahar apa yang kau punya untuk putriku apa yang sayyidina Ali punya?

Dijawab oleh Sayyidina Ali, “Aku tidak punya apa-apa wahai Rasul“.

Kalau tidak diingatkan Allah Rasul, beliau mengingatkan, “Hadiahku kepadamu baju besi waktu itu mana?

Lalu Sayyidina Ali teringat, “oh iya saya punya baju besi hadiah dari Rasulullah.” Lalu berkata Rasul, “Kalau begitu jual baju itu.”

Lalu baju tersebut Terjual 400 dirham. Berapa nilai sekarang baju itu ? 1.500.000, atau kalau mau dihitung dengan perak tidak lebih dari Rp. 8.000.000.

Apakah ada dari kita yang maharnya sebesar itu atau ada dari kita banyak yang punya banyak permintaan ? mau nikah aja repot ! sampai orang mau nikah, mau melamar anak orang, bingung bawaannya mana? sampai harus berhutang kesana kesini ! Pesta pernikahannya berhamburan, yang dibuang-buang uangnya untuk apa? untuk maksiat. Memanggil dangdutan, memanggil biduan. Kamu mau cari ridho siapa ?

Mari lihat sayyidah Fatimah di mana kamu menemui orang yang mahar sebesar ini, di mana?

Perempuan sekarang berfikir mahar yang tinggi itu menandakan tingginya (nilai) si wanita. Tapi tidak.

Islam mengatakan berkahnya sebuah pernikahan dari rendahnya kadar mahar yang ditentukan.

Karena sangat ingin memudahkan orang untuk yang halal bukan yang haram.

Maksiat punya tarif. Tapi ini halal ada ridho Allah dan ridho rasul tidak diminta tarif justru diminta harganya paling rendah. Kita belajar dari sini

Kesederhanaan Sayyidah Fathimah

Hanya punya baju dua helai. Cincin yang dipakai oleh Fatimah semua beliau tinggalkan. Karena kata beliau, “Aku tidak ingin hidup indah didunia, karena aku hanya mau indah di sana“.

Dengan kesederhanaannya mengurus rumah tangga, mengurus suami dan anak-anak. Tidak sekalipun keluar dari rumah kecuali hanya untuk hal-hal yang diperlukan untuk tujuan kebaikan tidak ada keluarnya Sayyidah Fatimah untuk kesenangan.

Waktu pertama sayyidah Fatimah menikah dengan sayyidina Ali, rumahnya jauh dari Rasulullah. Maka Rasulullah SAW meminta sayyidah Fatimah untuk pindah. Saat itu, sahabat yang tinggal di sebelah rumah Nabi keluar dari rumahnya, lalu bertukar rumah dengan sayyidah Fatimah. Rasulullah ingin hanya ada tembok yang menjadi penghalang antara beliau dengan sayyidah Fatimah. Dan Sayyidah Fatimah tidak pergi kecuali ke rumah ayahnya

Bagi ibu-ibu yang susah keluar rumah karena (tidak diperbolehkan) suaminya, barangkali mungkin ada kebaikan di sana. Jangan keluar rumah kalau tidak untuk kebaikan. Dan keridhaan Allah dan Rasulnya. Hanya untuk keperluan yang baik tidak lebih dari itu.

Rasulullah saat menerima wahyu hati merasa sedih dan tidak ada yang bisa memberhentikan Rasulullah menangis. Tidak ada sahabat satupun yang bisa membujuk Rasulullah untuk berhenti menangis. Sahabat bingung bagaimana untuk menghentikannya. Salah seorang sahabat berkata, “Panggil Fatimah karena hanya Fatimah yang akan membuat Rasul hati Rasul tenang.”

Sayyidina Abdurrahman bin Auf datang ke rumah sayyidah Fatimah dan berkata, “Saat ini keadaan ayahmu sedang bersedih. Menangis tidak ada henti-hentinya barangkali kedatanganmu dapat menghiburnya wahai Fatimah tolong temui ayahmu temui dia karena dia sedang betul-betul dalam keadaan kesedihan “.

Lalu Sayyidah Fatimah keluar, dan orang-orang di masjid Nabawi semua bertakbir tapi takbirnya bukan karena kaget karena adanya seorang sayyidah Fatimah melainkan karena bajunya ada tambalan sebanyak 12 tambalan.

Sayyidina Umar mengetuk kepalanya seraya berkata ya Allah “hadza bintu Rasulillah“.

Semua sahabat kala itu terkejut tersentak melihat Fatimah yang keluar beliau menutup dirinya dengan kain dengan 12 tambalan.

Apakah baju kita ada tambalan ?

Bahkan dijumpai beberapa helai daun kurma menempel di baju sayyidah Fatimah.

Beliau tidak memakai gaun yang indah, beliau tidak memakai gaun yang megah. Beliau tidak memiliki sutra di rumahnya bahkan beliau punya alas kulit atau selimut yang digunakan kalau ingin tidur dan saat bangun digunakan untuk alas makan.

Siapa dari kita yang seperti itu? Dimana kita mengambil pelajaran dari sosok Fatimah ?

Di mana wanita banyak ambisi, ingin tampil cantik, ingin dilihat, ingin dipuji dan dipuja apakah itu ada pada sifatnya sayyidah Fatimah?

Sayyidah Fatimah tidak seperti itu.

Apakah kita yang hidup di zaman sekarang ini bisa mencontoh sayyidah Fatimah ?

Kisah Pecinta Sayyidah Fathimah.

Ada kisah seorang pecinta sayyidah Fathimah di zaman ini.

Klik Kisah Pecinta Meneladani Sayyida Fathimah

Kisah ini tersebar sampai kepada Ulama-Ulama yang ada di Hadramaut, termasuk sampai ke telinga Habib Salim Asy-Syatiri.

Ternyata di zaman ini, masih ada orang yang bisa meneladani Sayyidah Fathimah. Mengikuti Sayyidah Fathimah di zaman ini bukanlah hal mustahil.

Meneladani Sayyidah Fathimah

Mari mulai dari diri kita menjadi pengikutnya Sayyidah Fathimah dari hal-hal yang kecil. Dari hal-hal yang bisa kita ikuti. Setiap ummat isam dari kalangan wanita, wajib didalam dirinya, meneladani sosok seorang Sayyidah Fathimah.

Yang bisa mengikuti pakaiannya Sayyidah Fathimah, maka ikuti pakaiannya.

Yang bisa meneladani dari sisi budi pekerti, akhlak Sayyidah Fathimah, maka teladani akhlaknya dan kesantunannya.

Yang bisa mengikuti menjadi Ibu rumah tangga yang baik dan benar, mengasuh anak dengan baik, bakti kepada suami dengan baik dan benar maka ikuti beliau.

Yang bisa menjadi putri yang baik, anak yang berbakti bagi ayahnya, orangtuanya, maka ikuti contoh-contoh kebaikan yang beliau lakukan.

Apapun kebaikan yang kamu dengar tentang sosok Sayyidah Fathimah, tidak ada yang boleh kita lewati begitu saja, kecuali kita harus punya azzam yang kuat, itikad, niat yang kuat, kamu mau meneladani Sayyidah Fathimah dari sisi yang mana?

Kalau sudah bisa mengikuti dari pakaian, selanjutnya koreksi akhlak, lalu koreksi kejujuran, kesabaran kita, ibadah kita, sampai kita benar-benar menjadi wanita yang layak bersanding dengan Sayyidah Fathimah, layak berada di barisan Sayyidah Fathimah menyebrangi jembatan sirath bersama Sayyidah Fathimah.

Kiranya jika sekarang kita bercermin, apakah kita sudah pantas bersanding dengannya ? dengan segenap yang kita cintai ?

Maka kalau kita merasa tidak pantas, maka di Miladnya Sayyidah Fathimah, sama-sama kita azzamkan.

Hati kita harus bicara, “mulai hari ini saya mau jadi pengikut setianya Sayyidah Fathimah. Saya mau meneladani Sayyidah Fathimah. Apapun kebaikan yang telah kudengar tentag sosok Sayyidah Fathimah, aku akan ikuti. Akan aku jalani sederhana layaknya apa yang dia inginkan. Akan aku jalani kehidupan menjadi wanita yang tidak bergaya, dandan, dilihat oleh banyak orang, “

Kamu bukan lagi menjadi orang yang mengikuti followernya banyak di zaman ini, tapi kamu mengikuti yang followernya banyak dari zaman NabiAllah Adam sampai akhir zaman nanti. Sayyidatuna Fathimah, tidak bisa terhitung jumlah pengikutnya. Kalau kamu tidak ada didalam salah satu dari mereka, maka kamu akan menjadi orang yang paling rugi dimuka bumi ini.

Tiga Pelajaran Dari Sayyidah Fathimah

Tidakkah kamu ingin menjadi orang yang selalu mencari tahu tentang akhlaknya, sabarnya Sayyidah Fathimah. Maka didalam pelajaran ini (dalam kitab Iqdulul), shohibul muallif memberikan kita tiga pelajaran yang bisa diambil.

  1. Ambil kejujujuran dan akhlak dari seorang Fathimah. Hiasi diri kita dari sifatnya Sayyidah Fathimah yang indah dan baik perangainya. Tidak pernah terucap kata dusta melainkan kebaikan dari lisannya.
  2. Bagi orangtua, perhatikan anak-anakmu, kepada siapa bercermin? Kepada siapa mereka mencari panutan? Kepada siapa mereka menjadi pengikut? Apa yang kamu ajarkan kepada mereka wahai orangtua. Apa yang kamu kenalkan pada mereka (anak-anakmu) wahai orangtua ? Jika kamu orangtua, kenalkan sosok Sayyidah fathimah sejak kecil. Jadikan itu icon kecintaannya. Orangtua wajib mengarahkan, menuntun, membimbing kepada siapa sepatutnya mereka ikuti. Jalannya siapa yang seharusnya mereka ambil. Budi pekerti siapa yang harus mereka ikuti ?
  3. Untuk seluruh perempuan dimuka bumi ini, mereka orang-orang yang rajin ibadah, orang-orang yang dijaga Allah SWT, untuk waspada dari ajakannya orang-orang kafir, sesat, yang bisa merusak akhlak dan agama kita. Yang mengajarkan untuk meninggalkan hijab-hijab mereka. Yang membuat kita lepas dari mencontoh akhlak yang baik dari Nabi Muhammad Saw, dan Sayyidah Fathimah.

Ini semua nasehat untuk kita, agar kita bisa menjaga diri kita. Dengarkan nasehat dengan seksama, dengan hati.

Wanita Terbaik

Rasulullah SAW pernah bertanya kepada sahabat, “Tahukah kamu wanita terbaik itu yang seperti apa?”, sahabat tidak ada yang mampu menjawab.

Sampai Sayyidina Ali cerita kepada Sayyidah Fathimah, “Hari ini Ayahmu memberi pertanyaan, dan tidak ada satupun yang mampu menjawabnya.”.

Ditanya oleh Sayyidah Fathimah, “Pertanyaan apa itu ?”. Dijawab Ali, “Siapa wanita terbaik ?”, Maka Sayyidah Fathimah izin kepada Sayyidina Ali untuk menjawab pertanyaan tersebut kepada Rasulullah.

Maka beliaupun diizinkan suaminya, dan mendatangi rumah Rasulullah. Maka Rasulullah yang mendengar bahwa putrinya akan menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab Sahabat, senang hatinya, karena memang itulah harapan Rasulullah.

Dijawab oleh Sayyidina Fatimah, dan semua periwayat meriwayatkan ini, “Perempuan yang matanya menjaga dari melihat laki-laki. Dan terjaga dari pandangan laki-laki.”

Matanya tidak sibuk mencari orang-orang tampan, sukses, tapi matanya dijaga.

Maksud dari “Mata dijaga” memiliki pengertian yang luas, bukan hanya ditujukan untuk orang yang belum nikah, tapi juga untuk yang sudah menikah, perlu “menjaga mata“. Jangan melihat suami orang, jangan memuji suami orang yang lebih hebat dari suamimu sendiri.

Maka mata kita sepatutnya dijaga kemurniannya, kesuciannya dari melihat laki-laki. Dan tidak mencari perhatian laki-laki. Dijaga muruahnya, sebisa mungkin tutupi diri dari pandangan laki-laki.

Setelah mendengar jawaban sayyidah fathimah, lalu dipeluknya beliau oleh Rasulullah, karena puasnya dengan jawaban putri tercintanya.

Mudah-mudahan Allah anugerahkan kepada kita, keteladanan sosok Sayyidah Fathimah dan bisa menjadi pengikut setianya. Orang-orang yang berjalan pada jalannya. Orang yang berakhlak dengan akhlaknya. Orang-orang yang insyaAllah bisa meniru budi pekertinya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ