Mukasyafatul Qulub
Episode 3 : Bab Sabar dan Sakit
Karya Syekh Imam Ghazali
Kamis, 4 Juni 2020
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sabar dan Sakit
Sabar dan sakit sering kali dikaitkan. Kenapa?
Karena kunci untuk lolos saat ditimpa rasa sakit adalah sabar
Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa Allah dan meraih pahala serta rahmat-Nya, hendaknya mencegah dirinya dari kecenderungan syahwat pada dunia dan bersabar akan kesulitan dan musibah yang ada di dunia ini
Sebagaimana Allah berfirman :
Allah cinta kepada orang-orang yang sabar
Hal termahal di dunia ini adalah cintanya Allah. Salah satu meraih cintanya Allah yaitu melalui Nabi Muhammad dan salah satu pintu untuk mendapat cintanya Allah yaitu menjadi orang yang sabar.
Sabar terbagi menjadi 3 :
- Sabar dalam ketaatan (tidak menjadikan beban/ringan dalam melakukan ibadah). Ganjaran: 300 derajat di surga (jarak 1 derajat yaitu jarak antara langit dan bumi)
- Sabar untuk tidak melakukan maksiat (menahan diri dari syahwat/nafsu). Ganjaran: 600 derajat (jarak 1 derajat yaitu dari lapis langit ketujuh sampai lapis bumi ketujuh)
- Sabar saat ditimpa musibah (kehilangan keluarga, ditimpa penyakit). Ganjaran: 700 derajat (jarak 1 derajat antara Arasy nya Allah sampai dasar bumi)
Cara mengetahui sabar yaitu saat benturan pertama.
Kisah Nabi Zakaria
Saat Nabi Zakaria lari dari kejaran orang Yahudi. Beliau menemukan pohon besar, kemudian meminta pertolongan kepada pohon itu untuk menyembunyikannya di dalam. Akhirnya pohon tersebut terbelah dua, dan Nabi Zakaia pun masuk kedalamnya.
Iblis datang kepada orang yahudi memberitahu keberadaan Nabi Zakaria. Iblis berkata, Alangkah Baiknya kita menggergaji pohon tersebut hingga terbelah menjadi dua.
Kenapa Iblis mengetahui keberadaan Nabi Zakaria dan Allah tidak menolong beliau?
Karena Nabi Zakaria meminta pertolongan kepada pohon bukan kepada Allah. Itulah yang membuat dirinya celaka.
Hadits Qudsi
Seperti yang ada pada hadits Qudsi
Tidaklah seorang hamba terkena suatu musibah, lalu dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Aku akan memberinya perlindungan sebelum dia memintanya. Dan Aku akan mengijabah permohonannya sebelum dia memohon kepadaKu.
Akan tetapi, barangsiapa seorang makhluk ditimpakan suatu musibah, meminta perlindungan kepada makhluk (selain kepada Allah) maka ketahuilah pintu langit tertutup untuknya.
Jangan sampai kita meminta pertolongan kepada makhluk yang sama-sama lemah.
Meminta Pertolongan Kepada Allah & Bersabar
Dimanapun kita berada selalu ingat Allah, itulah yang membuat kita kuat.
Para Anbiya, para Auliya dan orang-orang yang dekat kepada Allah dikala mereka sedang diuji dengan ujian yang berat, mereka mampu melaluinya dengan senyum dan sabar karena mereka meminta perlindungan kepada Allah.
Pada saat gergaji sampai mengenai otak Nabi Zakaria, Nabi Zakaria berteriak kesakitan. Namun Allah langsung menegurnya. Malaikat Jibril turun mengabarkan sesungguhnya Allah berkata kepadamu “Kenapa kau tidak bisa bersabar atas bala yang menimpamu ini, kau berkata Ahh, andai kau berucap sekali lagi, akan dikeluarkan namamu dari kelompoknya para Nabi”.
Seorang nabi harus bersabar dan berserah diri kepada Allah.
Nabi Zakaria pun menggigit bibirnya kuat-kuat agar tidak menjerit pada saat yahudi menggergaji dirinya. Nabi Zakaria bersabar sampai tubuhnya terbelah dua.
Itulah mengapa dikatakan ujiannya para Nabi lebih sulit dari pada ujian orang-orang setelahnya.
Mereka orang-orang yang mendapat ujian yang berat, mampu melaluinya karena keterikatan batin mereka dengan Allah.
Adapun orang masa kini, masalah sepele tapi dibesar-besarkan, hal kecil diangkat seolah masalah itu masalah besar. Kenapa kita melihat hal remeh tapi dimata kita besar ? karena tidak ada Allah dihati kita. Tidak melihat Allah besar di hati kita. Kita menganggap ada perkara yang lebih besar dari Allah di hati kita. Kalau Allah sudah Maha Besar di hati kita, maka Allah mampu menghapus segala yang kecil dimatanya.
Kita hanya mengucap Allahuakbar didalam shalat, tapi hakikatnya Maha Besar Allah itu tidak ada di hati kita. Karena kita menganggap ada perkara yang lebih besar dari Allah. Kita menganggap seolah-olah masalah itu lebih besar daripada Allah sendiri. Jika kita mengingat, Allahuakbar dihati kita sudah cukup memberikan kepada kita jawaban jika masalah itu kecil dimata Allah begitu pula dimata kita.
Maka hendaklah orang yang berakal, bersabarlah saat terkena bala atau terkena musibah dan jangan mengeluh. Maka niscaya akan selamat dari siksa dunia dan akhirat
Karena sesungguhnya tidak ada bala yang lebih berat melebihi bala yang Allah timpakan kepada para Nabi dan para Auliya.
Musibah apapun yang menimpa kita hakikatnya itu adalah musibah ringan yang jika kita meminta kepada Allah jalan keluarnya, pasti Allah akan buka jalannya.
Masalah apapun itu, jawabannya adalah sabar.
Ujian Nabi Ayyub mustahil diberikan kepada orang setelahnya.
Hakikatnya semua ujian tidak ada yang kekal abadi, karena ujian hanya bersifat sementara, dan setiap orang yang terkena ujian pasti ada masanya ujian tersebut berlalu.
Imam Juneid berkata, bala itu itu merupakan pelita bari orang-orang ahlul makrifah.
Justru orang yang makrifah tahu tentang kebesaran Allah. Ia jadikan bala itu sebagai pelitanya. Karena dari bala itu orang akan mengambil pelajaran.
Kalau kita mengeluh berarti kita hanya melihat masalah, tidak mengambil pelajarannya
Jika kita tertimpa suatu musibah, pelajari juga hikmahnya, jangan sibuk merasakan sakitnya. Orang yang ingin menuju kepada Allah, pasti akan diuji dengan ujiannya.
Orang yang belum berjilbab tiba-tiba ingin berhijrah, dia berkaca, dan menemui dirinya terlihat tua ketika mengenakan jilbab. Kenapa seperti itu? karena kita belum betul-betul menuju Allah.
Adapun yang betul-betul menuju Allah adalah yang menutup auratnya secara sempurna. Adapun yang menutup aurat secara tanggung dengan dalih masih belajar, tanyakan kepada diri kita sendiri, mau belajar sampai kapan ?
Ada orang yang menghabiskan sekian waktu dengan pakaiannya yang serba mini, begitu dia sadar maka berubah total dengan pakaiannya yang baik, sementara kita masih berada disitu-situ saja. Bertahun-tahun kita belajar tapi tidak ada perubahan.
Belajar boleh, tapi dalam belajar harus punya target. Sama dengan belajar di sekolah yang memiliki waktu dan target dalam belajar, lalu bagaimana dengan hidup?
Hidup kita pun dalam berubah menuju kepada Allah, itu perlu ada targetnya.
Bala itu kemaslahatan untuk orang yang beriman.
Orang yang tidak bisa memandang sisi baik dari musibah, berarti iman di hatinya belum baik .
Bala hanya akan berdampak keburukan untuk orang-orang yang lalai kepada Allah. Mereka menghadapi musibah sebagai beban. Karena dia melihat dari kacamata kelalaiannya
Nabi pernah berkata bahwa, “Ada orang yang ditimpa kemiskinan, karena melihat ujian itu dari kacamata kelalaian, mereka bisa kufur.
Kita harus berhati-hati dengan berkata kapan berakhir ?
Di dalam kitab ini kita diajarkan bersahabat dengan musibah .
Karena hakikatnya musibah itu tidak merugikan, tapi memberi keuntungan.
Tapi kita, karena dangkalnya ilmu, tidak tahunya kita hikmah di balik musibah.
Kita selalu melihat dari kacamata jahilnya kita.
Tidaklah musibah berdampak pada diri kita semua kecuali untuk kebaikan kita semua.
Sebagaimana Nabi bersabda, tidak ada seorang muslim terkena suatu penyakit atau musibah lainnya bahkan duri yang menempel melainkan itu semua dijadikan oleh Allah untuk menggugurkan kejelekannya sebagaimana sebuah pohon menggugurkan daunnya.
Hakikatnya setiap Allah menguji kita ada sesuatu yang ingin Allah berikan kepada kita yaitu paling rendahnya penghapus dosa.
Tidaklah seseorang mendapat rasa manis dalam keimanannya sampai datang kepada dirinya suatu bala, dia dapat ridho dan bersabar atas bala tersebut.
Orang yang beribadah tetapi tidak mau diberikan ujian mana mungkin dia bisa merasakan manisnya iman .
Nabi Bersabda, barangsiapa yang sakit diwaktu malam, dan dia bersabar, dan ridho akan sakitnya, akan keluar dosa-dosa yang ada pada dirinya sebagaimana dia baru dilahirkan.
Jangan terburu-buru meminta kesehatan.
Boleh meminta kesehatan, tapi jangan sampai merasa patah semangat lalu mendatangkan prasangka-prasangka buruk kepada Allah SWT
Sebagaimana perkataan ulama, barang siapa yang tidak pernah diuji oleh Allah dalam 40 hari, apapun itu (gundah, sumpek yang tiba-tiba tapi tetap bisa menguasainya) berarti orang tersebut tidak ada kebaikannya dimata Allah.
Ada sebuah kisah, ada sahabat Rasulullah menawarkan putrinya untuk dinikahi, beliau berkata bahwa putri nya cantik dan tidak pernah tertimpa penyakit. Nabi pun mengurungkan niatnya untuk menikahi wanita tersebut hanya karena mendengar anak tersebut tidak pernah sakit. Kata Nabi itu artinya tidak ada kebaikan pada diri putrinya itu
Sakit demam adalah sakitnya para Anbiya. Kalau sakit gigi hanya giginya saja yang sakit, tapi kalau sakit demam seluruh tubuh merasakan sakit. Kalau mereka demam, meraka bukan sedih tapi senang.
Bagaimana dengan kita ?
Kalau Allah menguji suatu hamba yang beriman dengan suatu sakit. Maka malaikat pencatat keburukan diperintahkan Allah untuk berhenti mencatat, dan malaikat pencatat kebaikan diperintahkan untuk mencatat amal terbaik selama hidup orang tersebut.
Jika seorang hamba sakit Allah mengutus 2 malaikat. Wahai malaikatKu, lihat apa yang diucap hambaku ini. Dan kalau dia berkata Alhamdulillah bukan mengeluh maka Allah akan berkata pada orang tersebut maka jika aku mematikannya maka wajib bagiKu memasukkanya ke surga.
Dan jika aku memberikan kesembuhan kepadanya, akan Ku ganti dagingnya dengan daging yang lebih baik dari sebelumnya dan darahnya akan Ku ganti dengan darah sebelumnya dan aku hapus segala keburukan yang ada pada dirinya .
Sungguh betapa luas anugerah dan kasih sayang Allah kepada hambanya
Dibalik setiap musibah dan kesulitan yang Allah berikan ada anugerah dan hikmah yang bisa kita pelajari dan sadari betul-betul dari makna itu semua.
Kisah 1
Dikisahkan dulu, di Bani Israel ada seseorang lelaki yang fasik (pelaku dosa dan maksiat).
Tidak ada yang bisa menahannya melakukan kefasikan. Sampai warga disekitarnya mengeluh karena di terlalu berbuat onar.
Maka orang-orang berdoa agar dimatikan saja orang tersebut.
Akhirnya Allah menurunkan Wahyu kepada NabiAllah Musa As, kata Allah “Ada pemuda fasik dikaum mu, maka keluarkanlah dia dari daerahmu, karena jangan sampai Aku menimpakan azab kepadanya hingga mengenai semua orang di daerah itu“.
Akhirnya pemuda itu pergi ke suatu daerah yang tidak ada kehidupan di situ. Hingga dia sakit dan tidak ada orang yang bisa membantunya.
Maka dia pun jatuh tersungkur keatas tanah. Pada saat dia terjatuh, dia berkata andai ada ibuku disampingku ini, dia pasti akan menyayangiku dan merawatku. Dan andaikata ada ayahku disampingku pasti dia akan menolongku dan membantuku dan mengurus segala perkara ku. Dan jika ada istriku hadir disampingku maka dia akan menangis lantaran perpisahan dengan diriku ini. Andai anak-anak ku hadir disekelilingku maka mereka akan menangis melepas kepergianku.
Andai Dia mengetahui khayalannya itu tidak akan akan dia dapatkan dia menangis, maka kemudian dia berucap Allahummaghfirli Walidiina Al Gharib Al Dhoif Al Fasik Wal Matrut Min Ila Bi Ila Ghariyah. Ahli keluargaku pasti mereka akan berdoa kepadaku, “Ya Rabb ampunilah anak-anak ku ayah ku dan yang fasik ini, yang terusir. Ini orang yang terputus dari segala sesuatu. Yang berada dalam kesendirian merasa tidak ada yang bisa membantunya. Engkau telah memutusku dengan ahli keluarga ku, maka jangan putuskan aku dari rahmatmu ya Allah“.
Begitu mendengar doa dari lisan yang sangat membutuhkan. Allah turunkan bidadari dari surga, menyerupai wajah ibunya dan ahli keluarganya, Allah perintahkan mereka untuk duduk disekelilingnya dan menangisi dia, ini semua dihadirkan oleh Allah SWT agar hatinya bahagia
Kemudian pemuda itu kembali ke kampungnya karena Allah telah merahmatinya dan mengampuni dosanya. Allah melakukan ini karena ingin mengabulkan doanya untuk berkumpul bersama keluarganya.
Sesungguhnya, jika seorang asing jika wafat, penghuni langit dan bumi menangisi kepergiannya yang dlam keadaan sendiri itu. Allah tidak pernah meninggalkan seorang hamba sendirian
Jika penghuni bumi dan langit dari kalangan malaikatKu menangisinya, mana mungkin Aku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak menyayanginya.
Sebelum meninggal Allah mengutus malaikatnya menyerupai ahli keluarganya untuk menangisinya, Dan ia meninggalkan ruhnya dalam keadaan bahagia. Dan jika jenazahnya mulai digiring, para malaikat mendoakan jenazah tersebut di atas kuburnya hingga hari kiamat.
Seorang Hamba Ketika Ditimpa Musibah
Nampak kejujuran atau ketulusan seorang hamba itu ketika dia terkena suatu musibah. Jika kita ingin melihat sifat asli seseorang.
Barang siapa yang bersyukur saat suka, dan marah saat tertimpa bala, maka ketahuilah dia adalah pendusta yang sesungguhnya.
Sama juga ketika kita ingin mengetahui teman yang setia, lihat siapa yang bertahan ketika kita dalam keadaan susah.
Kenapa para sahabat Nabi mendapat kedudukan Radiyallahuanhum waradhuanhu. Allah merihoi mereka semua dan mereka semua ridho kepada Allah. Kenapa keridhoan Allah sudah sampai duluan sebelum mereka sampai ke surga?
Kenapa mereka mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi sebelum mereka melihat kedudukan tersebut.
Karena mereka orang-orang setia, mereka menghampiri Nabi dikala Nabi sedang terhimpit dan susah. Membela disaat Nabi dimusuhi.
Ketahuilah jika seorang hamba dikumpulkan dengan seluruh ilmu yang ada di bumi di kepalanya, tapi tiba-tiba hatinya berontak dengan bala yang menimpanya, hatinya tidak suka akan bala, keluhan mulai timbul saat bala menimpanya maka tidak akan ada manfaat dari ilmunya.
Siapa yang tidak pernah ridho dengan ketetapan Allah dan tidak pernah bersyukur terhadap apa yang aku berikan, hendaknya dia mencari tuhan selain aku.
Hati-hati dalam menyikapi takdir yang ditetapkan Allah kepada kita. Selagi nikmat itu ada, syukuri !!
ketika nikmat itu tidak ada, ketahuilah awalnya memang semua nikmat itu tidak ada, lalu kemudian ada.
Bisa jadi nikmat yang ada lalu diambil oleh Allah, bukan Allah mengambil agar kau tidak memilikinya lagi, tapi bisa jadi Allah mengambil untuk menggantinya dengan nikmat yang lebih besar dan baik.
Dialah Allah yang paling dekat dengan hamba Nya lebih dekat dari urat nadi.
Jika kita melakukan perbuatan buruk, maka akan banyak orang yang mendoakan keburukan kepada kita hingga Allah murka kepada kita, namun jika kita banyak melakukan kebaikan maka ketahuilah akan banyak orang-orang yang menengadahkan tangannya berdoa untuk kebaikan kita yang membuat Allah menjadi ridho kepada kita.
Kisah 2
Dikisahkan seorang Nabi beribadah kepada Allah 50 tahun kemudian Allah mewahyukan kepadanya “Telah Kuampuni seluruh dosamu”.
“Ya Rabb kenapa Engkau menghapus dosa ku, padahal aku tidak pernah berbuat dosa, seumur hidup 50 tahun hanya kugunakan untuk ibadah saja. Aku tidak bertemu dengan orang. Mengapa yang Engkau ucapkan ucapan pengampunan ?”.
Maka pada suatu malam, salah satu uratnya berdenyut seperti kejepit. Pada malam itu dia tidak tidur. Keesokan harinya Malaikat datang. Maka Nabi tersebut mengeluh kepada Malaikat, sesungguhnya Allah berkata kepadamu ibadah 50 tahun mu tidak bisa menyamai satu keluhan mu akan kesakitan yang diuji oleh Allah.
Maka berhati-hatilah pada kesombongan dalam beribadah, kita sudah merasa diri kita sudah benar hakikatnya kita sangat jauh jika kita tidak dapat mensyukuri nikmat terkecil yang Allah berikan.
Nikmat tidak selalu dalam bentuk materi. Bahkan nikmat ibadah yang kita kerjakan pun tidak mampu menggantikan syukur kita akan nikmat yang Allah SWT berikan dalam tubuh kita ini
Jika ibadah 50 tahunnya seorang Nabi tidak mampu menggantikan nikmatnya satu urat, lalu bagaimana dengan ibadahnya kita ?
Allah begitu sangat mencintai kita maka jagalah rahmat dan perhatian Allah ini dengan senantiasa mengerjakan seluruh perintahNya dan tetap menjauhi laranganNya.
Mudah-mudahan Allah selalu memberi taufik hidayah Nya dan kesabaran Allah SWT anugerahkan kepada kita semua sehingga termasuk golongan yang orang-orang yang ahli sabar. Aamin
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ