Mukasyafatul Qulub (Menyingkap Rahasia Hati)
Episode 1 : Rasa Takut Kepada Allah
Karya : Syekh Imam Ghazali
Kamis, 28 Mei 2020
Ustadzah Aisyah Farid BSA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Syekh Imam Ghazali
Syekh Imam Al-Ghazali bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Abu Hamid at-Thusi as-Syafi’i. Lahir di Kota Thus pada tahun 450 H, dan wafat di kota yang sama pada Senin 14 Jumadil Akhir 505 H, pada usia 55 tahun.
Beliau adalah tokoh ulama besar, ahli fiqih dan tasawuf yang dikagumi banyak ulama dan kaum muslimin yang diberi gelar Hujjatul Islam.
Banyak karya Syekh Imam Ghozali yang bertemakan tentang tasawuf, salah satunya adalah Kitab Mukasyafatul Qulub yang berarti Menyingkap Rahasia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mukasyafatul Qulub (Menyingkap Rahasia Hati Untuk mendekatkan diri Kepada Allah)
Ingatlah kalian dengan hari esok ? apa yang kau sudah persiapkan untuk hari kiamat nanti?
Sedekah, ketaatan, shalat , zikir, serta beribadah lah agar mendapat pahala dihari kiamat
Bertakwalah semua kepada Allah.
Takwa disini maksudnya adalah takut dan patuh.
Hari kiamat, mulut semua akan dikunci, tangan kaki akan bersaksi atas semua perbuatan kita dibumi.
Orang yang merasa takut kepada Allah dapat dilihat dari beberapa tanda berikut :
Tanda pertama : dari lisannya, tidak berbohong
Orang yang bohong, tidak bisa diambil sumpahnya. Dan orang yang beriman tidak pernah bohong. Itulah pentingnya lisan bagi orang beriman, hati-hati dalam berucap.
Dosa bersumpah (jika sumpah itu tidak ada), maka dosa sumpah harus ditarik. Dan menarik sumpah adalah 3 hari.
- Orang yang ghibah adalah yang membicarakan orang lain
- Namimah adalah orang yang mengadu domba
- Orang yang kepo, ingin tahu urusan orang, itu adalah fudhul tanda bahwa orang yang tidak takut (belum memiliki rasa takut sesungguhnya kepada Allah ta’ala).
Jadikanlah lisan kita sibuk mengingat Allah.
Jangan mengatakan yang merugikan orang lain, jadikan kata-kata kita dengan pembicaraan yang baik.
Tanda kedua : melalui hatinya tidak dengki/hasad
Seseorang nampak takut kepada Allah adalah dari hatinya, tidak akan keluar sikap yang benci. Jika sifat hasud, dengki, benci masih ada di hati kita itu menandakan berarti belum takut sama Allah.
Bohong, menipu, dongkol, hasad (hasad menghabiskan kebaikan kita. hingga pahalanya hilang).
Hasad adalah pencukur agama,
Pahalanya akan hilang sama seperti mencukur rambut
Seperti api memakan kayu, habisnya akan cepat luar biasa.
Sama seperti menyalakan api kedengkian didalam hatinya.
Hasud/hasad itu dari penyakit yang besar dosanya. Tidak bisa disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.
Jika kita masih hasad, berarti belum ada ilmu dan amal didalam diri kita.
Bagaimana jika ada orang yang berilmu yang masih hasad ? berarti ilmunya belum ada.
Berilmu bukan yang menghapal banyak kitab. Ilmu sesungguhnya adalah apa yang kau pelajari mampu menanamkan rasa takut kepada Allah. Rasa takut yang masuk kedalam hati, itu yang disebut ilmu.
Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang memiliki lisan yang baik.
Tanda ketiga : cara memandang, tidak memandang kepada yang haram
Tidak akan memandang kepada hal yang haram (melirik pun tidak), dari apapun, baik terhdap makanan/minuman yang haram.
Jika ada lisan yang berkata “Enak ya orang kafir bisa minum-minuman keras“, maka orang ini adalah orang yang tidak takut kepada Allah. Dan orang beriman tidak akan mengeluarkan lisan seperti ini.
Seharusnya orang yang sudah hijrah merasakan nikmat karena hijrahnya. Dan berterima kasih kepada Allah, kita tidak seperti mereka, dan mendoakan mereka agar mendapat hidayah.
Dunia yang kita kejar, dunia yang kita cari untuk apa ?? untuk membahagiakan hati didunia? atau kita ingin bahagia di akhirat ??
Dunia membuat kita lupa. Karena perkara didalamnya banyak. Dengan perkara dunia kita bisa saling tidak tegur sapa dengan orang lain. Anak kurang ajar terhadap orangtua. Saudara saling bermusuhan.
Maka jangan memandang kekaguman terhadap dunia.
Seharusnya orang yang takut sama Allah, matanya memandang suatu peristiwa sebagai i’tibar (pelajaran) tidak merendahkan. Dan lihatlah segala sesuatu dengan pandangan positif.
Misal, belajar adab dari orang yang kurang ajar. Dalam pandangan kita, mudah-mudahanan kita tidak seperti itu.
Orang yang melihat sesuatu yang haram, yang menimbulkan hati berkata-kata. “Ya Rabb kenapa kau berikan nikmat itu kepada dia, bukan kepada ku ?” ini termasuk kategori yang memandang dengan pandangan haram. Maka Allah akan memenuhi matanya kelak di hari kiamat dengan Api Neraka, naudzubillah.
Tanda keempat : melalui perutnya, perutnya tidak akan diisi dengan sumber yang haram
Misal, dari hasil judi, lotre, menipu.
Malaikat melaknat orang yang makan haram selama yang haram itu ada diperutnya.
Tanda kelima : melalui tangannya, tidak mengambil sesuatu yang haram
Orang yang memiliki rasa takut kepada Allah, ia tidak akan mengambil sesuatu yang haram, seperti mencuri, melakukan kejahatan kepada orang lain melalaui tangannya.
Dia akan melakukan kebaikan dengan tangannya karena Allah.
Ketika ada seseorang yang disodorkan makanan haram, tetapi dia tidak mau. Maka Allah akan menyiapkan istana 70.000 didalamnya lagi ada 70.000 rumah. Ini hanya balasan untuk orang yang menolak sesuatu yang haram.
Tanda keenam : melalui kaki, tidak menuju ketempat maksiat.
Kaki kita tidak akan berjalan menuju kemaksiatan, tetapi berjalan menuju kepada Allah SWT, bergabung bersama Ulama, duduk di kajian, dan tidak ke tempat yang tidak bermanfaat (seperti tempat karokean).
Bayangkan bagaimana hidup tanpa kaki ?
Dengan melangkahkan kaki kita dalam kebaikan, maka Allah akan menyembuhkan kita.
Tanda ketujuh : melalui ketaatan
Bagamana dia berbuat taat kepada Allah, bukan memikirkan shalat itu wajib. Tapi yang dia fikirkan adalah balasan dari Allah, dia tidak mencari pamor (Lillahi ta’ala…)
Jika kita bisa menampakkan ketujuh tanda tersebut, maka akhirat sudah dipersiapkan untuk orang-orang yang bertakwa oleh Allah SWT.
Banyak surga yang Allah siapkan, penuh dengan kenikmatan kedudukan yang tinggi disisi Allah Ta’ala. Bagi orang-orang yang bertakwa kelak dihari kiamat diselamatkan dari api jahannam.
Hikayah
Suatu ketika, Nabi Daud pernah duduk ditempat ibadah, sedang membaca kitab Zabur. Kemudian dia melihat ke tanah, ada seekor cacing merah.
Lalu berkata dalam hatinya, “Allah mau apa dengan cacing ini ? kenapa Allah menciptakan cacing ?”.
Kemudian Allah mengizinkan cacing merah berkata, “Ya Nabiallah, jika di siang hari Allah selalu memerintahkan ku untuk membaca Subhanallah Walhamdulillah Wa Laa Ilaa Haillallahu Allahuakbar sebanyak 1000x. Adapun malam hariku, Allah memerintahkan ku untuk membaca Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad Annibiyyil Ummiyyi Wa Ala Ali Wasohbihi Wasallam 1000x”.
Lalu cacing berkata lagi, “Ucapan apa yang bisa aku ambil dari ucapanmu wahai Nabi Daud”, kata cacing.
Mendengar kalimat itu, Nabi Daud menyesal karena pernah meremehkan Cacing Merah.
Lalu bagaimana dengan kita ?
Kita yang sedikit amal merasa tenang ?? Jangan pernah merasa aman dengan amal yang sudah pernah kita lakukan !!.
والله أعلمُ