السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاه والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله وصحبه ومن والاه
ربى اشرح لى صدرى ويسر لى امرى واحلل عقدة من لسانى يفقهو قولي
Pemirsa yang dimuliakan dan dicintai Allah SWT, kembali lagi kita didalam program wasiat Rasulullah SAW.
Pada kesempatan kali ini insyaAllah kita akan menguraikan daripada sabda Nabi kita Muhammad yang berkenaan tentang Shalat.
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم
مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَاةَ كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا، لَمْ تَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانًا وَلَا نَجَاةٌ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ فِرْعَوْنَ وَقَارُونَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
“Barangsiapa yang memelihara shalat, maka shalat akan menjadi cahaya baginya, bukti, dan keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak memeliharanya, shalat itu tidak akan menjadi cahaya, bukti, maupun keselamatan baginya. Sedangkan dia di hari kiamat akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.”
Dalam hadits ini Nabi SAW menguraikan kepada kita, barangsiapa yang memelihara shalat, maksud dari kata memelihara shalat ialah mendirikan salat, mengerjakan shalat yang diperintahkan oleh Allah kepada seluruh kaum muslimin di dalam rukun Islam yang kedua yaitu mendirikan shalat sehari lima kali.
Dan dikata-kata memelihara disini,
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kepada kita agar memelihara salat itu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasululah SAW
Memelihara artinya menjaganya dengan yang sebaik-baiknya .
Apa yang terjadi bagi seorang hamba jika dia telah memelihara shalat ?
Kata Nabi
كَانَتْ لَهُ نُورًا
Maka baginya cahaya, cahaya didalam kehidupannya, cahaya didalam urusannya, bahkan cahaya didalam rumah tangganya, cahaya dalam menuntunnya mendapatkan rezekinya.
Cahaya ini bukan sembarang cahaya.
Tapi cahaya yang mendatangkan dihati kita semua ketenangan, ketenangan yang memang dicari oleh setiap manusia.
Kemudian Nabi menambahkan
بُرْهَانًا وَ
Dan bukti, bukti seorang hamba bahwa dia adalah hambanya Allah, bahwa dia adalah orang yang beragama islam, adalah jika dia telah mendirikan shalat, bukti itu akan menjadikan dia selamat di hari kiamat.
Dan nabi mengatakan
وَنَجَاةً
keselamatan dia di hari kiamat pada saat sidang pada saat dihisab oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana kita ketahui
أَوَّل ما يُحَاسَبُ بهِ العبدُ
yang pertama akan dihisab oleh Allah bagi setiap manusia adalah tentang shalatnya.
Dan dengan shalat ini kita akan selamat dihari kiamat dari hisab dan pertanyaan Allah SWT.
Namun Nabi bilang, “Barangsiapa yang tidak mau memeliharanya, yang tidak menjaganya, yang tidak menegakkannya”.
Nabi menyebut, “Maka baginya tidak ada cahaya, kehidupannya akan gelap, kehidupannya akan hancur, rumah tangganya akan berantakan, bahkan suntuk dan sulit akan menyertainya kemanapun dia berada“.
Rezeki akan sulit digapai lantaran tidak ada pencerahan cahaya yang menuntunnya akan itu semua. Dan yang lebih parah lagi keselamatan tidak akan dia pernah gapai didunia ataupun diakhirat. Naudzubillahiminzalik
Bahkan didalam hadits ini Nabi menyebut “Orang ini akan digabungkan, akan disatukan, Naudzubillah.. “Bersama Fir’aun, Haman, Qarun dan Ubay bin Khalaf , yang mana mereka semua adalah musuh-musuhnya Allah yang Allah kategorikan mereka orang-orang yang akan dijebloskan ke dalam neraka“. Naudzubillahiminzalik
Bukti yang disebut oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, seseorang jika mengerjakan salat yang akan menjadikan itu sebagai dalil keselamatannya di akhirat, jika kita mengingat kisah iblis yang dilaknat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pada saat itu iblis diperintahkan untuk sujud kepada NabiAllah Adam , tapi iblis menolak, iblis berkata “Ya Rabb Engkau ciptakan aku dari api sementara Adam dari tanah, untuk apa aku bersujud kepadanya, aku lebih baik daripada adam”. Tapi ketahuilah iblis tidak pernah menolak sujud kepada Allah.
Dikatakan tidak ada sejengkal disurga melainkan iblis telah meletakkan dahinya di sana. Iblis telah lama bersujud kepada Allah dan menghambakan dirinya kepada Allah, tapi iblis dilaknat, karena menentang perintah Allah.
Adapun kita manusia, siapa kita ? punya apa kita ? sehingga kita berani meninggalkan perintah Allah, yang padahal kita tahu kita tidak akan memiliki hujjah, tidak akan memiliki pembelaan, disaat Allah bertanya, “Apa yang membuatmu meninggalkan shalat, apa yang membuatmu meninggalkan perintahKu”.
Apakah kita tidak malu jika kita menjawab “Maaf ya Rabb, aku terlelap, aku khilaf, aku begitu dibuai oleh kenikmatan dunia”
Kemudian Allah akan bertanya lagi kepada kita “Tidakkah kau malu, kenikmatan yang kau nikmati itu semuanya datang daripada Aku ” Subhanallah.
Jika kita melihat dari kisah ini, iblis diusir dari surga, lantaran menentang perintah Allah, tapi tidak menentang sujudnya kepada Allah. Lalu siapa kita ? berhakkah kita masuk kedalam surga ? atau tanyakan kepada diri kita, jangankan perintah, kewajiban yang bahkan Allah telah wajibkan kita untuk sujud meletakkan dahi, menghambakan diri kita kepadanya pun kita menganggap itu adalah hal yang remeh, kita tidak menganggap itu adalah suatu hal yang menjadi keharusan dalam hidup kita.
Padahal kita tahu betul, bahwa pada saat kita mengerjakan shalat, Shalat tidak diartikan shalat kecuali karena artinya adalah hubungan.
Seorang Hamba jika mengerjakan shalat berarti dia telah menjalin suatu hubungan dengan Allah.
Dan yang lebih lagi, disaat kita meletakkan dahi kita dilantai, Allah menyatakan
“Paling dekat seorang hamba kepada Tuhannya adalah disaat, diwaktu dia sujud”.
Tidakkah kita mendekatkan diri kita kepada Allah, mengadu, memohon, berharap, meminta dan merasakan kenikmatan yang didapat dengan meletakkan dahi kita semata-mata tujuannya hanya untuk Allah ?
Pemirsa yang dirahmati Allah, jangan pernah kita menganggap remeh shalat yang diperintahkan oleh Allah kepada kita, justru jadilah kita menjadi orang-orang yang berusaha mendirikan shalat, didalam tengah kesibukan kita, sesibuk apapun kita, jadikan shalat adalah prioritas utama kita dalam hidup, sehingga jika kita menjadikan itu prioritas utama dalam kehidupan, Allah akan menjadikan kita prioritas utamaNya yang akan diselamatkan dikelak hari.
Semoga kita semua menjadi hamba-hambanya yang senantiasa menjaga dan memelihara shalat, beserta seluruh anak keturunan kita dan ahli keluarga kita , Aamiin, Yaa Rabbal Alamin
وبيه الله وفك والهداية وصلالوالكم وارحمة الله وبركاته