ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญูููู ู
๐
๐๐ฌ๐ ๐๐๐ซ๐ญ๐๐ฆ๐: ๐๐ข๐๐๐ง๐๐ข, ๐๐๐ฉ๐ข ๐๐๐ซ๐ญ๐๐ก๐๐ง
Saat kita mulai melangkah di jalan kebaikan, fase pertama yang harus kita hadapi adalah dibenci. Entah dihina, diremehkan, atau bahkan dimusuhi tanpa alasan yang jelas. Ini fase ujian pertamaโbanyak orang mundur karena tak kuat menghadapi cemoohan. Tapi kalau kita bertahan, berarti kita sudah melewati tahap awal dalam perjalanan ini.
๐
๐๐ฌ๐ ๐๐๐๐ฎ๐: ๐๐ข๐๐๐ง๐๐ข
Ketika seseorang sudah sampai pada tahap ini, ia akan mulai menjaga dirinya dengan lebih baik. Ibarat rumah yang jendelanya sudah dipasang, debu dari luar tak bisa masuk seenaknya. Hatinya tak lagi mudah dikotori oleh kebencian orang lain. Ia sadar bahwa rumah ini harus dijaga, agar tetap bersih dan nyaman. Tapi ini belum fase tertinggi.
๐
๐๐ฌ๐ ๐๐๐ญ๐ข๐ ๐: ๐๐๐ง๐๐ข๐ง๐ญ๐๐ข ๐๐๐ง๐ฉ๐ ๐๐ฒ๐๐ซ๐๐ญ
Jika kita sudah melewati fase kedua, kita akan masuk ke zona orang-orang pilihanโzona orang-orang shalih dan penuh rahmat.
Di fase ini, seseorang yang dizalimi masih bisa membalas dengan kebaikan. Ini bukan kebodohan, tapi kebersihan hati yang luar biasa. Bukan pura-pura baik atau menahan marah dengan wajah sinis, tapi kebaikannya tulus. Ia tak lagi menyimpan dendam.
Orang yang sudah sampai di fase ini, toleransinya menjadi luas. Ia mudah memaafkan kesalahan, karena hatinya sudah begitu bersih hingga tak ada ruang untuk kebencian. Bahkan, keburukan dari orang lain tak lagi bisa mengotori hatinya.
๐
๐๐ฌ๐ ๐๐๐๐ฆ๐ฉ๐๐ญ: ๐๐ข๐๐ข๐ง๐ญ๐๐ข ๐จ๐ฅ๐๐ก ๐๐๐ซ๐๐ค๐ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐๐๐ซ๐ง๐๐ก ๐๐๐ฆ๐๐๐ง๐๐ข
Jika kita berhasil melewati fase mencintai tanpa syarat, kita akan naik ke level berikutnyaโfase di mana kita mulai dicintai.
Dulu, orang-orang yang menghardik, mencaci, meremehkan, dan menginjak-injak kita, tiba-tiba berubah menjadi orang yang menghormati dan mencintai kita.
Ketika sudah sampai di fase ini, itu tanda bahwa Allah dan Rasul-Nya pun telah mencintai kita. Dan jika sudah dicintai Allah, maka musuh sekalipun tak akan mampu mencelakai kita.
Lihatlah bagaimana Allah mengubah Umar bin Khattab. Dulu, ia datang membawa pedang untuk membunuh Rasulullah, tapi akhirnya ia jatuh cinta begitu dalam kepada beliau. Dari seorang yang membenci, menjadi pecinta sejati. Siapa yang mengubah hatinya? Allah.
Maka, teruslah melangkah. Fase sulit hanya sementara. Jika bertahan, kelak engkau akan melihat bagaimana Allah mengubah segalanya.
Tahukah kamu, saat membaca Hadroh, sebenarnya kamu sedang meminta kekuatan, dan kamu tahu sedang meminta kepada siapa? Kepada Allah.
Tapi di saat yang sama, kamu juga meminta agar sesuatu yang kamu benci lenyap.
Sadarkah kamu?
Saat berada di fase ini, mungkin kamu merasa sudah tidak menyukai siapa pun lagi.
Jangan hanya karena tidak mendapatkan perlakuan yang kamu harapkan, lantas memilih mundur. Jangan!
Tetap maju, tetap istiqomah.
Tiba-tiba muncul perasaan kasihan pada orang yang dulu menyakitimu.
Kasihan, banyak dosanya, banyak khilafnya.
Di zaman seperti ini, hatinya masih kotor saja. Kasihan.
Tapi jika kamu sudah naik level, mereka yang dulu menghina, justru akan jatuh cinta. Tiba-tiba datang, meminta maaf, padahal kita tidak lebih baik dari mereka.
Tanpa sadar, fase demi fase berlalu karena kamu tetap istiqomah di jalan Allah.
Teruslah melangkah ke depan, jangan menoleh ke belakang.
Jangan bercabang-cabang dalam perjalananmu, luruskan niat dan langkah.
Kalaupun terjatuh, bangkit lagi dan lanjutkan.
Silakan idenifikasi, kamu ada di level mana saat ini?
Jika kamu menginginkan kebahagiaan di akhir perjalanan, maka kamu akan menemukan cinta Allah di sana.
Nabi bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba, maka diumumkan kepada para malaikat di langit.
Maka penduduk langit pun diberitahu bahwa Allah telah jatuh cinta kepada hamba-Nya.
Dan ketika penduduk langit telah menerima pengumuman itu,
Allah menanamkan rasa cinta di hati hamba-hamba-Nya di dunia.
Mereka yang dulu tidak menyukai kita, tiba-tiba saja mulai menerima kita.
Tapi ingat, itu bukan karena kita hebat! Jangan berkata, “Telan tuh ludah sendiri!”
Yang benar adalah, “Allah itu Maha Baik.”
Mereka yang dulunya penuh luka dan kebencian, dengan izin Allah berubah. Hati mereka tunduk dan mulai memperhatikan kita.
Itu semua karena Allah telah mencintai kita, maka Dia pun menempatkan cinta untuk kita di hati hamba-hamba-Nya.