Bagaimana Sy Asiyah Menghadapi Firaun ?

Bagaimana Sy Asiyah Menghadapi Firaun ?

You are here:
< All Topics
Table of Contents

Bagaimana sayyidati Asiah istri Firaun menghadapi suaminya sendiri selama hidupnya yang akhirnya beliau dicatat sebagai penghuni surga ?

Bagaimana Sayyidah Asiyah menghadapi suaminya Firaun, maka ini kadang-kadang jadi pelajaran bagi para istri di umat Nabi Muhammad SAW kalau punya masalah dalam rumah tangga yang berkenaan dengan suami suami yang tidak sesuai dengan kriteria. Apakah itu kriteria kita sampai dengan kriteria agama sekalipun, tapi sudah menjadi pasangan kamu, bukan lagi milih ya, sudah nasibnya ditakdirkan menikah sama dia, yang salatnya berantakan, mencari nafkahnya bermalas-malasan, tanggung jawabnya kurang.

Bagaimana menyikapinya ?

Maka didatangkan kepada kita contoh seorang Asia. Kalau suamimu belum lebih parah dari Firaun maka sepatutnya kamu harus juga lebih mampu bersabar.

Seorang Asiah, dia memilih tetap bersabar menghadapi Firaun. Dan hasil sabarnya dia dari Firaun, Allah berikan kenikmatan untuknya yang abadi di akhirat di surga bersanding dengan Nabi Muhammad Nabi.

Lalu kenapa Asiyah tidak disandingkan saja dengan Nabi Musa. Padahal satu zaman dengan Nabi Musa. Justru Allah pilihkan manusia terbaik dan Nabi terbaik yang pas untuk menjadi pendampingnya Asiah di surga. Dia memilih sabar dan dia tidak terpengaruh dengan emosinya Firaun

Bukan kalau Firaun ngomel-ngomel, kalau Firaun lagi buat hal, kalau Firaun lagi bertingkah, dia bertingkah juga. Tidak. Pernahkah kamu jumpai sekali saja dalam sejarahnya yang kita baca tentang seorang Asiah minggat dari istana ? Tidak. Dia tetap memilih untuk terus menghadapi suaminya, namun dengan tetap menggantungkan dirinya kepada Allah, Tuhan yang diyakini walaupun tahu betapa parahnya seorang Firaun tapi Asiah tidak memilih meninggalkan Firaun.

Apapun yang dia pilih, dia menjadi manusia bertakwa, manusia beriman, manusia yang memegang teguh kepada sang Pencipta. Hanya itu modalnya. Dia tetap teguh dengan apa yang dia yakini tentang Allah. Apa yang Allah utus kan daripada Nabi Musa. Ia tetap percaya dan yakin, dia perbaiki terus keimanannya, keteguhannya, kemudian ketergantungannya hanya kepada Allah SWT. Maka Allah berikan kekuatan untuk Asiah walaupun suaminya seorang Firaun, Asiah tetap mampu bertahan .

Tapi kenapa wanita sekarang suaminya belum lagi 10% levelnya Firaun, tapi sudah mental. Kenapa ?

Karena sandarannya salah. Bersandarnya pada yang salah.

Sayyidah Asiah mampu melewati fase itu karena dia punya dzat Yang Maha Kuat. Allah yang ia jadikan sebagai sandaran, tempat dia mengadu, tempat dia menangis, tempat dia memohon, tempat dia berharap.

Itulah Asiah yang selalu menjadikan Allah sebagai penguatnya. Jika minta dari sesama manusia, maka manusia sama-sama lemah.

Maka mintalah (kekuatan) kepada yang Maha Kuat yaitu Allah SWT.

error: Content is protected !! by aisyahfaridbsa.official